Bab 5 - Mimpi Buruk

49 25 20
                                    

HALO HAY HAY!!

SI PUTRI TIDUR HADIR LAGI

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENT YAA

DAN TETAP TUNGGU KELANJUTAN DARI CERITA INI👍🏻

BACANYA SAMBIL DENGERIN YANG DI MULMED OKEY BIAR MAKIN BERASA FEEL NYA

HAPPY READING GAESS

"Gue itu berada di posisi males hidup tapi takut mati – Putriana"

Putri menghirup oksigen dengan rakus. Seakan pasokan oksigen sebanyak apa pun tak dapat menghilangkan rasa sesak di dada. Baju yang ia kenakan sudah basah oleh keringat. Matanya menatap nyalang di kegelapan kamar tidurnya. Mimpi sialan itu muncul lagi!

Putri kembali menangis, berusaha dengan sangat kencang untuk menahan isakan supaya abang kesayangan yang kamarnya bersebelahan dengannya tidak mendengar dan kembali khawatir akan kondisinya. Kondisi nya sungguh memilukan. Rambutnya acak-acakan dengan bercak air mata yang semakin deras. Setiap malam harus selalu seperti ini. Hanya obat tidur yang mampu membantunya terlelap. Tapi, ia sudah berjanji untuk tidak bergantung dengan obat sialan itu.

Tangisannya terhenti ketika mendengar Adzan Subuh telah berkumandang. Sudah waktunya untuk berserah diri kepada yang maha kuasa. Cewek berpiyama biru itu perlahan bangkit untuk berwudhu lalu mulai bersujud dan berserah kepada penciptanya. Lagi-lagi disujud terakhir, tangisannya kembali jatuh. Berharap kali ini Tuhan kembali memberinya kekuatan untuk terus bertahan dengan beban yang semakin sulit untuk di lupakan.

"Adek" ucapan dan ketukan pintu dari abang kesayangannya diluar sana menghentikan Putri dari harapan yang sedang ia panjatkan. Bergerak untuk membuka pintu dan melihat abangnya , Galih baru saja menyelesaikan ibadah subuh nya.

Galih menatap polos kedua mata adiknya. Ia tau adiknya kembali menangis. Sekuat apapun Putri berusaha menahan, isak tangisnya tetap bisa didengar oleh Galih. Hidup berdua dengan adiknya sejak masa ia SMA membuat Galih harus bisa lebih mampu dewasa. Kedua orang tua mereka bercerai, Galih dan Putri memutuskan untuk tidak tinggal dengan salah satu dari mereka. Bukan tidak ingin, hanya saja untuk hidup berdampingan dengan keluarga baru rasanya sungguh sulit.

"Adek mau sarapan apa? Biar abang masakin"

Putri tersenyum lalu menjawab, "Tumbenan banget mau masak pagi-pagi" bukannya menjawab pertanyaan abangnya, Putri malah menggoda sang abang yang tumbenan sekali mau memasak. Memang biasanya selalu Putri yang memasak sarapan mereka. Galih sudah sibuk bekerja sehingga untuk memasak rasanya tak mungkin harus dilakukan oleh Galih lagi. Ya walaupun masakan Galih lebih enak dibandingkan Putri. Secara abangnya ini Chef.

"Ya gakpapa dong. Demi adek yang paling abang sayang rela deh masak pagi-pagi" ada senyum Bahagia yang terpancar dari wajah sang abang. Putri tersenyum menyimak ucapan laki-laki tampan di hadapannya ini. Semakin yakin jika memang ada hal lain yang membuatnya Bahagia.

"Adek boleh nanyak gak?" tatapan Putri semakin dalam. Mencari celah jawaban atas pertanyaan yang akan ia sampaikan. "Mau nanya apaan?"

"Abang lagi suka sama seseorang ya?"Tembak Putri langsung. Galih yang tadinya menatap penasaran seketika langsung berlagak tak mendengar ucapan Putri membuat cewek itu terkekeh seketika. Sudah jelaskan!

"Gak usah dijawab bang, adek udah tau kok jawabannya" Putri tertawa lepas. Memang hanya abang nya yang mampu membuat Putri menjadi diri nya sendiri. Tidak sembunyi dibalik topeng kepura-puraan.

"Pagi-pagi jangan bikin abang kesel, deh" ancam sang abang.

"Siapa yang bikin kesel. Abang kelihatan banget bedanya. Nampak banget kalau lagi berbunga-bunga" Galih tersenyum lebar akan ucapan Putri. Cowok itu bersyukur bisa sedikit membuat Putri lupa akan tangisannya.

"Udah deh adek mau siap-siap dulu. Apapun yang abang masak, pasti bakal adek makan" ucap Putri setelahnya dan bergerak masuk kedalam kamar untuk bersiap.

**

"Lo kapan warasnya sih?" tanya Agam Taufan Sadajiwa, salah satu sahabat Saga yang paling pendiam dibandingkan sahabatnya yang lain. Bisa dibilang yang paling waras lah.

Sagara mengusap rambutnya dengan gaya tengilnya. "Loe gak paham rasanya jatuh cinta gam" ucapnya kalem dan lagi-lagi memetik gitarnya asal-asalan.

Angga menatap kesal Saga, sahabatnya itu memang gila. Pasalnya sejak tadi berteriak bernyanyi hingga Angga tidak bisa tidur mendengar suara pas-pasan sahabatnya ini. Kalau semakin di biarkan bisa-bisa akan ada konser mendadak di dalam kelas mereka.

"Lama-lama beneran gila lo" Ucap Agam frustasi

"Iya, gila karena cinta"

Agam dan angga hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabat nya yang semakin tidak waras. Semenjak mendeklarasikan bahwa ia sedang jatuh cinta. Tiada hari tanpa bernyanyi. Lagu yang bergenre Falling in love akan selalu keluar dari mulut cowok ini.

Agam semakin menggerutu kesal ketika Saga kembali memetik gitarnya ditambah dengan nyanyian yang tidak senada. Dia benar-benar terganggu. Sedangkan Angga memilih diam dan melanjutkan tidurnya.

"AWAS NANTI JATUH CINTA, CINTA KEPADA DIRIKUU, JANGAN-JANGAN KU JODOH MU..." teriak Saga semakin kencang.

Teman-temannya yang lain sudah biasa melihat kegilaan Saga. Jangan dilarang entar malah makin gila. Biarin aja entar juga diem sendiri.

Setelah hampir 10 menit Saga tak henti-hentinya bernyanyi, ia pun meletakkan gitarnya lalu tertawa pelan sambil mengatur napasnya. Matanya masih sempat melirik kedua temannya yang sedang sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Sagara berdiri dan berniat beranjak keluar kelas ketika suara Agam memberhentikan langkahnya.

"Mau kemana loe?"

"Ketemu calon pacar dong, emang kayak loe jomblo" sembur Saga dengan gaya tengilnya

Sudah Agam bilangkan. Sahabatnya itu memang sudah gila.

**

Si Putri TidurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang