Deux; Rollingan

38 5 0
                                    

Alhamdulillah bisa up lagi^_^
Happy reading ;D

***

"One moment can change a day, one day can change a life, and one life can change the world"
-Gautama Buddha-

***

"Kriiiiiingg!!!" jam weker milik Gisel berbunyi nyaring, senyaring suara cempreng milik mamanya, Gisel menggeliat di atas tempat tidurnya dan menarik kembali selimutnya seakan tak mau beranjak dari kasur bau ilernya.

"Gisel......Gisella bangun Sel!" Tak lama setelah jam weker nya yang berbunyi, sekarang suara mamanya yang sedang menggedor-gedor pintu kamar nya yang membuat Gisel mau tak mau turun dari kasurnya ke lantai yang dingin.

Setengah jam berlalu.....

Gisel menuju ruang makan setelah mandi dan berseragam lengkap.

Sarapan berjalan tanpa ada yang bersuara hanya bersuara sendok dan piring yang saling beradu.

"Gisel sama Hanyu berangkat dulu ya ma..." Pamit Gisel, "Assalamualaikum" Gisel melambaikan tangan sebelum masuk ke mobil ayahnya, begitu pun dengan adiknya.

Jam menunjukkan pukul 6.15 ketika Gisel sampai di depan gerbang sekolahnya, "Gisel sekolah dulu ya yah, Assalamualaikum" pamit Gisel pada ayahnya, setelah ayahnya menjawab salam dan tersenyum padanya, mobil yang dikendarai ayahnya melaju menuju kantor ayahnya.

Gisel masih melambaikan tangan mengantar kepergian ayahnya mencari nafkah, lalu berbalik dan memasuki area sekolah saat mobil ayahnya menghilang di persimpangan.

Belum sampai lima langkah, handphone milik Gisel bergetar. Gisel mengeluarkan hp nya dari saku rok abu-abunya. Layar nya menampilkan notifikasi dari sebuah aplikasi chatting, 'siapa nih' dahi Gisel berkerut, ketika tidak mengenal nomor si pengirim pesan.

'naik ke atap gedung perpus sekarang' isi pesan tersebut.

Gisel menghela nafas, ketika mengetahui siapa pengirim pesan tersebut. Sudah terlihat dari isi pesannya.

Tanpa banyak protes, Gisel langsung berlari menuju gedung perpus dengan bibir yang moncong lima senti, dan menaiki tangga untuk ke atap gedung tersebut.

"Braaaakk..." Suara pintu terbuka membuat seorang laki-laki sepantarannya menoleh ke arah pintu yang menampilkan sosok Gisel yang masih terengah-engah dengan kerudung yang sudah mencong sana sini.

Laki-laki itu mendekati Gisel, dengan tas disebelah bahunya, dan berhenti tepat didepan Gisel yang masih berusaha mengatur nafasnya.

Gisel memandang laki-laki itu dengan tatapan tidak suka, "Gila ye lu, pagi-pagi udah bikin anak orang naikin tangga gedung 3 lantai" marah Gisel pada laki-laki di depannya, yang sama sekali tak berniat meminta maaf padanya, dan memilih meninggalkan Gisel setelah melemparkan tas miliknya ke arah Gisel.

Gisel langsung menangkap tas yang dilemparkan ke arahnya, melihat kepergian si empunya tas tanpa berkata apapun padanya membuat Gisel kesal setengah mati dan langsung merapal seribu satu makian dalam hatinya, dan mengikuti langkah laki-laki songong di depannya.

3 hari yang lalu,

Gisel berangkat lebih pagi hari ini karena mendapat giliran piket kelas. Setelah sampai di kelasnya ia langsung membantu teman se piketnya.

Dear JulyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang