02

1.1K 206 24
                                    

TEEEEET TEEEET

Dua kali bel berbunyi menandakan waktu istirahat tiba. Setelah guru berpamitan Anin memasukkan buku pelajaran ke dalam tas-nya.

"Anin,"

Anin menoleh begitu ada yang memanggilnya. Terlihat Mayang mendekati kurisnya. "Iya, May?"

"Gue denger dari anak-anak katanya lo kemarin ribut sama Kak Vany ya?" Mayang sedikit lebih mendekat pada Anin, suaranya pun ia pelankan agar anak-anak lain tidak mendengar. Kemarin beberapa anak cerita kalau Vany datang ke kelas mereka dan menggebrak meja Anin.

"Dia yang nyari ribut sih."

"Lo nggak papa?"

"Enggak, gue baik-baik aja." Anin menunjuk dirinya sendiri yang memang nggak kenapa-kenapa.

"Ya udah kalo gitu." Mayang tersenyum mendengar jawaban Anin, tangannya kemudian menunjuk ke luar. "Mau bareng ke kantin?"

"Duluan aja May, gue masih ada urusan."

"Oh ya udah, gue duluan ya?"

"Iya." Anin mengangguk membiarkan Mayang mendahuluinya ke kantin. Ia kemudian mengambil paper bag yang ia bawa dari rumah dan berjalan keluar dari kelasnya menuju ke kantin sekolah.

Langkah Anin terhenti begitu ia sampai di lorong kecil yang dekat dengan kantin dan kelas sebelas, matanya memperhatikan setiap anak yang berjalan menuju ke kantin. Senyum Anin tiba-tiba mengembang begitu melihat Zaki dan cewek gila yang kemarin menyiramnya berjalan ke arah kantin, ia pun menunggu mereka masuk ke kantin dan setelah beberapa menit ia berjalan menuju ke kantin.

"Van." Salah satu teman Vany menyenggol lengan Vany, Vany kemudian menoleh pada temannya dan dagu temannya menunjuk ke arah depan. Saat Vany menoleh ia lihat Anin berjalan ke arahnya.

Vany melipat kedua tangannya di siku menantikan Anin sampai di depannya. Mata Vany memperhatikan Anin yang berjalan semakin dekat dengannya. Tapi ia melotot ketika Anin berhenti dan menatap orang yang ada di sebelahnya.

"Kak Zaki, makasih ya kaos sama handuknya." Anin menyerahkan paper bag berwarna cokelat kepada Zaki yang duduk di sebelah Vany tersebut.

Tindakan Anin langsung membuat Vany menatap Zaki. Zaki hanya mengangguk menerima paper bag yang Anin berikan padanya.

"Kalo nggak ada kakak kemarin, aku nggak tau deh pulangnya gimana." Anin berkata lagi dan semakin membuat Vany melotot. "Makasih ya, kak."

"Ya, sama-sama." Zaki menjawab ucapan Anin.

Setelah memberikan paper bag pada Zaki, Anin berbalik dan melenggang pergi menjauhi kantin tanpa menoleh pada Vany.

"Lo ngapain sih minjemin kaos sama handuk segala?" Protes Vany pada Zaki setelah Anin pergi dari hadapan mereka.

"Tenang Van, santai." Zaki menggenggam pergelangan tangan Vany untuk menenangkan Vany yang udah mau meledak.

"Santai-santai apaan sih?" Vany melepaskan tangan Zaki dari tangannya. "Ngapain lo nolongin dia? Lo suka ya sama dia?"

"Enggak."

"Terus?"

"Kasian gue liat kemarin dia basah kuyup." Zaki menjawab cuek.

"Brengsek, ngapain gue bikin dia basah kuyup kalo ujungnya lo pinjemin kaos?" Vany kembali protes, sial banget si Zaki. Vany aja sampe basah kuyup eh Zaki malah minjemin kaosnya ke Anin.

"Ya kasian aja."

"Hhh, ya ngapain lo minjemin dia kaos segala? Kemarin kan gue basah kuyup juga?" Vany kembali protes, setelah ngerjain Anin ia ketemu sama Zaki dan Zaki liat juga kalo Vany basah kuyup.

KamaishtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang