ONE

25 3 0
                                    

Awas ada Typo ya! 😊😊

.

Udara sejuk di pagi hari dengan sinar hangat dari sang mentari membuat diriku semangat untuk berangkat ke tempat kerjaku. Tempat dimana aku merasakan kenyamanan dan ketenangan yang sebenarnya di dalam hidupku.

.

Aku Freya, salah satu dokter magang di sebuah rumah sakit besar bernama RS. Han yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku. Aku terbiasa berjalan kaki untuk berangkat kesana.

.

Aku adalah korban broken home.
Ayah dan ibuku bercerai ketika aku berumur dua belas tahun. Mereka benar-benar egois. Aku memutuskan untuk hidup sendiri dengan bantuan dari tetangga sisi rumahku. Ayah dan ibu? aku bahkan tidak tahu tentang keberadaan mereka.

.

Aku tumbuh menjadi anak pendiam dan sering menjadi korban bullying.
Lelah hidup ini mencoba bertahan dengan keadaan yang entah kapan berakhir. Ketika aku sekolah, yang membiayai semuanya adalah tetanggaku. Aku sudah menganggap beliau sebagai orangtua kandung dariku dan begitu pula sebaliknya.

.

Usai lulus sekolah menengah, aku mengambil kuliah dengan fakultas kedokteran. Sebenarnya, bukan aku yang menginginkan hal itu. Namun, tetanggaku itu lah yang menyuruhku untuk mengambil fakultas itu.

.

Masa kuliah adalah masa tersulit yang pernah aku hadapi. Cacian, cercaan bahkan makian aku terima selama aku menempuh pendidikan di Universitas. Apalah dayaku hanya bisa menahan semua cobaan ini dan berusaha fokus dengan apa yang aku inginkan.

.

Cobaan berat dalam hidupku selama ini telah aku lalui dan sekarang disini lah aku. Di tempat yang selama ini aku inginkan. Aku mendapatkan posisi sebagai dokter magang di rumah sakit Han sejak dua tahun yang lalu dan kini aku sudah berusia 22 Tahun.

.

Ujian untuk masuk ke rumah sakit ini terbilang sangatlah sulit. Aku memang bukanlah anak yang pintar, namun aku cukup faham dengan semua yang berhubungan dengan masalah medis.

.

Hari ini seperti biasa aku mengisi daftar hadir para dokter yang terletak di resepsionis. Hari ini sama dengan hari-hari sebelumnya.

"Dokter Freya, ini adalah daftar pasien yang anda rawat," ujar suster Lina memberikan daftar pasien padaku.

"Oh, terima kasih suster Lina," ucapku. Saat suster Lina memberikan daftar pasien kepadaku, aku pikir ada yang berubah dalam daftar pasienya, tapi ternyata sama saja.

"Huuftt, lagi-lagi aku berurusan dengan orang ini." Aku mendengus kesal melihat salah satu nama pasien yang tertera di papan daftar pasienku. Kenapa tidak, pasien ini sudah hampir tiga minggu berada di rumah sakit ini namun tak kunjung sembuh.

.

Jika kalian berpikir dia sakit panas atau flu, mungkin mustahil dokter akan kesal dengan pasien dengan sakit seperti itu. Tetapi, pasien ini mengidap stress dan depresi yang membuat dirinya harus mengalami gangguan mental.

.

Aku segera pergi ke ruangan para pasien untuk mengecek apakah ada perkembangan atau tidak. Satu persatu kamar pasien ku masuki hingga sampailah aku di kamar pasien yang mengidap gangguan mental itu.

.

"Haaah, ayo Freya kau pasti bisa!" Aku menyemangati diriku sendiri dan perlahan mengetuk pintu kamar pasien.

The Most Beautiful MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang