Now playing : Coming Home by NCT U
****
Semerbak aroma mawar putih masuk ke penciumanku. Perlahan, tangan kananku meraih gagang pintu loker, kemudian meletakkan bunga yang kubawa di dalamnya, sebelum menutupnya kembali dengan hati-hati.
Aku langsung beringsut cepat ke loker samping (dimana lokerku berada) ketika seseorang tiba-tiba memasuki ruangan. Menyembunyikan kegugupanku dengan cara membuka loker. Sesekali melirik keberadaan cowok di sampingku yang kini terlihat membuka loker juga.
Aku menelan ludah ketika melihat raut wajahnya. Dia terlihat kesal? Atau marah mungkin?
Tak ingin menatapnya terlalu lama dan membuat jantungku berhenti mendadak, aku memilih mengambil buku di dalam tas, untuk kemudian dimasukkan ke dalam loker.
Kudengar Raga (cowok yang lokernya kumasuki bunga mawar putih) menghela napas panjang. Dia juga menutup pintu lokernya dengan kasar setelah mengambil bunga mawar putih yang sebenarnya berasal dari orang di sampingnya. Bahkan aku sampai terlonjak kaget mendengar gebrakan pintu itu.
"Lo tau siapa yang naruh ini di loker gue?" Dia menatapku tajam, membuat aku cepat-cepat menundukkan kepala ketika mataku tak sengaja bertemu dengan matanya.
"Ng...nggak tau," jawabku dengan gugup. Masih dengan kepala yang tertunduk.
"Bukan Lo, kan?"
Kepalaku mendongak, memperhatikan raut wajahnya sekarang. Kembali menunduk setelah menyadari raut yang dia tunjukkan padaku sangatlah tidak mengenakkan. Entahlah, dia seperti menatapku dengan geli, jijik, atau apalah itu.
"Bukan lah!" sanggahku cepat.
Raga kembali menghela napasnya. Tapi tak lama kemudian dia beranjak pergi dari ruangan. Meninggalkanku dengan perasaan yang sedih dan kecewa.
Asal kalian tahu, aku sudah melakukan ritual ini selama lebih dari satu tahun. Berangkat pagi-pagi sekali hanya untuk meletakkan setangkai mawar putih di loker milik Raga.
Diam-diam, tanpa menimbulkan kecurigaan.
Selama ini aku belum pernah melihat reaksi Raga ketika mendapati setangkai mawar putih di lokernya. Dan tadi, ketika aku melihat raut wajah Raga yang sepertinya tidak suka dengan setangkai mawar di lokernya membuatku merasa sedih.
Sekarang jadi aku yang bimbang harus melanjutkan ritual itu setiap pagi, atau berhenti karena melihat reaksi Raga.
Aku menghela napas panjang, memilih memasukkan buku ke loker yang tadi sempat tertunda. Lantas menutupnya dengan hati-hati.
Terdiam selama lima detik. Pintu loker kembali kutarik dengan cepat. Menelan ludah ketika melihat sebuah objek yang diletakkan di ujung loker. Yang jelas bukan aku pelaku yang meletakkannya.
Seketika aroma semerbak seolah memenuhi rongga hidungku. Wanginya mirip dengan mawar putih yang setiap pagi kuletakkan di loker Raga. Hanya saja ini berwarna merah.
Apa mungkin orang yang menaruhnya salah tempat? Barangkali saja sebenarnya ingin ditaruh di loker Tesya yang kebetulan memang letaknya di samping lokerku. Mengingat lokerku ini berada di antara dua manusia cukup terkenal di seantero sekolah.
Tapi sepertinya dugaan itu harus kutampik sejauh mungkin ketika membaca secarik kertas yang terselip diantara tangkainya.
Untuk Tania
Di sekolah ini tidak ada yang namanya Tania.
Kecuali aku.
***
![](https://img.wattpad.com/cover/230518620-288-k839872.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LULLABY
NouvellesJANGAN DIBACA!! JANGAN DIBUKA!! Hanya berisi sepenggal kisah fiktif yang kebetulan mampir di imajinasi saya. Lapak ini lapaknya penulis amatir