first sex

42.9K 595 9
                                    

William menatap para lelaki itu dengan bengis kemudian mulai menghajar para lelaki itu membabi buta. Dia sudah tidak peduli jika akhirnya dia juga mati, dia sudah tidak peduli dengan apa pun! Namun hasilnya nihil, apa yang bisa dilakukan lelaki yang bahkan tak punya ilmu bela diri jika berhadapan dengan kumpulan geng yang William tahu jika itu adalah agen rahasia atau semacamnya? Dia kalah, dan yang dia bisa lakukan hanya memandangi wajah pucat Rose.

"Rose, bertahanlah kumohon, aku akan membawamu ke rumah sakit, Sayang. Jadi bertahanlah demi aku," ucap William lirih. Rose tersenyum sambil memegangi tangan besar William.

"Bukankah saljunya sangat indah?" ucapnya begitu pelan membuat William tak bisa membendung air matanya yang terus saja jatuh di kedua pipi.

"William, ma'afkan aku jika selama ini aku sangat menyusahkanmu, mengkhianatimu, bahkan selalu mengancammu... apakah ini sebuah karma yang Tuhan berikan untukku?" senyuman itu masih sama, begitu indah. Namun William merasakan lain. Senyuman indah Rose terasa begitu sangat menyakitkan. "Bisakah kau berjanji padaku?" Tanya Rose lagi. William hanya bisa menatap nanar Rose karena dia tak mampu mengucapkan sepatah kata pun. "Jadilah di antara dari mereka, jadilah lelaki yang kuat, Sayang. Namun kau harus berjanji, jika kau jadi salah satu di antara mereka, kau harus melindungi yang lemah, kau tak boleh melakukan kesalahan seperti yang mereka lakukan."

"Tidak, Rose, tidak...."

"Berjanjilah, William."

William masih saja menggeleng, perlahan tangan Rose luruh bersamaan dengan senyumnya yang mulai memudar.

Mata William semakin membulat, dia terus menggoyang-goyangkan tubuh kekasihnya itu, tapi hasilnya nihil. Rose tidak bergerak atau pun bangun.

"ROOSSE!!!!" teriak William seolah memecah sunyinya malam. William memeluk erat tubuh Rose, tubuh yang seolah telah membeku. Dia bersumpah, dia akan membalas kematian Rose, dia akan membunuh lelaki yang membunuh Rose, wanita yang begitu dia cintai di Dunia.

"Bukankah menguburnya adalah pilihan satu-satunya sekarang? Dari pada kau terus menangisinya sepanjang waktu?" seorang lelaki berwajah Asia berdiri di samping William, menatap pemuda itu dengan prihatin. "Aku akan membantumu menguburkan kekasihmu," ucapnya lagi Ketika lelaki itu hendak berjalan, tapi tiba-tiba William memegangi kaki lelaki itu sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam, membuat lelaki itu menghentikan langkahnya dan menatap William dalam diam. William mendongakkan wajahnya, menatap lelaki itu dengan penuh keputusasaan.

"Bantu aku untuk membalaskan dendamku, bantu aku untuk menjadi lelaki yang kuat!! Kumohon, bantu aku untuk membunuh lelaki yang membunuh calon istriku!" teriak William dengan semua keputusasannya.

"Jika itu yang kau inginkan, akan kuajarkan kau beberapa ilmu tenaga dalam yang sering negaraku pelajari. Sementara itu, uruslah mayat kekasihmu dulu, aku akan membantumu."

******

"Apa kau mendengar? Sekarang pembukaan calon agen rahasia baru, aku ingin melamar agar bisa masuk kesana."

Dua orang tampak berkasak-kusuk sambil berjalan melalui William yang tengah berdiri tepat di depan sebuah gedung agen rahasia, ya di Negara ini salah satu agen rahasia terkemuka telah mengantongi izin pemerintah untuk membangun sebuah markasnya, agen rahasia yang sering membantu pihak kepolisian, dan bahkan penduduk sipil yang menyewa mereka untuk melakukan suatu tujuan tertentu. Sudah bukan menjadi hal yang tabu, bahkan mereka seolah menjadikan pekerjaan itu sebagai pekerjaan bergengsi di Negara ini, di setiap tahunnya mereka akan selalu membuka pendaftaran secara terbuka, dan tentu untuk masuk kesana harus mendapatkan kriteria tertentu dan lolos ujian yang cukup berat. Kedua tangan William mengepal sambil menatap kantor besar itu. Di sini, semuanya akan dimulai. Orang yang telah membunuh kekasihnya dan semua sakit hatinya akan dia bunuh di sini, mulai dari saat ini juga.

My Hot SheriffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang