BAGIAN SATU

14 1 0
                                    

"PAKKK BUKAIINN DONG!!" teriaknya gadis  berambut panjang yang digerai dan mata coklat terang di depan gerbang sekolahnya dengan nafas terengah. GRIZELLENA LOVATA. Baru pertama ini ia berangkat terlambat. Ini semua karena-Pertama, Abangnya lagi nginep di rumah temennya. Kedua, tersisa motor saja yang di rumah, mau tidak mau ia harus menggunakannya. Padahal abangnya melarangnya menggunakan motor ke sekolah, gimana lagi? Nunggu angkot lebih lama. Rumahnya tidak di jalan besar. Dan sialnyaaaa motornya mogok! Terpaksa ia harus menitipkannya dan berlari dengan jarak yang masih jauh.

"PAK! Mau masuk inihh."

"Eh ko baru berangkat si neng? Ini udah telat dua puluh menit." ucap Pak Dodo si satpam alias penjaga gerbang sekolah SMA Erlangga, sekolah Grizelle.

"Yahh kan baru dua puluh menit ngga sejamm. Cape nihh Pakk motor saya mogok jauh dari sini. Dah nggada tumpangan. Terpaksa larii. Ayolahh Pak Dooo bukainn." bujuknya memohon tangannya menarik-narik gerbang yang terdapat sela-selanya.

"Masa ngga kasian sama saya Pak? Ini cape bangett benerann." ucapnya lagi.

"Tungguin di situ Bapak panggilin Bu Nuni."

Grizelle menarik napas pasrah. Kalo kaya gini siap-siap saja ia kena hukuman.

Bu Nuni, guru bk yang dikenal dengan hukumannya bagi siswa yang melanggar peraturan. Sayangnya Izel telat tepat di hari guru itu piket. Mau gimana lagi? Bolos? Di rumahnya ia hanya sendiri, teman-temannya pun berada di dalam kelas. Yang ada ia tidak tau mau kemana. Dan satu lagi, mana pernah ia bolos sekolah!

"Telat berapa menit kamu?" tanya guru itu memandangi Izel.

"Cuma dua puluh  menit Bu."

"Cuma? Kamu bilang?"

Izel menggaruk lehernya yang tidak gatal.
Bukann satu jamm perasaan. Perhitungan bangett nih guruu.

"Hehe. Emangnya ngga ada yang telat selain saya Bu? Pasti ada kannn kannnn. Saya baru ini ko bu,"  ucap Izel yang tengah meringis memperlihatkan giginya.

"Ya ngga ada lahh! Kamu ini telat malah cari-cari alasan."

"Saya ngga car___"

Ucapan Izel terpotong dengan hukuman yang diberikan Bu Nuni. "Beresin buku-buku di perpus taruh dengan benar di rak. Satu lagi, jangan masuk kelas kalau semuanya belum selesai."

Izel mengangguk pasrah. Ia tidak pernah di hukum atau dipanggil-panggil guru seperti anak bad. Katanya sangat malas untuk mencari masalah dan pada akhirnya hukuman yang menimpanya. Biasannya ia berangkat sebelum bel lima menit. Tapi sialnya ia harus berlari mengejar waktu. Nihil, Grizelle tetap saja telat. Lalu sekarang, ia harus mendapat hukuman dari Bu Nuni. Yaa walaupun tidak terlalu berat, mungkin karena ia tau Izel baru pertama kali telat.

-
Perpustakaan berada jauh dari kelas Izel, ia harus melewati kelasnya XI Ipa 3 dahulu lalu naik tangga ke atas. Letaknya di sebelah XI Ips 1.

Ia membereskan buku di pojok belakang, dilihatnya buku-buku yang berserakan dan menaruhnya di rak.

Langkahan kaki mendekat ke arahnya. "Buku paket Indonesia dimana ya?" Izel berhenti menaruh buku dan melihat orang yang berbicara kepadanya.

"Lohhhh Izellll? Ngapain lo disini?" tanya Dara. Salah satu sahabatnya di kelas yang sama.

"Telattt gue suruh beresin buku disini nihhh."

"Duh duhh semangat ya." ucap Dara dengan tawanya.

"Bukannya bantuinn malah ketawa." protes Izel dengan wajah kesalnya. "Dah sana pergi. Bantuin kagak ngetawain iya."

"Iye iye gue pergi nihh."

GRIZELLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang