duatigaaaaa

351 17 6
                                        


"Ekhemm" suara dehaman membuat Jimin dan Seulgi mendongakkan kepalanya mencari sumber suara tersebut.

Ternyata ada seseorang yang tengah berdiri diambang pintu dekat taman, dia adalah Park Rim Ta. Ya dia adalah kepala sekolah Seulgi dan juga Jimin pastinya.

"Ini udah malem loh, masa belum pulang juga?" Jreng! Seulgi kaget dengan Ayahnya Jimin.

"Eh iya om.. eh Pak ini saya mau pulang ko" sambil membereskan barang barangnya.

"Apaan sih yah! Jimin tuh belum selesai ngerjain tugas sama Seulginya" nada Jimin meninggi, entah kenapa Seulgi merasa aneh dengan sikap anak kepada ayahnya. Padahal ayahnya mungkin hanya berbicara dengan nada yang biasa saja

PLAK!

"Kamu tuh ya! Bisa ga kalo ngomong sama orang tua tuh yang sopan!" nadanya meninggi dan tamparan yang mendarat dipipi Jimin membuat Seulgi terpaku dan menyaksikan pertengkaran anak ayah dan anak

"Eh Jim gue pulang yah. Kita selesain besok aja oke? Disekolah" Seulgi segera berpamitan kepada Jimin dan Park Rim Ta

Seulgi tergesa-gesa berlari keluar rumah tersebut, Seulgi tidak pernah melihat pertengkaran ayah dan anaknya yang sampai menampar anaknya sendiri padahal hanya masalah sepele

Seulgi bergegas menuju halte terdekat dari rumah Jimin, dan perharap masih ada Bus jam segini. Hampir 30 menit Seulgi menunggu Bus, namun kenyataanya Bus yang menuju kearah rumahnya tak kunjung datang.

Dia semakin cemas, karena waktu sekarang semakin larut. Namun Seulgi tidak ingin merepotkan abangnya hanya untuk menjemputnya karena pasti sekarang Jin sedang belajar untuk ujian akhir nanti

Namun Seulgi semakin bingung, bus tak kunjung datang untuk bisa mengantarnya pulang. Seulgi segera mengeluarkan handphonenya  untuk menghubungi Jin. Namun kenyataan pahit menimpanya handphonenya lowbat.

Karena Seulgi hanya sendiri dihalte tersebut, dia mulai beranjak dari halte yang tidak memberinya kepastian. Hmm *kaya doi yaaa*

Dia menyusuri pinggiran jalan kota dengan secercah harapan ada orang yang mengenalnya dan mengajaknya pulang bersama. Namun nihil

Seulgi mempercepat langkah kakinya,karena dia merasa ada yang tengah mengikuti sedari kepergiannya dari halte bus. Dan dia berlari agar tidak ada lagi yang mengikutinya. Namun nihil tangan Seulgi segera ditarik oleh orang tersebut

"Om.. pak.. eh mas maaf saya Cuma mau lewat ko" seluruh tubuhnya gemetar dan matanya tibatiba meluncurkan air mata karena saking takutnya dan membuat mata tersebut terpejam

Namun selama hampir dua menit, orang yang memegangi tangannya tidak melakukan hal apapun selain memegang tangan Seulgi. Dan membuat Seulgi semakin takut dan mulai membuka matanya

"Loh? J..Ji..Mi..Jimin?" jantungnya bergetar hebat

Dengan sigap Jimin menarik Seulgi kedalam pelukannya

"Jimin gue takut, masa gue tunggu bus lama banget gaada yang dateng, terus gue mau ngehubungin bang Jin hape gue mati. Gue takut hiks" isakan Seulgi membuat tangan Jimin mengelus pundak Seulgi yang masih memeluk tubuhnya

"Udah ada gue. Diem" Seulgi segera mendongakkan kepalanya

"Ngapain disini? Pipi lo gapapa kan?"

"Ih ini pipinya merah gini. Sakit ?"salah jarinya sambil menyusuri pipi Jimin

"Aw. Jangan dipencet bodoh! Sakit"

"Maaf"

"Ini lu gamau ngelepas tangan lu?" ternyata tangan Seulgi yang satunya masih melingkar dipinggang Jimin dan segera melepaskan tangannya

"Maaf hehe"

"Bentar deh, gue punya sesuatu" tangannya merogoh isi tasnya mencari benda yang dia cari

Seulgi mulai membuka plester untuk Jimin dengan corak hati dia menempelkannya dipipi Jimin

"Ih apaan nih? Masa ada lope lopenya kaya cewe"

"Udah gapapa bawel!"

"Ikut gue yuk!" Jimin menarik Seulgi menuju motor yang ia parkir tidak jauh dari tempatnya

"Restoran? Ngapain kesini?" pertanyaan bodoh yang keluar dari mulut Seulgi membuat Jimin berdecak sebal

"Ya ngapain lagi lah pea, makan. Yakali mau molor"

"Iya etdah nyelo ae kali maz"

"Mba sini" Jimin memanggil seorang waiters restoran tersebut dan memesan makanan sesuai apa yang dia mau, tanpa menanyakan pendapat Seulgi

Cih ngapain kalo gitu gue makan ae dirumah

Tidak lama pesanan meja yang ditempati Jimin dan Seulgi datang, dan yang membuat Seulgi kaget adalah

"What?" sontak mata Seulgi terbelalak

"Kenapa pea? Ga pernah liat makanan enak ya?"

"Eh pea ngapain kerestoran mahal kaya gini Cuma makan nasi goreng pete"

"Eh asal lo tau ya, nasi goreng pete disini tuh jempol banget apalagi sama jus jeruknya. Pokoknya mantab jiwa" cerocos Jimin yang membuat Seulgi semakin tercengang karena baru pertama kalinya mendangar Jimin ngomong nyerocos

"udah jangan banyak ngomong mending sekarang makan" lanjutnya

"Iya iya" jawab Seulgi malas

Selama makan seulgi hanya memilih nasi yang tidak ada pete-nya, karena dia tidak suka karena menurutnya makanan itu bau dan merusak wangi mulutnya

"Eh kutil badak, kenapa itu petenya gadimakan?" tanya Jimin sambil terus memakan makanan favoritnya

"Gue gasuka, ini bau" Seulgi sambil menyingkirkan bagian makanan yang tidak dia sukai

"Nih nih cobain satu aja" tangan Jimin memajukan sendoknya kearah mulut Seulgi, dengan satu sendok nasi goreng yang terdapat pete diatasnya

"Ih gue kan gasuka!"

"Cobain dulu elah" dengan terpaksa Seulgi membuka mulutnya, namun matanya terfokus pada bola mata Jimin yang indah, dan membuat jantung Seulgi sedikit bergetar

"Gimana enak ga?" buyar! Buyar lamunan Seulgi yang tengah memandang sorot mata Jimin itu. Sialan

"Eh hm lumayan lah"

"Yaudah makan udah gitu kita balik"

"Bentar, lu makan kaya bocah aja sih belepotan"

Jimin segera mengambil selembar tissue yang terdapat dimeja tersebut.

"Nih lap sisa makanan lo" tangannya nyerahkan tissue tersebut

Si anjir kirain gue mau di elapin kaya ff yang gue baca, eh ternyata suruh ngelap sendiri

Sial!




                                                       Eh parah sih ini cerita 3thn lalu wkwkw

                                        Maapin ya gaes, ini aku up juga karna nemu filenya di laptop.

                                   Kemarin  diriku sibuk kerja jadi ga sempet lanjutin nulis cerita

-Imelda

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

M U S U H .pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang