2 | Dinner

156 13 3
                                    

Tidak semua hal harus terungkap begitu saja, banyak hal di dunia yang akan lebih baik di sembunyikan daripada semakin membuat mu terluka
~vela~
.
.
.
Happy reading all ❣️
.
.
.

"

Tidur yang nyenyak ya chubs," bisik Devano yang berhasil membuat Naura terusik.

"Berisik! Diem deh. Udah sana nyetir lagi, ngga usah gangguin orang!" kesal Naura yang hanya membuat Devano terkekeh lantaran paham dengan sifat Naura yang tak pernah berubah sedari kecil.

Yap, Naura adalah tipikal anak yang akan sangat sensi dan mudah terpancing emosi kala dilanda rasa kantuk yang sangat berat dan juga rasa lelah, tak jarang ia akan merasa sangat terganggu kala mendengar bacotan yang menurutnya tak berfaedah.

Melihat Naura yang begitu lelah dan tengah dilanda rasa kantuk, Devano memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan menuju restoran favorite mereka.

Sekitar 45 menit mobil Devano membelah jalan raya, kini mobil miliknya telah berhenti sempurna di depan sebuah restoran yang nampak begitu elegan dan cukup mewah. Devano melepas seatbell miliknya, mendekatkan dirinya ke arah Naura dan berusaha membangunkan gadis di sebelahnya.

"Nau, udah sampai. Bangun Nau," ucap Devano yang kini berada cukup dekat dengan wajah Naura, menepuk pelan pipi Naura.

Tak ada jawaban dari Naura, membuat Devano tak kehabisan akal.

"Naura sayang, bangun yuk. Udah sampai nih," ucap Devano yang kini membisikan di telinga Naura persis.

Masih tak ada jawaban, membuat Devano akhirnya memiliki ide untuk mengeletiki perut Naura.

"Erghhh..." gumam Naura kala merasa tidurnya terganggu.

"Akhirnya bangun juga. Udah sampai Nau," ucap Devano yang masih pada posisi yang sama.

Naura merenggengkan otot-otot tubuhnya, mengucek matanya perlahan dan mencoba menstabilkan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Betapa terkejut dirinya kala mendapati Devano yang begitu dekat dengannya, jarak antara mereka kira-kira hanya 10 cm.

"K-kamu... M-mau ngapain?" tanya Naura gugup, berusaha memundurkan kepalanya.

"Bangunin kamu lah," ucap Devano santai, tanpa memundurkan wajahnya.

"O-oh," jawab Naura yang masih gugup lantaran wajah Devano yang terlalu dekat dengan wajahnya.

"Kok gugup gitu?" tanya Devano terkekeh, seolah memancing Naura.

Naura membulatkan matanya, sebelum akhirnya menggelengkan kepala sebagai tanda jawaban darinya.

"Takut aku cium ya?" ledek Devano yang kini terkekeh lantaran kedua pipi Naura kini telah mengeluarkan semburat merah sempurna.

"Cieee, blushing." goda Devano yang kini menoel pelan dagu Naura, membuat Naura membulatkan matanya lantaran tingkah Devano yang begitu aneh hari ini.

Devano sebelumnya sama sekali tak pernah menggoda Naura seperti ini, bisa dikatakan ini adalah kali pertamanya membuat Naura blushing lantaran ucapan sepelenya.

"Ini ngga mau turun?" tanya Devano yang kini melihat Naura tengah berusaha membenarkan posisi duduknya.

"Hm, ayok turun." jawab Naura menutupi rasa canggung sekaligus gugup yang tengah ia rasakan.

Baru saja Naura ingin membuka pintu, Devano langsung menahan tangan Naura.

"Kenapa?" tanya Naura heran.

THE MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang