5

55 8 0
                                    

𝐅 𝐥 𝐨 𝐰 𝐞 𝐫

“Karena saat kita bersama, aku mampu tersenyum, dan karena dirimu aku mampu menangis”

. . .

Jiwon mulai menjadi - jadi, bahkan ia membawa seorang pria masuk kerumahnya tersebut, dan melakukan hal senonoh di depan Youra yang dibawah umur, tapi Youra seolah tak perduli, ia sudah tidak perduli lagi dengan Jiwon semenjak 3 bulan akhir ini.

Youra pergi turun menyusuri tangga, ia melirik ke Jiwon yang sedang berciuman dengan pria berbeda, pria itu menghentikan ciumannya saat melihat Youra lewat.

"Sayang... siapa itu?" Tanya pria itu sembari menunjukkan Youra yang pergi ke arah dapur

"Oh dia hanya pembantu" Youra dengar itu, ia sangat mendengarnya bagaimana tidak? Jiwon mengucapkannya dengan nyaring, seolah biar Youra mendengarnya, tapi Youra tidak perduli ia harus ke tujuan utamanya untuk mengambil minum, setelah itu pergi ke kamarnya.

"Oohh begitu, sayang boleh tunjukan dimana toilet disini?" Tanya pria itu lagi,

"Diatas sana~" ucap Jiwon bergelut manja di lengan pria itu, tapi pria itu melepaskannya dan ijin pergi ke toilet.

. . .

Youra menghempaskan tubuhnya dikasurnya yang empuk, menatap langit - langit kamarnya, 3 bulan ia cukup bertahan sendiri di rumahnya yang serasa seperti neraka baginya, Youra mulai berfikir untuk kabur dari sini, ia tak akan sukses jika ia hanya disini saja, ia harus kabur dari rumah ini.

Tok tok tok

Youra berhenti berfukir sejenak dan melirik ke pintu, yang enggan sekali ia buka, jika itu Jiwon pasti dia akan teriak - teriak bukan? Jika bukan Jiwon siapa?

Tok tok tok

Akhirnya Youra bangun dari tempat tidurnya, dan jalan ke arah pintunya untuk membuka pintu dan melihat siapa pelaku tersebut.

Youra menatap pria itu heran, bukan kah itu pria yang tadi ia lihat di bawah? Mengapa ada dia kesini?

"Maaf jika menganggu, bolehkah numpang toilet disini?" Youra tambah menatapnya dengan heran, bukannya ada toilet di kamar tamu?

Youra menatap sinis ke pria itu, jangan - jangan ia ingin melakukan hal - hal yang tidak dengan Youra? Tapi ia berusaha untuk tetap tenang

"Bukannya ada toilet di kamar tamu?" Tanya Youra menyipitkan matanya menatap pria itu

"Ahh i - itu" pemuda itu menggaruk kepala belakangnya seperti salah tingkah, Youra semakin curiga terhadap pria di depannya ini, "toiletnya rusak, saya baru dari sana" ucapnya pria tersebut.

"Coba saya liat dulu" ucap Youra keluar melewati pria itu, tapi pria itu menahan tangan Youra, Youra spontan menepis tangan pria itu dan menatapnya dengan sinis, "maaf saya tidak bermaksud begitu, tapi saya udah tidak tahan jadi bisa kah saya pinjam dulu?" Ucap pemuda itu panjang lebar

Youra menghembuskan nafasnya kasar, ia hanya bisa pasrah "baiklah, biar saya tunjukan" Youra kembali memasuki kamarnya diikuti pria itu dari belakang

"Toiletnya ada di─ Apa yang kau lakukan!" Youra membelakkan matanya melihat pria itu mengunci kamarnya, pria itu menyeringai menatap Youra, Youra semakin waspada terhadap pria di depannya ini.

"JANGAN MENDEKAT!" Seru Youra tapi pria itu malah semakin mendekat, pikiran Youra buntu ia tidak tau harus ngapain, ia melihat sekelilingnya, ia menemukan botol kaca di meja belajarnya akhirnya ia lari kesana, pas ia mengambil botol kaca tersebut, tiba - tiba pria itu memeluknya dari belakang, dan meraba perut Youra yang rata, Youra sontak kaget di menghadap belakang dan memukul kepala pria itu dengan keras, "aghhh.." pria itu melepaskan pelukannya dan memegangin kepalanya yang barusan dipukul Youra.

"Sialan!" umpat pria itu menatap tajam ke arah Youra, Youra merasa takut, ia berada dalam bahaya, pria itu pun berlari ke arah Youra, dan mengunci pergerakan tubuh Youra, Youra ingin berteriak tapi mulutnya di bekap kain oleh pria tersebut, air mata Youra mengalir begitu saja di pipinya, ia merasa sangat takut kali ini, sangat takut, pria itu mulai membelaikan pipinya Youra berlahan - lahan

Youra menatap pria depannya dengan tatapan benci, ia sangat tidak sopan dengan Youra, Pria itu mulai mengelus punggung Youra dengan sensual, Youra menutup matanya dengan erat, ia merasa sangat jijik dengan pria di depannya ini, pria itu pun mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Youra, ia ingin mencium Youra walau mulut Youra dibekap oleh kain, Youra pun berusaha menghindar jika ia ingin di cium tapi malah di tampar oleh pria itu, Youra tidak tahan dengan ini semua, ia harus bertindak jika tidak sesuatu yang buruk akan terjadi padanya.

Tiba - tiba ia menoleh ke arah bawah, ia mempunyai ide saat pria itu mulai mendekati wajahnya lagi Youra hanya diam menatapnya, setelah itu Youra menginjak kaki pria itu dengan amat keras,

"Bangsat!" Youra terlepas tadi pria itu dan lari ke arah pintu dan membuka pintu dan keluar dari situ Youra menghela nafas lega, ia terjongkok karena masih syok akibat tadi, saat melihat Jiwon berjalan ke arahnya, Youra yakin pasti Jiwon tadi mendengar ia langsung berlari memeluk Jiwon, Jiwon membeku melihat Youra memeluknya dengan tiba - tiba,

Pria itu keluar dari kamar Youra, dan kaget melihat Jiwon, Jiwon melihat itu ia langsung melepas pelukan Youra dengan kasar dan pergi mendekati pria itu "Ngapain kau dari kamar Youra?"

"I - itu dia! Tadi dia menggodaku sayang!" Ujar pria itu sembari menunjuk Youra, Youra tersentak bukanya pria itu yang ingin melecehkannya? Seolah tidak terima ia mendatangin pria itu dan menamparnya, ia yakin pasti Jiwon lebih percaya padanya tapi malah Jiwon menampar Youra dengan keras sampai Youra terjatuh

Ia tidak menyangka Jiwon ommanya sendiri lebih percaya dengan pria tersebut, Youra berdiri menatap mereka berdua dengan tatapan sangat takjud terutama pria itu

"Wahh kau sangat hebat dalam berakting" ucap Youra sembari tertawa, Jiwon dan pria itu menatap Youra dengan heran "sayang dia kenapa?" bisik pemuda itu kepada Jiwon "mungkin dia gila." Jawab jiwon.

Youra tambah tertawa, ia menyeka air matanya, sangking lucunya ia sampai nangis, "Apa aku gila?" Kalian berdualah yang gila!" lagi - lagi Youra mendapatkan tamparan dari Jiwon, ia hanya tersenyum meremehkan, ia tidak akan membalasnya ia melipat kedua tangannya di dadanya dengan angkuh, "kalian berdua sangatlah bodoh terutama kau Omma, mau saja dibodohin pria itu" Jiwon semakin marah melihat perilaku Youra ia ingin menamparnya lagi, malah ditahan oleh pria itu, yang membuat Youra tertawa lagi, teralu banyak drama terjadi di rumahnya ini, jadi akhirnya Youra memilih masuk ke kamarnya melewati mereka berdua begitu saja dan mengunci pintu kamarnya.

"YOURA BUKA!" teriak jiwon dari luar, Youra menutup telinganya erat, bersandar dipintu, ia pun mulai duduk dan memeluk lututnya, ia menangis tapi tidak mengeluarkan suara, ia sangat lelah, tidak ada yang percaya terhadap dirinya.

Ia berlahan berdiri jalan ke arah kasurnya dan tidur, berharap ini secepatnya bisa berakhir walaupun ia tidak yakin sepenuhnya..







𝐓𝐁𝐂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FLOWERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang