Part 14 | Yuna & Yuni

193 31 6
                                    

Nayeon menggaruk rambutnya frustasi melihat begitu berantakannya ruangannya saat ini, ia sudah mencoba sabar sedaritadi tetapi rasa kesalnya tak bisa ia tahan lagi.

Ia sedang bekerja dan ada sebuah berkas penting yang harus ia kerjakan, tetapi dua bocah kembar ini terus menerus menganggunya. Sungguh ia kesal sekali dan ingin sekali ia mengusir dua bocah ini jika bukan suzy yang memintanya menjaga dua bocah iblis ini.

Sudah dimulai dari yeji membujuk dua bocah itu menuju kantin hingga resepsionis yang bermulut manis itu membujuk mereka tidak mempan juga untuk mereka. Nayeon menatap dua bocah iblis itu dengan tatapan tajam dan lelahnya, kali ini rasa kesalnya sudah tidak dapat ia tahan lagi.

"BERHENTI!" Teriaknya kesal dan mampu membuat kedua bocah itu berhenti dan menatapnya takut, nayeon bangkit dari tempat duduknya menatap kedua bocah itu.

"Kalian gak ngerti kalo aunty lagi pusing? Aunty capek! Aunty punya kerjaan! Bukan cuma jagain kalian doang! Kalian taukan ini kantor tempatnya bekerja! Bukan waktu kalian main! Masih mending aunty kasih ijin kalian kesini! Aunty iyain mama kalian tuh karna aunty gak enak sama mama kalian dan sekarang kalian gangguin semua kerjaan aunty!" Bentak nayeon membuat keduanya berkaca-kaca namun tak dapat menghentikkan amarah nayeon.

"Benar-benar menyebalkan" Gerutunya lalu kembali duduk dengan frustasi.

"Ngapain sih gua ngeiyain permintaan suzy eonni, beg* banget gua harusnya tolak aja daripada jagain dua iblis" Gumamnya yabg masih dapat terdengar pada kedua bocah yang sedang menahan tangis.

Tok tok tok.

"Non nay, ini ada berkas yang harus anda tanda tangani dan atasi" Sahut yeji setelah masuk.

"Bawa sini"

Yeji melangkahkan kakinya menuju meja nayeon tetapi matanya melihat dua bocah yang sedang menahan tangis, yap banyak yang mendengar bentakan nayeon tadi termasuk yeji.

Yeji rasa nayeon sedang sangat kelelahan justru itu mengapa ia sampai berteriak, biasanya jika nayeon marah ia hanya terdiam dengan nafas memburu. Yeji meletakkan berkasnya diatas meja dengan nayeon yang terus fokus pada komputer dihadapannya.

"Hanya ini?" Tanya nayeon, yeji mengangguk pelan.

"Yaudah" Yeji membalikkan badannya setelah membungkuk sopan, yeji menuju pintu keluar karena urusannya selesai.

"Ah!" Yeji kembali membalikkan badannya mendengar suara nayeon.

"Bawa dua bocah ini keluar, ajak ngapain kek" Seru nayeon, yeji mengangguk pelan.

"Yuk ikut aunty" Ajak yeji, kedua bocah itu yang masih menahan tangis menurut kepada yeji daripada ia terkena marah lagi.

Setelah kedua bocah itu keluar nayeon dapat bernapas lega, ia melihat pemandangan ruangannya yang hancur. Ia jadi teringat ketika suzy memintanya menjaga kedua anaknya.

"Nay"

Nayeon yang sedang menyuruput minumannya menghentikan aksinya dan menatap suzy penuh tanya. Suzy terkekeh pelan melihat bekas susu di pinggir bibir nayeon.

"Ada bekas susu tuh di bibir lo" Nayeon segera mengusap seluruh bagian bibirnya dengan kesal.

"Lo bisa jagain dua y gak? Gua ada meeting besar sama klien" Lanjutnya membuat nayeon melototinya.

"Lo gila? Lo pikir lo doang yang sibuk?"

"Gua gak pernah juga minta bantuan lo kayak gini, ini karna ada klien penting nay, bayangin bisa jadi keuntungan besar buat butik kita" Jelas suzy, nayeon terus saja menggeleng.

Love Maze [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang