" Ya Allah aku telah beranjak dewasa. Masa dimana aku bingung mencari jati diri dan mulai memiliki rasa pada lelaki.
Hari ini adalah hari kesekian kalinya aku menginjakkan kakiku disebuah gedung besar tak jauh dari kampungku. Di SMA, masa yang paling indah, katanya. "🌷🌷🌷
Pagi ini, ditutup buku diary Ruby. Seorang perempuan yang mempunyai dua hobi sekaligus. Lahir tahun 2002 ini telah resmi menjadi salah satu bagian dari SMA favorit dikecamatan yang berbeda dari kampungnya.
Walaupun hari ini adalah hari terakhir Masa Orientasi Siswa, Ruby tak lupa untuk sekedar menuliskan isi hatinya disebuah buku didalam kamar sempit ukuran 2x3m. Setelah meneguk secangkir teh dan menyudahi tulisannya, Ruby beranjak keluar dari rumah karena ayah Ruby telah menunggu sejak 5 menit yang lalu." Assalamualaikum.." kata Ruby.
" Waalaikumussalam.." sahut ibu Ruby.
Ditengah perjalanan, Ruby tiada henti - hentinya melantunkan shalawat sembari memandangi pepohonan dikanan kiri jalan.
Ayah Rubby bertanya ketika melihat anaknya melamun.
" Kenapa kamu Ruby?".Ruby tetap saja tak menyudahi apa yang ia lakukan itu. Hingga suatu ketika ayah Ruby berhenti.
"Ayah, kenapa berhenti?" sahut Ruby.
" Ini kita sudah sampai Ruby, dari tadi ayah lihat kamu melamun saja. Ada apa sih? Apa yang kamu pikirkan, Nak?" balas ayah Ruby sembari menghentikan laju motornya.
" Tak ada apa - apa, Yah. Ruby hanya sedikit mengantuk. "
" Ada - ada saja kamu, makanya jangan bergadang sambil nunggu chat dari pacar kamu itu. " sahut Ayah Ruby dengan nada mengejek.
Pukul 06.15, Ruby adalah siswa baru pertama yang datang lebih awal dari teman - teman satu angkatannya. Karena memang Ruby masih canggung naik motor sendiri, jadi Ruby diantar oleh Ayahnya yang sekalian berangkat kerja.
" Hmm.. Udah agak siangan gini kok belum ada yang datang ya? Apa aku yang kepagian?" tanya Ruby didalam hati.
Tak lama kemudian suara langkah kaki datang mendekat ke arah Ruby. Ruby terkejut melihat apa yang dilihatnya. Ternyata teman satu gugus Ruby datang menghampirinya dengan membawa sebuah buku tebal.
" Pagi Ruby, apa kamu ada janji sehingga kamu datang pagi pagi?"
" Tidak, aku hanya nebeng sama Ayah sekalian berangkat kerja."
" Oh, ku kira"
Dia adalah Adel, perempuan imut tapi gendut yang menjadi teman akrab Ruby saat MOS. Ia adalah satu - satunya perempuan yang jarak rumahnya dekat dengan SMA datang lebih awal dari semua siswa lainnya.
" Kenapa kamu bawa buku setebal itu, Del?"
" Hari ini aku udah pelajaran, By. Tapi aku masih tidak ada buku pelajaran jadi aku pinjam dikakak kelas yang baru lulus kemarin. Berhubung dia suka nyatat. Dia punya rangkuman seluruh pelajaran kelas 10 lho, kan lumayan. Hehe. " sahut Adel dengan nada bergurau.
" Ahh.. ada - ada saja kamu, Del. Oiya, hari ini kan pembagian kelas. Sudah ada info tidak ya dimading? "
" Belum kayaknya. Aku tadi lewat situ ga ada apa apa. "
Pukul sudah menunjukkan angka tujuh. Adel dan Ruby bergegas masuk kelas gugus yang sudah ditentukan untuk mereka sebelum pengumuman penentuan kelas dibagikan.
Ruby duduk bersama Adel tepat dibangku paling depan. Ketika Ruby membuang sampah diluar, Ruby melihat segerombolan siswa dan siswi baru lainnya mengerumuni mading sekolah. Lalu Ruby kembali ke kelas seraya berkata kepada Adel.
" Del, kayaknya pengumuman kelas sudah ada tuh dimading. Ayo kesana."
" Ayo, By!"
Setelah sampai didepan mading, Ruby dan Adel tak langsung saja menemukan namanya ditabel masing - masing kelas. Hanya beberapa detik saja datang, siswa dan siswi lainnya sudah saling mengerumuni mading. Ruby dan Adel kembali mencari jalan untuk keluar dari gerombolan.
" Ah pengap!" seru Adel sembari mengibas - ngibas hijabnya.
" Kenapa kamu, Del?"
" Anak - anak pada rakus, kayak belum sarapan aja wkwk." sahut Adel cengengesan.Adel dengan rasa penasarannya seketika mencari dimana namanya dan nama Ruby tertera.
" Ruby, aku nemu!"
" Mana, Del?"
" Aku capture dulu ya.. Wait!"
Setelah hampir menunggu beberapa menit, Adel dan Ruby pun beringsut dari gerombolan siswa dan siswi lainnya. Sejenak mereka menghela nafas mereka dalam - dalam sembari mengusap secercah air keringat dikening mereka." Kamu sudah dapat gambarnya kan?"
" Sudah dong, By. Ayo kita cari tempat duduk dulu."
" Dikantin aja gimana?"
" Jangan, By. Setengah jam lagi kelas bakal masuk. Mampus kalo kita telat, kita kan murid baru. Sayang banget kalo sudah dapat hukuman dari wali kelas. "
" Hmm.. Iya juga sih. Terus dimana dong? "
" Yaudah duduk di Gazebo aja dulu, gimana? "
" Ide bagus!" sahut Ruby.Waktu telah menunjukkan pukul 07.21 yang artinya kurang 6 menit lagi kelas akan dimulai. Tapi Ruby dan Adel masih saja bingung mencari tempat duduk di Gazebo.
" Disini aja, Del. "
" Oke. "
Sesaat mereka duduk, bel berbunyi tanda kelas sudah akan dimulai.
Ruby dan Adel bergegas melihat gambar yang telah Adel capture saat didepan mading.
" Haah.. Aku dikelas IPS 2?"
" Apa, By? Kamu dikelas IPS 2? Aku di IPA 3 malahan. "
" Yahh.. Sayang banget kita ga sekelas."
" Sudahlah, By. Gapapa kita sudah punya takdir masing masing, yang membawa kita kemana. Memang benar, kehidupan itu layaknya air yang mengalir. Disikapi dengan tenang dan pasrah sampai manakah kita berhenti, jika tidak disebuah muara. "
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm PLUVIOPHILE
Teen FictionInsya Allah update setiap hari. Maaf masih banyak imperfection xx " Memang benar, kehidupan itu layaknya air yang mengalir. Disikapi dengan tenang dan pasrah sampai manakah kita berhenti, jika tidak disebuah muara." 🌹🌹🌹