Si penyihir👵

347 49 8
                                    

Zey yakin kalian tau caranya menghargai suatu karya hasil pemikiran orang lain:) cuma perlu tap bintang dipojok kiri bawah:)
Ayo siders, kita belajar saling menghargai

☁☁☁

"SINBI-YAAA!"

Tubuh Sinbi seketika terlonjak kaget. Suara menggelegar dari sang ibu tiri kerap menjadi alarm baginya.

Dengan sigap gadis itu turun dari ranjangnya dan bergegas kearah asal suara.

Sinbi berdiri tepat 7 langkah didepan Sowon.

"Nee, eomma? Waeyo?"

Sowon berjalan menghampiri Sinbi. Ketukan high heels menggema diseluruh ruangan itu. Tangan Sowon tampak memegang lembaran kertas.

Bruk

Sowon melemparkan lembaran kertas itu ke wajah Sinb. Sedangkan yang dilempari hanya bisa menunduk.

"Kau gila?! Bagaimana bisa nilaimu turun semua, hah?!"

"T-tapi eomma, nilainya hanya turun menjadi 92" ucap Sinb pelan

Sraak

Sowon memegang rahang Sinb keras. Diarahkannya gadis itu agar mata mereka dapat saling bertatap.

"Sudah berani menjawab hmm? KAU KIRA AKU MENERIMA NILAI 92?!"

Sowon berteriak tepat didepan wajah Sinb.

"Bisakah kau membuatku bangga sekali saja?"

Sinbi kembali menundukkan kepalanya saat Sowon melepaskan cengkraman dirahang gadis itu.

Sinbi memejamkan mata, tangannya mengepal erat. Batinnya berteriak, 'apa yang bisa membuatmu puas, Eomma? Aku sudah berkali kali menjuarai lomba yang selalu kau suruh, apa itu kurang?'

"Oh ya, kamu mengacuhkan anak tuan Park lagi? Bukankah sudah ku bilang untuk bersikap baik padanya?"

"Eomma, aku tidak menyukai Jungkook."

"Yak! Apa susahnya menerima Jungkook sebagai calon tunanganmu?!"

"Nee eomma. Aku akan berusaha sebisaku"

Sinbi kemudian berbalik dan bergegas menuju kamar mandi.

...

Sinbi berjalan santai memasuki kawasan sekolahnya. Tubuhnya terlonjak kecil saat seseorang menepuk pundaknya.

"Yak Son Eunseo!" Sinbi refleks berteriak kesal kala menemukan wajah sahabatnya yang sedang tertawa mengejek.

"Kenapa? Kenapa? Wajahmu lucu sekali sinbi-ya. Harusnya tadi kau berteriak 'omo! Kamjagiya' haha"

Dengan sekuat tenaga, Sinbi menjitak kepala Eunseo. Eunseo hanya meringis kesakitan.

"Kapan kau berhenti menjadi wanita galak sinbi?" Seorang laki laki datang dari arah belakang tubuh Eunseo.

"Menjadi wanita galak itu menyenangkan, Moonbin."

"Terserah kau saja, ayo masuk ke kelas. Bel sebentar lagi berbunyi"

Mereka bertiga berjalan menuju kelas. Sesekali Moonbin melemparkan gurauan yang membuat Eunseo tertawa.

"Sinbi!" Suara seseorang menghentikan langkah kaki Sinbi, Moonbin, juga Eunseo.

Seakan tau siapa yang memanggil, Sinbi langsung memutar kedua bola matanya malas. Perlahan ia memutar badan sehingga menghadap kearah orang yang tadi memanggilnya.

"Kau sudah sarapan?"

Sinbi mendengus kesal saat laki laki didepannya melemparkan basa basi. Menurut Sinbi itu terlalu membuang buang waktu, dan Sinbi tidak suka itu.

"Yak, Park Jungkook, ayo berhenti"

Lelaki bernama Park Jungkook itu mengerutkan dahi sebentar, tanda ia kebingungan. Matanya masih setia menatap manik sang pujaan hati. Bibirnya kembali menampakkan senyuman manis.

"Aku tidak mengerti Sinbi-ya"

Sungguh, intonasinya begitu lembut. Namun, hal itu malah membuat Sinbi semakin muak. Gadis itu melirik sekitar dan tersenyum sinis.

"Aku muak denganmu, cepat batalkan pertunangan kita" Gadis berambut coklat itu benar benar serius dengan ucapannya.

"Apa kau tak bosan terus aku acuhkan? Bukankah kau tau kalau aku menderita dengan perjodohan ini?!" Nada bicara Sinbi mulai meninggi. Mimik wajahnya terlihat sangat kesal.

"Mian Sinbi, tapi aku benar-benar menyukaimu"

"Rasa sukamu itu tak berguna untukku, pabbo"

Setelah mengatakan hal itu, Sinbi bergegas meninggalkan tempat Jungkook terpaku. Dirinya mengusir para murid yang menutupi jalannya menuju kelas.

Eunseo dan Moonbin yang sadar akan apa yang dilakukan Sinbi langsung mengejar gadis itu. Sebelum pergi, Eunseo sempat menepuk-nepuk bahu Jungkook pelan, tanda ia bersimpati yang langsung ditepis oleh Jungkook

☁☁

Aku menenggelamkan wajahku diantara lipatan tangan. Sial, moodku langsung berantakkan dipagi hari.

Aku menepis tangan Eunseo yang menyentuh pundakku. Tak bisakah seorangpun memberiku waktu sendiri? Aku benar benar muak hidup disini.

"Yak, Sinbi, kau sudah keterlaluan terhadap Jungkook."

Aissh, lagi-lagi moonbin membela Jungkook sialan itu.

Aku segera mengangkat wajahku dan menatap laki laki bulan itu. Melihat wajahnya membuatku semakin kesal. Bagaimana bisa dia membela Jungkook yang jelas jelas menyusahkanku?

"Geurae, aku memang keterlaluan. Lalu kenapa? Kau mau menjauhiku? Aku tak melarangnya, Moonbin."

Aku mengangkat wajahku dan menatap mata Moonbin sinis. Eunseo memegang tanganku, meminta untuk menghentikkan ini sebelum terjadi pertengkaran.

"Sinbi-ya, sudah hentikkan. Kita menjadi pusat perhatian" Eunseo menegurku. Dengan cepat aku menepis tangan Eunseo dan pergi keluar kelas.

Kakiku mengarahkanku menuju kantin sekolah. Aish, kalian pikir aku akan pergi ke rooftop seperti korban cerita? Pabbo.

Aku duduk dibangku pojok kantin. Seorang ahjuma tampak menghampiriku yang kemudian duduk bersebelahan denganku.

"Sinbi-ya, kau bertengkar lagi?"

Aku menganggukkan kepala untuk membenarkan perkataan ahjuma kim.

Ahjuma kim adalah seorang pekerja kantin bagian memasak makanan untuk murid. Aku selalu datang kesini apabila bertengkar dengan Eunseo, Moonbin, dan.. si menjengkelkan Jungkook.

"Mau ahjuma buatkan sesuatu yang manis?"

"Tidak perlu ahjuma. Sinbi disini hanya ingin menenangkan pikiran Sinbi."

Ahjuma Kim tersenyum padaku kemudian melenggang pergi menuju arah dapur.

Seseorang menepuk pundakku pelan kemudian duduk dihadapanku. Ia tersenyum sampai matanya membentuk garis lurus.

"Kau apakan lagi tuan muda kita, sinbi-ya?"

.
.
.

TBC
Untuk seterusnya akan dipublish sesuai jadwal:>
Mohon dukungannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Eunbi's ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang