6. Apa yang akan terjadi?

626 151 3
                                    

Talita- [sent an image]- Tuh, mirip banget, kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Talita
- [sent an image]
- Tuh, mirip banget, kan?

Dian
Lo yakin itu beneran Evan? -
Masa Evan selebgram pakai sarung?? -

- Gue nggak bohong, An
- Tadi gue juga ngelihat dia
- masih di rumah tetangga gue

Cuma mirip kali, Tal -
Ya kali itu Evan? -

- Ih, kalau lo masih nggak percaya
- Besok lo ke rumah gue
- Lo lihat sendiri pakai mata kepala lo!

Ya udah -
Besok kelar sekolah gue -
langsung mampir ke rumah lo -
Tapi awas ya kalau sampai yang -
lo lihat cuma mirip doang! -

- Gue yakin banget itu Evan!
- Nggak mungkin ada orang
- yang semirip ini!
- Anak kembar identik pun
- nggak ada yang sebegininya!

Oke oke -Kita buktiin besok aja -

- Oke

“Evan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Evan.” Panggil Silvia, buat Evan menoleh.

“Iya?”

“Aku udah beliin kamu pakaian, jadi mulai hari ini kamu nggak perlu pakai sarung sama kaos oblong begini. Dan lagi, kamu nggak usah nyapuin halaman.”

Mata Evan mengejap, menatap Silvia dengan tatapan polosnya. “Kenapa? Evan menyapu halaman karena ingin membantu Silvia. Evan ditugaskan untuk meringankan hidup Silvia.”

“Iya, tapi kalau kamu kerjain semuanya, nanti akunya yang keenakan. Nanti aku akan minta bantuan kamu kalau memang aku dalam keadaan terdesak.”

“Tapi Evan tulus membantu Silvia.”

“Kamu robot, Van, mana bisa punya rasa tulus, kamu hati aja nggak punya.”

“...”

Silvia terdiam. Dia tahu kalau dia sedang berbicara dengan robot, namun apa yang ia katakan barusan sepertinya bisa membuat seseorang sakit hati. Dia tak tahu Wendy bagaimana Wendy mengatur perasaan robot buatannya ini, Silvia takut kalau Wendy memberikan pengertian perasaan manusia kepada Evan. Kalau iya, mungkin Evan juga bisa merasakan sakit hati.

“E-Evan, aku..”

Evan mengulas senyum, robot lelaki itu bangkit berdiri dan mengangguk. “Benar, Evan hanya robot, Evan tidak mempunyai hati.”

‘What the fuck?’

“Namun Evan tahu apa yang dimaksud dengan perasaan tulus. Meskipun Evan tak bisa merasakannya, namun Evan tahu bagaimana dan kapan manusia merasakan sakit hati, marah, cemburu, kecewa, senang, dan sedih. Evan tak diprogram secanggih itu hingga sangat sempurna seperti manusia, Evan hanya robot, buatan manusia, semua yang Evan punya dan bagaimana Evan bersikap sekarang karena program yang diberikan oleh manusia.”

“...”

“Meskipun begitu, Evan sudah diberikan pengertian dan penjelasan bagaimana perasaan seperti itu datang kepada manusia. Evan tak memiliki rasa empati, namun Evan juga tak diprogram menjadi robot yang arogan dan bertingkah sesuka hati. Evan hanya robot, robot pendamping, robot yang diprogram untuk menemani Silvia, meringankan pekerjaan Silvia. Evan harap, Evan bukanlah beban untuk Silvia.”

Semakin Evan membuka mulut, semakin Silvia merasa tak nyaman. Karena Silvia tahu Evan adalah robot, robot yang dibuat dengan berdasarkan fisik seorang influencer di sosial media.

Ada beberapa hal yang terlintas di kepala Silvia beberapa menit belakangan ini. Apalagi setelah percakapan antara dirinya dan Wendy beberapa jam yang lalu.

Evan merupakan cloning dari seorang selebgram yang juga bernama Evan. Silvia tak bisa membayangkan apa jadinya jika dirinya membiarkan Evan pergi ke luar rumah. Bagaimana jika ada seseorang yang mengira bahwa Evan robot ini adalah si Evan influencer?

Apa yang akan terjadi kepada dirinya dan Evan si robot jika hal semacam itu terjadi?

Akankah hidup Silvia tetap tenang seperti sebelum ada Evan di hidupnya?

•───────────⚬

Tuesday, June 23, 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tuesday, June 23, 2020

Evan - Pindah Ke JoyladaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang