I love you daway part 1 ❤️

207 19 0
                                    

"ini udah tahun 2019 mah udah gak jaman dijodohin orang tua,"ketusku kepada Mama. Wanita cantik paruh baya itu mendengus sambi mendekat.

"Bukan dijodohkan tapi mama mau kamu menikah dengan orang yang tepat,"tangan kanannya menepuk pundakku.

"Apa bedanya? Sama mamah itu namanya perjodohan, aku gak kenal sama cowok itu," aku membalikan badan kembali pada piring-piring kotor yang menunggu dibilas.

"Nanti juga kenal apa bedanya? Kalau kamucari calon suami sendiri itu awalnya sama kan sama-sama nggak kenal?," Iya memang keras kepala mungkin sifatku menurun darinya.

"Kalau kalau gitu ima belum mau nikah, nanti aja tunda perjodohan sampai lima tahun kedepan,"jawabku dengan nada datar.

"Tahun depan aja ya Deal!," Serunya sambil memijat kedua bahuku.

"Ih ma,come on! Umur ima baru 23 loh,"

"Iya sayang dan kamu menikah di umur 24 ya sayang? Dealllll!,"

"No!,"

"Deall!,"

"No, sorry,"

"Yuhuuu deal,mama bakal persiapkan semua, calon suami kamu oindah ke Jakarta minggu depan,jadwal kamu bakal padat.,"

"Ma, please," aku menggiba namun selalu sama seperti biasanya, tak digubris. Mama menggeleng keluar dari dapur sambil melakukan tarian aneh dan nyanyian kecil tak jelas. Sebegitu semangat ya mama?

"Ma?pindah ke Jakarta?kemana?," Tanyaku penasaran.

"Dia beli apartemen yang dekat rumah sakit itu. Sabar ya,minggu depan ko,"teriak mama,aku tersenyum kecil dan menggigit bibir penahan perasaan aneh. Sekilas bayangan laki-laki berwajah menyebalkan memenuhi isi kepalaku.

Perjodohan.
Satu hal yang 1 2 bulan belakangan ini digembar-gemborkan mama padaku. Berawal dari agenda reuni mamah bersama teman-temannya, 2 bulan yang lalu dan aku ikut. Padahal tahun-tahun sebelumnya aku tak pernah mau meski diajak.

Di sana aku bertemu dengan Tante ai dan anaknya daway, usia anak laki-laki itu terpaut 3 tahun denganku namun gayanya betul-betul kekanak-kanakan, rambut dengan poni panjang dibiarkan menutup dahi, kaos polos putih, celana jeans hitam, dan sepatu slip on. Tak ada yang salah dengan penampilannya kan? Ya salat matanya sipit tajam, dengan hidung mancung dan bibir sedikit agak tebal. Ketika bicara sambil tersenyum matanya semakin sipit dan 2 buah lesung pipi muncul masing-masing di pipi kanan dan pipi kiri. Bukan Sipit seperti opa opa korea bukan ya. Kulitnya sawo matang dan tubuhnya sedikit agak berisi. Sebentar sebentar apakah aku memperhatikannya secara diam-diam? Oh damn! Di awal perjumpaan ia sempat menatapku, dan aku menatapnya. Ya kami bertatapan agak lama tanpa senyum. Satu hal yang ku tangkap mengenai cowok itu tengil!.

Di sana ada puluhan opa dan Oma malam itu, hanya ada aku Dan daway yang merupakan produk keluaran baru, aku datang menemani Mama dengan menggunakan gaun hitam polos berlengan panjang. Namun sangat pas di tubuh jilbab yang panjang sepinggang kubiarkan terurai begitu saja. Beberapa kali kudapati daway sedang memperhatikan, namun ia selalu membuang muka ketika kepergok, seketika langsung pura-pura tak melihat.

"Mom,si ima ini kalau gue perhatiin mirip banget almarhum bokapnya ya? Sekarang umurnya berapa sih?," Seru tante sambil membelai jilbabku.

"Sekarang 23, heeh sih mirip banget sama bang Reno tapi ada kan dikit-dikit sedikit muka guanya hahaha?," Mama tak mau kalah. Wajahku memang selalu dibilang mirip dengan almarhum mendiang papa, namun Mama selalu mengklaim bahwa aku juga mirip dengannya. Ya aku dan mamah mirip sama-sama keras kepala!.

"Kerja dimna ima?," Tanya tante ai dengan wajah so imut.

"Citra bunda medika, tante,"

"Oh rumah sakit bersalin ya?," Kini matanya melotot dan senyumannya semakin mengembang, Tanti tangannya terus mengelus jilbabku. Ku balas pertanyaan terakhir tante hai dengan anggukan singkatku.

I LOVE YOU DAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang