04

773 177 36
                                    


"Eh, bagi jawaban dong."

Anin menendang kursi teman yang duduk di depannya, saat ini seluruh siswa SMA sedang menjalani Ujian Akhir Semester. Dan mata pelajaran hari ini adalah matematika. Mata pelajaran yang banyak nggak disukai sama anak-anak, termasuk Anin.

"Heh, Ndi, bagi jawaban." Anin kembali menendang kursi Andi, orang yang absennya di atas Anin.

Andi pun menoleh karena kursinya terus ditendang oleh Anin. "Nomer berapa?"

"Satu sampe dua puluh."

"BUSET!" Andi langsung menutup mulutnya saking kaget mendengar ucapan Anin. Ia menoleh kepada pengawas yang untungnya nggak mendenvar seruannya. Ia kemudian berbisik biar nggak menarik perhatian. "Gue belom sampe dua puluh lah!"

"Ya udah seadanya deh, gue masih kosong nih." Anin menunjuk lembar jawabnya yang masih kosong. Ia udah ngitung sih beberapa nomer, tapi nggak yakin sama jawabannya jadi masih ia kosongin.

"Cepet tulis, gue bacain."

"Oke."

"Satu A, tiga C, lima D, enam A, tujuh B, sembilan C, dua belas B,---" Andi membacakan beberapa soal yang sudah dia kerjakan.

"Tengs Ndi, ntar bagi lagi yak." Anin meringis kecil sementara Andi hanya menggelengkan kepalanya.

Setelahnya Anin menoleh ke sampingnya, mencari jawaban lain untuk mengisi nomor-nomor yang masih kosong.

"Dev, bagi jawaban dong." Anin memanggil temannya yang lain.

"Gue belum semua."

"Ya gue juga belum, punya lo yang udah bagi ke gue." Anin membujuk Devi untuk memberikan jawabannya. "Ntar gue bagi nomernya Dika."

"Beneran?" Devi langsung berbinar saat mendengar tawaran Anin yang mau memberinya nomer Dika, kakak kelas yang ia taksir.

"Iya, lo mau minta Dika, Alan, Fahri, siapa lagi? Gue kasih semua dah. Buruan bagi jawaban." Anin menawarkan lagi nomer cowok-cowok yang ia punya.

"Janji loh ya?"

"Ya elah nggak percayaan amat, iya janji."

Devi pun menunjukkan kertas jawabannya dan Anin semangat menulis jawaban Devi.

Ada untungnya juga banyak cowok-cowok yang sms-in dia, nomernya jadi bisa ia jadiin bahan buat nuker jawaban.

***

"Bu, bakso satu ya?" Anin mendekat ke arah ibu kantin yang sedang menyiapkan pesanan. Ia melihat Ibu kantin lagi menyendok nasi dan menaruhnya di piring.

"Mas, ini lauknya apa?" Ibu kantin menatap ke belakang yang saat Anin lihat ternyata orang yang dia kenal.

"Eh, elo?" Anin menunjuk Abim, orang yang juga memesan makanan bersama dengannya.

"Iya." Abim mengangguk kemudian menunjuk beberapa lauk kepada ibu kantin.

Setelah mendapat pesanannya ia pun mengangguk pada Anin dan mencari tempat duduk, banyak yang kosong karena udah jadwal UAS udah selesai sebagian udah pada pulang. Hanya beberapa anak yang ada di kantin.

"Gue duduk sini ya?" Anin meletakkan mangkok berisi bakso miliknya di meja yang sama dengan Abim.

"Iya." Abim mengangguk dan mendekatkan saos, kecap dan sambel ke arah Anin.

Anin hanya mengambil kecap tapi ia hanya menuangnya sedikit banget, cuma ngasih warna sedikit cokelat di kuah baksonya. Setelahnya ia mengambil sambel dengan jumlah banyak.

KamaishtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang