2

63 12 3
                                    

𝐅 𝐥 𝐨 𝐰 𝐞 𝐫

Disaat ini kita tidak bersama lagi, tapi kumohon jangan melupakan kenangan kita, itu sangatlah berharga. Ku yakin suatu saat kita bisa membangun lagi kenangan bersama”

. . .

"Apa yang kau lakukan Youra! sudah Omma bilang kau tak boleh kesini mengapa kau keras kepala sekali! kau tuli atau bodoh hah!?" Youra meringis saat rambutnya ditarik kasar oleh Jiwon, rasanya rambutnya benar-benar ingin lepas dari kepalanya.

"Harus dibilang berapa kali sampai kau mengerti!?" Jiwon menghempaskan Youra ke tanah dengan kasar, Youra diperlakukan seperti itu masih bergeming ditempat

"Youra! Apa kau mendengarkan Omma!?" Ucap Jiwon membuat Youra tersadar dan ia hanya mengangguk-angguk.

Jiwon pun langsung meninggalkan Youra sendiri, saat itu pun maid mulai mendatangin Youra untuk membantunya

"Jangan ada yang membantu Youra! Kalau tidak kalian semua dipecat!" Ancaman tersebut pun membuat para maid mundur, terasa perih melihat Youra yang udah kotor dan terluka, ia kesal terhadap Nyonyanya tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanyalah maid.

Youra mendengar itu hanya tersenyum gentir, apa ia salah mendatangin tempat kerja Appanya? Mengapa ia selalu tidak di bolehkan kesana..padahal ia sangat merindukan Appanya, hanya disitu kenangan yang selalu ia buat dengan Appanya tapi ia tidak diperbolehkan masuk.

"Maafkan kami Nonna" ucap salah satu maid. Youra hanya tersenyum, ia bangkit dan jalan dengan tertatih - tatih, menahan semua rasa perih disekunjur tubuhnya.

Saat sampai kamarnya. Youra pun bergegas kekamar mandi menghidupkan shower dan menangis, memeluk lututnya membiarkan air membasahi tubuhnya, menahan semua perih ditubuhnya tapi ada yang lebih perih dari pada itu yaitu rasa kecewanya dengan Ommanya yaitu Jiwon.

Semenjak ditinggal Appa semuanya berubah menjadi kelam, dan Jiwon menyalahkan dirinya atas kepergian Appa, yang dulu ia sangat menyukai bunga terutama mawar. Tapi semua berubah, karena dulu ia sangatlah keras kepala menyuruh Appanya membelikan bunga untuknya, tapi malah Appanya tidak balik sampai sekarang yang membuat Jiwon menyalahkannya, bisa dibilang memang salahnya yang membuatnya terbebani sampai sekarang.

"Youra..aku tahu kau menangis di dalam sana, jangan basah-basahan ra itu bisa membuatmu sakit, cepat keluar aku menunggumu" Youra hanya menutup matanya mendongak keatas merasakan air yang begitu dingin menusuk kulitnya, Youra seolah tuli ia tidak mau mendengarkan pemuda itu, mengapa dia selalu ada saat ia terpuruk? Apakah dia adalah titipan tuhan untuk menjaga dirinya? Ia tidak tahu itu, dan tidak akan tahu, ia hanya seperti orang bodoh jika mempertanyai itu lagi, tapi ia sangat bersyukur pemuda itu selalu ada untuknya.. ia tidak ingin pemuda itu pergi sampai kapan pun itu.

"Youra apa kau baik-baik saja di dalam sana?" Tidak ada jawaban satu pun yang pemuda itu dengar, sudah 2 jam dia menunggu disini, tapi dia hanya bisa menunggu tidak mungkin dia akan mendobrak pintu itu yang bisa membuat suara gaduhan terjadi.

Cklek

Spontan pemuda itu menoleh ke arah kamar mandi, melihat Youra yang basah kuyup, kulitnya sepucat mayat. Pemuda itu pun mengambilkan handuk kecil untuk Youra, tapi tiba-tiba Youra ambruk saat pemuda itu ingin memberikan handuk, pemuda itu langsung menangkap Youra, dia bingung harus bagaimana.

. . .

Youra terbangun karena ada yang mengelus - elus kepalanya. Pertama kali pas ia membuka matanya ia langsung melihat pemuda itu yang sedang mengelus - elus kepalanya. Youra langsung teringat tadi ia basah kuyup.. jadi siapa yang menggantikan bajunya? jangan - jangan..

"Kau tidak perlu khawatir, bukan aku kok. Tadi maid datang pas kau jatuh" Itu membuat Youra malu sekaligus lega, ia selalu saja bisa membaca pikirannya

Pemuda itu hanya terkekeh melihat wajah Youra semerah tomat, pemuda itu pun mengambil susu di atas nakas dan mamberikannya pada Youra.

Youra pun langsung meneguknya sampai habis dan menaruhnya kembali ke atas nakas.

"Youra" merasa di panggil ia pun menoleh ke pemuda itu

"Apa kau pernah berfikir? Jika tiba-tiba kita berpisah?"

"Mengapa kau berfikir seperti itu? Apa kau akan meninggalkan aku sendiri disini?"

"Tidak Youra. Bukan seperti itu"

"Terus apa hah!?" Youra mudah sekali tersulut emosi jika ada pembahasan tentang perpisahan, karena ia tidak mau lagi ada perpisahan terjadi. Ia egois? Ia dia egois jika orang yang ia sayang tiba-tiba pergi meninggalkannya seolah tuhan tidak senang melihat ia di sekelilingin orang yang ia sayang.

"Youra. Dengarkan aku dulu" Youra bergeming ditempat, bagaimana jika pemuda itu betulan pergi darinya?

"You─"

"Youra! Omma sudah memanggil mu beberapa kali mengapa kau tidak turun!?, dan siapa pemuda itu!?" Jiwon yang secara tiba-tiba masuk ke kamar Youra membuat dirinya panik, ia ceroboh lupa mengunci kamarnya.

"Kau siapa hah!? Berani-beraninya masuk kedalam kamar seorang gadis!? Apa kau tak punya malu!!?" Jiwon menarik tangan pemuda itu dan menghempaskan ke lantai yang mengakibatkan kepala pemuda itu terbentur.

Youra melihat itu teriak, ia langsung berlari ke arah pemuda itu tapi tangannya tiba-tiba ditahan Jiwon.

"Kau! Cepat tahan Youra!" Tangan Youra ditahan oleh salah satu maid yang membuatnya nangis histeris saat melihat Jiwon memukuli pemuda itu

"Omma! Jangan kau memukulinya ia tidak bersalah!" Teriak Youra, tapi Jiwon tidak perduli ia terus memukuli pemuda itu sampai ia menjawab, Youra yang berusaha memberontak tapi tidak bisa, ia hanya lah gadis kecil dengan tenaga yang begitu kecil.

"Siapa kau!? mengapa kau tidak menjawab hah!!?" Tanya Jiwon sekian kalinya pemuda itu hanya terdiam menatap Youra dengan tersenyum, sejenak Youra berhenti menangis saat ia bertatapan dengan pemuda itu, tapi tidak berlangsung lama saat melihat Jiwon mengambil sebuah balok guna memukul pemuda itu.

"OMMA JANGAN!!" Youra langsung menginjak kaki maid yang menahannya dengan keras hingga terlepas dan berlari ke arah pemuda itu untuk melindunginya.

Brakk!





𝐓𝐁𝐂

FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang