"Aku akan membuat Ariel menyukaiku dengan caraku, bukan dengan ujaran kebencian yang kau buat itu Daisy!"
Daisy terperangah dengan perkataan Wendy. Sebegitunya dia suka pada Ariel, hingga membuat dia membenarkan segala cara untuk mendapatkan hatinya.
Namun di sini Daisy juga merasa bersalah. Dia merasa kalau memang dia telah merebut Ariel yang seharusnya menjadi milik Wendy bukan miliknya.
Jadi di sini siapa yang salah, siapa yang benar?
Jika bukan Wendy, apakah itu Daisy yang salah?
Sementara di aula sekolah Ariel yang tidak bisa fokus dengan pembicara seminar, dengan berat hati ia langsung meninggalkan aula tersebut. Mencari keberadaan yang membuat hatinya tidak karuan dari tadi.
Ia bergerak cepat ke lantai atas tempat di mana kelas mereka berada dan tempat pertama mereka dekat sebagai sahabat, ah tidak bisa dibilang lebih dekat lagi.
"AAAAAAAAAAA!"
Dalam perjalanannya menuju lantai atas tersebut, Ariel mendengar suara teriakan seorang gadis tentu saja itu adalah suara yang sangat dikenalnya yaitu suara Daisy.
"Tunggu aku, Daisy!"
***
Ariel berlari dengan secepatnya. Menyusuri anak tangga dengan hati-hati. Hingga ia bahkan hampir terjatuh.
"Sial! Hampir saja jatuh!" ujarnya memerotes.
Ariel terdiam begitu saja ketika melihat kedua teman sekelasnya sedang tarik menarik rambut dan seragam.
"HENTIKAN!"
Ariel berusaha menarik Daisy dari cengkraman Wendy yang saat ini sedang mengamuk dengan mata merah. "Wendy! Sadarlah kau di sini bukan untuk menyakiti seseorang. Ingat lah sebelum kau berubah, kau adalah wanita yang baik ...."
Wendy terkesiap begitu saja, seketika badannya terdiam tidak mau menuruti perintah otaknya lagi itu mungkin berkat ucapan yang diucapkan oleh Ariel.
"Ah! Gue nggak peduli, selama ini setahun penuh ini aku sudah berusaha berkali-kali untuk mendekatimu. Tapi kau tidak pernah membalas perasaanku bahkan merespon ku pun tidak." Wendy menarik nafasnya.
"Ketika wanita ini datang kau dengan mudahnya diambil hati olehnya, dekat dengannya. Lalu ketika aku mendengar berita kau berpacaran dengannya hatiku seakan hancur berkeping-keping. Tidak ada arah tujuan lain, dan aku ingin ke neraka saja jadinya," sambung Wendy.
Berita keributan di lantai koridor kelas 11 itupun cepat tersebar luas karena acara sosialisasi di aula telah selesai. Keadaan jadi makin ramai, membuat ketiga orang yang sedang berdebat itu semakin tidak terfokus kan pada tujuan utama mereka.
"Wah ada apa ini?"
"Apa ini ribut ribut?"
"Itu Wendy dan di sebelah sana itu ada Daisy si gadis yang mau pindah sekolah, rambutnya acak-acakan seperti itu seperti mau dibunuh saja!"
"Hei lihatlah di ujung sana ada Ariel Kenapa ada yang tampan itu ikut terlibat dalam pertengkaran 2 wanita?"
"Biasalah orang tampan memang seperti itu mungkin ini kisah cinta segitiga."
Di antara mereka bertiga, Ariel yang paling mendengar ucapan ucapan para penonton mereka itu.
Ariel berusaha maju ingin menenangkan Wendy yang saat itu sedang dalam amarah besarnya. Ariel maju, terus melangkah, lalu ketika dia dekat dengan Wendy Dia menepuk pundak Wendy dan kemudian memeluk Wendy.
Daisy yang terkejut hanya bisa tersenyum, lalu merapikan rambut dia yang acak-acakan karena ditarik-tarik oleh Wendy tadi.
Sementara Wendy hanya terperangah dengan mulut terbuka lebar, melihat orang yang dicintainya kini sedang memeluknya untuk menenangkannya tentunya.
"A-ariel k-e-napa k-au me-me-l-uk-u?" Tanya Wendy dengan terbata-bata dan gugup saat dipeluk oleh Ariel.
"Maaf tapi Izinkan aku bicara dulu, Wendy!"
Ariel melepaskan pelukannya lalu menarik nafas sedalam-dalamnya. Lalu ia melihat ke arah semua warga sekolah yang menonton aksi mereka. Bahkan kini ayahnya atau kepala sekolah itu tidak bisa berbuat apa-apa. Dia tahu masalah ini hanya bisa dia yang menyelesaikannya.
"Wendy! Sebenarnya aku menyukaimu, namun sifat mu membuatku ragu untuk mengungkapkan itu. Hingga pada suatu hari aku menemukan wanita yang mirip dengan dirimu dulu, dia adalah Daisy."
Ariel menunjuk Daisy dan Daisy hanya membalas tunjukkan itu dengan senyuman.
"Jika kau mau merubah sifatmu seperti dulu, maka mungkin aku akan kembali padamu. Karena pada dasarnya aku menyukai Daisy itu karena aku melihat sebagian besar sifatnya mirip denganmu."
Wendy berpikir keras lalu kemudian dia mengeluarkan air mata, menangis dan jatuh dalam pelukan Ariel lagi. Sedangkan para penonton—termasuk Daisy, semua juga ikut terharu dengan apa yang terjadi. Dan sekarang Daisy menyadari sesuatu yang sangat penting dari dunia ini.
" Wendy adalah pasangan dalam hidupnya Ariel, dan Ariel adalah pasangan dalam hidupnya Wendy. Maka mereka dalam dunia ini adalah sebuah cinta sejati yang di perantarakan oleh aku ... hanya aku."
Wendy kemudian mendatangi Daisy. Ia minta maaf atas segala sesuatu yang berkaitan dengan dirinya.
"M-maafkan aku D-Daisy!"
"Aku sudah salah, aku sudah salah paham terhadapmu. Aku punya banyak sekali kesalahan. Apa aku bisa menjadi temanmu meski beberapa jam lagi mungkin kau akan keluar dari sekolah ini? Maksudku pindah dari dunia ini?"
Daisy mengangguk, "ya! Selalu! Jangan lupakan aku ya!"
Di tengah momen mengharukan itu Radit dan Echa datang. Mereka sepertinya sudah siap dengan perpisahan tersebut.
"Daisy, ini waktunya ucapkan selamat tinggal!"
Ariel langsung memeluk Daisy. Lalu tubuh Daisy dan Radit berwarna kuning keemasan beberapa cahaya berkilauan mengitari tubuh mereka.
Ariel mengeluarkan air mata, ia benar-benar menangis. Meskipun banyak temannya yang menontonnya. di sisi lain juga ada Yuta teman yang pertama kali bertemu dengan Daisy, dia juga menangis saat itu dan mengucapkan selamat tinggal pada Daisy.
"Selamat tinggal Ariel! Terima kasih untuk waktu waktu yang berharga! Makasih ya untuk telah meluangkan semua waktumu untukku! Terima kasih dalam mengajakmu berkeliling kota ini! Terima kasih telah mengajakku mengetahui semua isi dunia ini! Terima kasih untuk mengajak berkenalan dengan orang tuamu! Aku akan selalu sayang padamu meski kita sudah beda dimensi!"
"S-semoga k-kita b-bertemu l-lagi Daisy!"
Kemudian diisi dan Radit beserta cahaya keemasan yang mengitari tubuh mereka itu menghilang. Langit yang tadi yang terbuka lebar, kini tertutup kembali, dan yang tadinya mendung kini cerah kembali.
Ariel menghapus air matanya, ia teringat akan semua kenangan denga Daisy, kini ia harus membereskan semuanya, membereskan semua perlengkapan Daisy dan rumah kontrakan yang dulu dicarikan nya untuk Daisy. Dia harus membereskan kontrak kerja yang saat itu sangat diperlukan Daisy kini semua yang merepotkan baginya demi Daisy itu sudah tidak ada lagi! Ia akan merindukannya ia yakin itu.
Lalu di tengah keharuan itu ada seseorang yang menggenggam tangan Ariel.
"Aku akan selalu bersamamu Ariel!"
Teenfiction 3
WPWT 1
By. ArandellaaTBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Future Daisy [END]
Roman pour AdolescentsPernahkah kamu tinggal di masa di mana kamu tak akan mungkin hidup disana? Bingung kan? Portal kecil ini rusak, membuatku harus menjelajah dunia masa depan. Tepat 10 Abad setelah aku lahir, tepatnya lagi di tahun ke 30nya. Ya, 3030. bagaimana bisa a...