Difference [Jennie ft. Taehyung] ✓

07. Mari Kembali Menjadi Asing

Setelah acara makan malam kemarin, Taehyung bukanlah Taehyung yang sama. Taehyung yang ini jauh lebih pendiam. Tidak ada lagi Taehyung yang banyak bicara dan Taehyung yang mempunyai banyak ambisi.

Tuk

" I have two cups coffee. And, this one for you," Taehyung menoleh kearah manusia yang sedang mengajaknya berbicara saat ini.

"Ngapain disini, Rin?" Tanya Taehyung. Yerin langsung mendudukan dirinya di depan kursi Taehyung.

" Why? Bukannya gue yang harusnya yang tanya  gitu sama lo? Kenapa lo di cafe sendirian? Ngga kerja?" Taehyung memutar bola matanya malas.

"Bukan urusan lo!" Sarkas Taehyung.

"O-okay, Can you drink coffee from me? Setidaknya sebagai rasa menghargai," Yerin menampilkan senyum canggungnya

"Gue ngga minta lo buat beliin gue kopi, Yerin Anastasya. Buat apa gue minum kalok gue ga mau?" Lagi-lagi Taehyung berbicara dengan nada ketus kepada Yerin.

"Kkkk, Lo itu CEO tapi bodoh juga ya? Kan gue tadi bilang, sebagai rasa menghargai. Berarti buat apa lo minum kopi dari gue? Ya jawabannya untuk menghargai gue. Lagian tinggal minum apa susahnya sih?" Yerin bertanya sambil menampilkan senyum remeh nya.

"Gue nggak suka kopi,"

"Bohong, gue tau lo pernah ke kebun kopi buat dapet biji kopi murni,"

Taehyung berdecak kesal. Karena tak ingin memperpanjang masalah, Taehyung langsung meminum kopi pemberian dari Yerin.

" Sebenernya apa yang gue punya tapi yang ga Jennie punya sih Tae?" Taehyung tersedak kopinya. Terkejut karena Yerin yang tiba-tiba bertanya seperti itu.

" Lo seiman sama gue, dan Jennie ga seiman sama gue" Taehyung kembali menaruh cup kopinya sambil berujar santai.

"Cuma itu?" Taehyung ngangguk.

"Kalok kebalikannya?"

"Banyak, tapi cuma satu yang paling besar. Yang lo gabisa milikin, tapi Jennie bisa milikin—"

Yerin menyimak sambil meminum cup Kopi nya. "—Hati gue,"

"Uhuk! Uhuk" Yerin tersedak kopinya.

"Berhenti berharap sama gue, karena sampai kapan pun gue gabakal bisa balas perasaan lo," Ujar Taehyung berdiri dari duduknya dan bersiap untuk pergi meninggalkan Yerin. Tapi baru saja ingin melangkahkan kakinya, Yerin berjuar—