Sang Hades Mark Lee mampu membunuh semua dewa - dewi di alam langit. Tapi ia tidak bisa membunuh satu dewi yang ternyata sangat ingin membunuhnya.
Sang Aphrodite, Lee Haechan.
Dewi cantik yang sangat menginginkan kematiannya.
THE QUE...
Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah setelah membaca. Terimakasih.
Warning! Banyak typo bertebaran
*APHRODITE*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di salah satu tempat di Olympus ini, ada sebuah tempat yang indah nan cantik bagai gambaran surga yang kelak akan diisi oleh orang - orang yang berbuat baik. Orang - orang yang semasa hidupnya banyak melakukan kebaikan.
Hutan hijau dan rindang dan menyimpan segudang tumbuhan serta hewan yang berguna bagi seluruh penghuni langit.
Laut yang terhampar biru sejauh mata memandang dengan airnya yang jernih bak cermin itu menyimpan sejuta kekayaan laut yang tidak ada habisnya.
Semua itu tidak luput dari kerja keras kaum Artemis serta Poseidon yang menjaga hutan serta laut dengan sangat baik hingga penghuni langit tidak kekurangan sedikit pun.
Keindahannya membuat seorang dewi cantik betah berlama - lama di tempat tersebut.
Senyum manis itu terukir di bibir tipis milik sang dewi. Matanya yang indah sedikit tertarik hingga membuat wajah cantiknya semakin cantik dengan kilauan dari kulitnya yang diterpa sinar mentari.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dewi itu memejamkan matanya sebentar. Menikmati ketenangan yang saat ini sedang ia rasakan.
Ssst ...
Senyumnya bertambah lebar saat telinganya menangkap sebuah suara dari bawah.
"Sepertinya Sang Artemis sedang dalam suasana bahagia, " tutur dewa yang berada di dalam air dengan tubuh yang telanjang dada
Sang Artemis membuka matanya. Netra cokelatnya berubah menjadi biru saat menatap seorang dewa yang sedang tersenyum hangat ke arahnya.
Ssst ...
Dengan cepat, dewa laut itu menghilang dan berakhir di sebelah Sang Artemis dengan tubuhnya yang telanjang dada dan tetesan air yang jatuh dari rambut hitamnya. Senyum itu masih terukir jelas di kedua sudut bibirnya.
