Sekali lagi, pipi ku merona semerah semangka. Setelah bertemu dengan David, wajah ku sering merona. Dalam sehari terhitung lima kali wajah ku merona karena tingkah nya.
Dengan suara yang sangat lirih, bahkan hampir tidak terdengar aku bertanya, " K-kenapa kau bilang begitu? "
" Tunggu biar aku tebak, " Gretta memotong. " Kau pasti akan mengatakan kalau Adeline itu mein mond, benar kan? Aku yakin kalian pasti pernah bertemu sebelumnya sampai kalian mempunyai panggilan akrab " Tebak Gretta ngawur .
David tersenyum, " Kau benar, aku dan mein mond pernah bertemu sebelumnya. Itulah alasan kenapa kami bisa begitu akrab "
" Tunggu, kapan kita pernah bertemu? Aku tidak pernah bertemu dengan mu sebelumnya, sampai membuat panggilan akrab seperti mein mond " bantah ku terheran, padahal aku baru bertemu dengan nya dua hari yang lalu .
" Iya, kita pernah bertemu sebelumnya. Hanya kau tidak bisa mengingat nya. " David menatap ku dengan tatapan nya yang sulit di artikan itu.
Gretta memutar mata malas , " Sudah cukup pembahasan mengenai kenapa kalian bisa akrab ini, sekarang ayo kita memainkan sesuatu yang seru, seperti truth or dare "
Aku menolak permainan konyol itu setelah paham kemana arah permainan ini nanti. Sementara David, dia begitu antusias dan penasaran bagaimana bentuk permainan ini. Aku sampai terheran, berasal dari planet manakah dia ini, sampai permainan seperti ini pun dia tidak tahu.
" Jadi saat kau kalah main suit, kau akan diberi pilihan. Kau bisa memilih dare, atau tantangan, dan kau juga bisa memilih truth atau kejujuran " jelas Gretta setelah David memasang wajah bingung nya.
Merasa David sudah cukup paham, kami bertiga memulai permainan. Setelah berkali-kali kami adu suit, David akhirnya kalah dan Gretta menyambut nya dengan gembira .
" Nah karena kau telah kalah, sekarang kau harus memilih. Truth or dare ? " Gretta tersenyum licik, sambil mengacungkan jempol tanda berhasil pada ku.
Dengan polos atau bisa disebut bodoh, David menjawab Truth. Jawaban nya membuat Gretta kegirangan seolah dia habis memenangkan tiket lotre bernilai dua milyar.
" Baiklah, karena kau memilih truth, sekarang katakan pada ku. Seperti apa tipe pacar mu di masa depan? " Gretta bertanya dengan mata yang berbinar, mungkin dia berharap dialah tipe pacar nya David .
David menjawab dengan yakin setelah dia melirik ku . " Aku memilih seseorang dengan senyum manis dan berhati baik. Tapi sedikit gila pun tak apa, dan semua itu ada di diri mein mond. "
Jawaban David berhasil membuat Gretta yang semula begitu antusias menjadi kecewa, dan dia juga berhasil membuat wajah ku kembali merona. Bagus, pagi ini aku sudah merona tiga kali .
Gretta menatap David nanar , " Sebegitu sukanya kah kau pada Adeline? Apa kau yakin kau sudah memeriksa mata? Maksud ku lihat dia, galak seperti preman pasar, rakus dan tidak sabaran. Ada apa dengan mata mu ? "
Aku marah besar. Maksud ku, dia benar tentang semua sifat ku itu. Tapi harus kah dia membeberkannya pada seorang murid baru dan meneriakkan nya dengan keras hingga seluruh kelas menertawai ku? Baru kali ini aku merasa begitu malu dan sakit hati.
Menyadari bahwa kalimat yang baru dia ucapkan begitu menyakitkan, Gretta buru-buru menutup mulut nya dengan wajah menyesal. Tapi apa boleh buat, amarah ku begitu besar dan sebuah tinju sudah ku arahkan menuju wajah nya .
Tinggal sedikit lagi tinju ku mengenai wajah murung nya itu, dan merontokkan setidaknya tiga buah gigi depan nya. Saat itulah seseorang dengan parfum khas pria mencegah ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
meine Wächterfee
FantasiIni tentang Adeline, si maniak nasi padang yang kehidupan damainya dirusak oleh lelaki absurd yang selalu membawa biola kemanapun dia pergi. Ini tentang si maniak nasi padang yang bertemu kembali dengan Wachfee-Nya.