Warning! Typo bertebaran dan kegajean yang bertambah.
27 Juni 2020
..
Hari demi hari, Jaehyun mencoba untuk membuat Taeyong percaya pada keputusannya. Keputusan yang menurut Taeyong sudah terlanjur dilakukan dengan paksa.
Sebulan berlalu semenjak hari itu. Ketika rembulan penuh dan bias cahayanya memenuhi kamar Taeyong. Pemuda itu sebisa mungkin mencoba untuk tidak mengetuk pintu kamar Jaehyun dan meminta darahnya.
Ia mencoba sebisa mungkin menahan dirinya dari godaan akan haknya untuk mencicipi darah segar Jaehyun yang ternyata begitu cocok untuknya. Pada jam pertama, Taeyong masih bisa menahan rasa haus yang mendesak tenggorokkannya. Dahaga membuatnya terasa panas dan bahkan hampir membuat kesadarannya jatuh pada kegelapan.
Sekali lagiㅡ Taeyong berusaha menahan semua itu. Ia tidak ingin mengganggu tidur Jaehyun yang nyenyak dan ia tidak ingin pria muda itu meladeni dirinya, dengan menyerahkan dirinya untuk menjadi suplai Taeyong saat ini. Taeyong berusaha semandiri mungkin untuk bertahan dalam godaan rasa haus yang menyakitkan.
Beberapa saat berlalu, Taeyong masih bertahan dengan rasa panas dan sakit yang menggerogoti tenggorokannya. Ia memeganginya seolah ingin mencekik lehernya sendiri. Rasa panas dan sakit yang dihasilkan oleh dahaganya membuat ia membayangkan betapa segarnya darah Jaehyun.
Akan tetapi ia menggeleng. Kesadarannya berusaha jatuh ke dasar kegelapan dan membutakannya untuk kemudian menyerang Jaehyun.
Taeyong menggeleng, ia tidak ingin hal seperti itu sampai harus terjadi. Meski panas dan sakit, ia berusaha menahan dahaga itu sebisa mungkin. Meski cahaya bulan penuh mengisi seluruh kegelapan dalam kamarnya, Taeyong tidak akan menyerah untuk terus berusaha menahan hasratnya.
"Taeyong!"
Hanya saja, keberuntungan tidak memihaknya. Ini adalah kedua kalinya Jaehyun memasuki kamarnya karena suara berisik yang dihasilkan dari kegaduhan yang ia coba minimalisir.
Jaehyun menghampirinya dan lagi-lagi memperlihatkan kulitnyaㅡ bagian pundak dekat leher yang sebelumnya ia gigit.
Taeyong bersumpah bahwa ia ingin menangis ketika melihat bekas gigitannya sendiri. Mungkinkah Jaehyun merasakan sakit dan perih ketika taringnya menancap pada permukaan kulit pria itu dan menembus dagingnya.
Tes
Tes
Tes
"Taeyong? Kenapa menangis?"
Taeyong menggeleng, ia selalu berusaha untuk menghindarkan dirinya dari keserakahan nafsu akan darah manusia. Ia adalah seseorang yang mengerti apa itu kemanusiaan dan ia mencoba mempraktikan sesuatunya dengan baik dalam kehidupannya yang selalu tidak baik-baik saja.
"Percayalah padaku."
Taeyong kembali menggeleng. Dadanya terasa sesak ketika matanya menatap tepat ke arah manik kelam Jaehyun. Semua itu membuatnya terasa sulit untuk menarik napas. Rasa bersalah kian menghantui dan ia tidak ingin sama sekali menyakiti Jaehyunㅡ sekali lagi ia tegaskan hal tersebut dalam hatinya.
"Hyung?"
Jaehyun tersenyum. Ia ingin sekali lagi menegaskan pada Taeyong dengan tatapannya, bahwa ia telah menyerahkan dirinya untuk menjadi satu-satunya sandaran bagi Taeyong. Bagi Jaehyun, hanya Taeyong satu-satunya yang ia miliki saat ini.
"Aku percaya padamu, Taeyong. Jadi kau juga harus percaya padaku, mengerti?"
Taeyong termenung dan dengan berat hati mengangguk setuju, lalu menyerahkan semua pada Jaehyun. Ia harus tegar dan percaya pada Jaehyun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Moonwalk | Jaeyong ver.
Vampiro[REVISI] Jaehyun membawa Taeyong ke rumah, meski ia tahu siapa sosok Taeyong yang sebenarnya. Dan karena hal itu pula, Jaehyun menjadi ketergantungan dengan Taeyong. bxb Jaeyong area request by Sean horror-thriller, vampire, fantasy, supranatural (...