duadua

1.7K 139 25
                                    



Kicauan burung bagaikan alunan musik yang paling indah disetiap pagi, matahari kini telah menunjukan warna indahnya. Membuat bunga – bunga memberikan bentuk terindahnya menghadap matahari.

Pagi ini Seulgi terpapah berjalan menuju kamar mandi, dia akan segera bersiap untuk berangkat kesekolah, walaupun pasti Jin tidak akan mengizinkan nya untuk berangkat sekolah.


Tapi Seulgi sudah merasa bahwa dirinya sudah merasa sangat sangat pulih,dan mengharuskannya untuk kembali bersekolah.


Seulgi berlalari menuju meja makan "Abang ayo kita berangkat" dengan senyum terbaiknya yang dia berikan


"Kobhhk lubhh Sheebkolah Sbhih debh?" dengan penuh makanan dia terus melanjutkan pertanyaannya
Dengan sedikit kesal Seulgi tak mengerti Abangnya ngomong apa "Lo ngomong apa sih bang? Telen dulu napah"


Dengan seribu kecepatan mengunyahnya akhirnya Jin berhasil menelan makanannya "Eehehe maaf de, ko lu sekolah sih de? Emang udah enakan?"


"Oh udah ko bang, ayo kita berangkat. Gue sarapan disekolah aja deh" dengan cepat seulgi mengikat tali sepatunya dan berjalan mendahului Jin yang masih meminum susunya

---

Sekolah ini masih tampak sepi, karena mungkin Seulgi dan Jin berangkat terlalu pagi atau mungkin siswa siswinya terlalu malas untuk berangkat sekolah pada hari ini.


Bahkan kelas 10-2 tepatnya kelas Seulgi sepi tak berpenghuni, terpaksa Seulgi mencoba memejamkan matanya sebentar menunggu ruangan ini ramai dengan anak kelasnya.

BRUKKK


Suara gaduh membuat Seulgi mendongakan kepalanya, kearah sumber suara tersebut.



“Lo kenapa Jimin? Ko ganyelo sih naro tasnya” tanya Seulgi yang masih bingung menatap wajah Jimin yang masih banyak luka lebam diwajahnya


"Gapapa"
Blush! Jawaban yang mungkin lebih sering dipakai oleh perempuan kepada pacarnya jika sedang marah. Tapi ini? Si Jimin?
Yaelah irit banget jawabannya mas

Tanpa ingin memperpanjang masalah, Seulgi memilih untuk kembali memejamkan matanya, tapi tiba-tiba tadi ada yang menyentuk pundaknya


"Nih makan, gue tau pasti lo belom sarapan kan gara gara dateng pagi?" Jimin menyodorkan kotak makan yang dia bawa, berisi 2 buah sandwich yang membuat cacing diperutnya meminta Seulgi memakan makanan tersebut


Ragu. Seulgi ragu dan merasa aneh kepada Jimin "Buat lu aja deh Jim, makasih ya"


“Gue ga menerima penolakan”


"Yaudah ini kan ada dua, lu satu gue satu. Gimana ?" tawar Seulgi karena Jimin memaksanya


"Yaudah" Jimin mengambil sepotong roti sandwichnya dan Seulgi segera mengambil yang satunya


Diam seribu bahasa. Entah kenapa Jimin dan Seulgi sama sama diam, hanya terdengar suara decakan dari mulut mereka yang mengunyah makanan


Seulgi bingung harus gimana memecah keheningan ini, dia bingung. Sungguh. "Eh Jim, makasih ya"


"Hmm" hanya dehaman yang Seulgi dapatkan, dia benar benar sudah merasa biasa dengan sikapnya yang suka berubah ubah.


"Oh iya jangan lupa sekarang kerja kelompok dirumah gue" akhirnya Jimin membuka suara juga


M U S U H .pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang