20 menit terbuang sia-sia untuk memandangi layar ponsel. Aku mengutuki diri yang mulai seperti orang tidak waras, senyum-senyum sendiri. Pagi tadi, Mama mengirimiku sebuah nomor lewat WhatsApp, nomor kontak daway.
Di foto profil WhatsApp nya, lelaki berwajah tanggal itu tetap ada ekspresi tengil! Umpatku dalam hati. Dengan dua tangan bersilang di depan dada, tatapan tajam sinis dari sepasang mata yang diam-diam ku kan ku kukagumi. Ya sorot mata itu mulai membuatku sedikit gila.
Ini adalah akhir minggu ketiga di bulan Oktober, waktu yang memaksa tersebut akan menjadi hari dimana daway resmi menempati apartemen barunya. Entah kenapa seminggu terakhir ini aku tak sabar menunggu hari ini.haha dasar gila!
Ponselku berdering tiba-tiba Mama menelpon tumben.
"Ima kamu pulang jam 2 kan?," Tanya mama di ujung sana.
"Iya,kenapa ma?,"
"Daway mau jemput tuh!," Jawab mama bersemangat.
"Hah, ih ma jangan ih," salah tingkah,bulu kudukku benar benar merinding sekarang.
"Eh kenapa? Tu apartemen dia kan yang di seberang rumah sakit. Kayaknya dia udah di bawah tuh, soalnya dia telepon mamah setengah jam yang lalu," tutur mama semakin membuatku gugup.
"Ya, yaudah deh,"
"Bye," mama meakhiri sambungan telepon aku memandangi layar ponsel mengetuk nama daway di dalam kontak WhatsApp.
Ternyata dia online. Kulirik bagian atas layar dan mendapati waktu menunjukkan pukul 14.05 WIB, waktu kerja sudah habis. Aku bergegas mengambil tas dan segera masuk ke ruangan pasien bergabung dengan bidan lain untuk melakukan operan shift.
Drrrrtttt!
Ponselku bergetar tanda pesan whatsapp masuk, benar saja itu pesan dari daway. Ini kali pertama ada informasi di antara kami dan sukses membuatku benar-benar salah tingkah.[Aku di seberang parkir di depan apotek]
Ya Tuhan calon suamiku ada di seberang! Aku girang tak kepalang, hampir saja aku melompat dan menjerit. Apa aku benar gila?
Pesannya tak ku balas sengaja agar aku sedikit terlihat jual mahal, andai ia tahu yang sebenarnya aku rasakan. Ah jangan! Entah kenapa langkah demi langkah menuju keluar gedung rumah sakit terasa begitu berat hari ini. Antara takut,bahagia, bersemangat,tak sabar,cemas,takut,gugup,cemas dan gembira.entah apa yg merasukiku.
Dengan ragu aku mencari sosok daway di sebrang sana,hanya ada mobilnya.kemana dia? Debaran jantung sudah tak mau di ajak kompromi,aku hanya berdoa agar tak sampai pingsan. Entahlah rasanya sudah lama sekali tak segugup ini. Ayolah, ima. He's just daway!
Bersiap nyebrang kupastikan tak ada kendaran yang melaju di kanan dan kiri. Dan seketika itu pula sebuah tangan meraih jemariku, menggemgamnya erat. Kulirik pemiliknya, dan rasanya aliran darahku terhenti sejenak. Itu daway menatapku dengan sorotan matanya yang beracun, dengan senyuman tengil khas nya,juga kedua lensung pipinya yang bermunculan. Ah! Aku yakin ini yang di namakan jatuh cinta. Aku membalasnya dengan sebuah senyuman jodoh. kami pun berjalan menuju mobil di sebrang.
Daway terus menggenggam tangan ku hingga akhirnya ia membukakan pintu. Tanpa sepatah kata,
Aku masuk begitu saja kedalam mobil, melepaskan sejanak jemari yang baru saja ku genggam beberapa puluh detik. Sensasi nya luar biasa. Haha, gila! "Ku lepas dulu ya? Nanti ku genggam lagi," gumamku dalam hati sambil terus memandagi tangan yang baru saja menutup pintu, mengelikan sekali aku ini.Bugggg!
Pintu mobil tertutup dan itu artinya kini aku dan daway berdua di dalam mobil. Berdua guys! Aku tak berani
Menoleh ke arahnya.jangan tanya lagi soal jantungku ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
I LOVE YOU DAWAY
Roman d'amourini adalah ceritaku,sekedar membagi kisahku kepada kalian