Seperti Perjalanan Ini.

70 7 0
                                    

Cuit... Cuit...

Burung Nuri dimusim panas mulai berkicau ketika matahari pagi muncul dengan cerah. Begitu pula dengan rumah milik keluarga Hong.

"Chan!! Anakku!! Mau sampai kapan tidur terus? Ponselmu sejak tadi berbunyi! Ada lima panggilan tak terjawab dari temanmu!!!"

Joochan menggeliat di atas kasur. Ia mencoba mengumpulkan kesadaran dan duduk ditepi ranjang.

"Joochan.... Kau sudah bangun? Hey! Lihat jam berapa sekarang? Apa kau jadi pergi ke Gangwon? Kalau tidak bantu ibu berbelanja ke pasar! Cepat!"

Joochan masih mencerna kalimat ibunya. Ia melirik ke arah jam weker yang tertata rapi di atas meja belajarnya. Pukul 08:10 pagi. Sedangkan waktu janjian mereka adalah 07:30.

"HOH?! Apa?! WOAHHHH!! AKU TERLAMBAT SETENGAH JAM!!"

Dengan segera ia pergi mandi dan menyiapkan kopernya. Dia bahkan melewatkan sarapannya, dipikirannya hanya terlintas sosok Jaehyun, Jibeom, dan apalagi Donghyun yang cerewetnya melebihi ibunya, ia tak kuat lagi jika ketiga temannya itu akan menghabisi dirinya.

Mungkin, liburan ini belum dimulai tapi akan segera berakhir.

"Joochan-aaa.... Hubungi kembali temanmu! Jangan lupa bawa kartumu!" ujar ibu Hong cemas dengan kelakuan anaknya yang ceroboh.

"IYAAAAA!! sampai jumpa ibuu!! Aku berangkat! " Joochan bahkan tidak berpamitan dengan benar. Dia sangat buru-buru kali ini.

Bukan. Bukan kali ini saja, dia mungkin sering membuat teman-temannya menunggu.
.
.
.
.
.
.

Donghyun kembali melihat arlojinya dan gantian mengecek ponselnya berkali-kali.

"Waaah... Khekhe... Hong Joochan-aa...rupanya dia mau mati, ya?" Donghyun mengepalkan giginya.

"Jaehyun-a.. Kau yakin jika Anak itu datang kau akan langsung masuk taxi?" bisik Jibeom.

"Mataku terlalu lemah melihat kekerasan, telingaku merasa sensitif dengan ocehan, khekhekhe... Lagi pula kenapa anak itu telat?" balas Jaehyun santai.

"Waah... Kata-katamu itu selalu mengerikan, ya? Haah.."

Tak lama, sebuah taxi berhenti di depan gerbang rumah Jaehyun. Ketiga temannya menatap dengan tajam seorang yang keluar dari taxi itu.

"Oh, bagus! Dia bawa taxi," Jaehyun langsung menghentikan taxi itu lagi. Dia tampak berbicara dengan supir tanpa memperdulikan temannya yang akan disemprot oleh Donghyun.

"Hahh.. Haaah..... Maaf! Aku.. Terlambat, sungguh! Al-alarmku tiba-tiba mati!" Joochan mulai beralibi.

Namun, tatapan dari mata sipit Donghyun telah menghabiskan alibinya.

"Ah, Silahkan..." ucap Joochan pasrah  apa yang akan terjadi.

"Khekhekhe... " Jibeom malah cekikikan.

"Hey-yak! Kau tau berapa la--"

"Ayolah... Hentikan, Joochan sudah baik membawa taxi untuk kita, cepatlah... Nanti kita bisa ketinggalan kereta, perjalanan hanya dua jam saja,"

Donghyun terbungkam karena omelannya diputus oleh Jaehyun. Kali ini Joochan bisa selamat dari kemarahan pria manis itu.

"Hufft... Kau beruntung! Aku akan maafkan dirimu, tapi... Jangan harap untuk kesekian kalinya!" cetus Donghyun tajam.

Joochan hanya mmberikan seringai konyol dan sukses membuat Donghyun mengusap wajahnya kasar.

"Ahahaha.... Khekhekhe... Waah! Donghyun! Kau keren! Jaehyun! Kau juga... " puji Jibeom kemudian masuk lewat pintu sebelah kiri.

9oo9oos GOLCHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang