Sejak Awal

23 7 6
                                    

Sejak awal,
aku membenci hujan kala senja. Sejak awal juga, aku membenci pagi yang kelabu. Namun, buat apa aku membilang kamu. Sesungguhnya aku sudah tau. Tidak ada lagi ruang untukku, di hatimu.
Saat itu,
Saat kamu mulai bersuka dengan dia. Diam-diam aku malah jatuh cinta padamu. Senyummu yang selalu ku perhatikan, saat kamu berdua bersamanya. Buat bibirku menyusul senyum. Meski aku sadar, senyummu itu jauh bukan untukku.
Semesta tak akan sepilih kasih itu. Bahkan jika aku menangis terbasuh badai. Badai pasti lelap saat lelah. Dan berhenti untuk datang lagi.
Sejak awal,
Yang kumau hanyalah kebahagiaan mu. Walaupun bahagia bukan bersamaku. Pada akhirnya, agar kamu tidak menyadari perasaanku ini. Akan selalu kuseru dirimu sahaja. Membahagiakanmu lebih dari siapapun.
Walau kamu berbagi kisah. Kisah yang pahit kudengar. Tak apa, akan selalu kudengar. Bagiku, begini lebih baik daripada tercambuk melihatmu lari dan pergi.
Menikmati dimana hujan yang ku benci akhirnya turun. Sambil menatapmu duduk di hadapanku. Mampu benamkan kebencian untuk diubah sebagai pengabadian.
Ingin rasanya kudengar. Bukan soal hujan atau kesalahan. Melainkan tentang dirimu. Tentang parfum yang kamu pakai. Tentang gaya rambutmu yang berbeda.
Ingin sekali kubilang "sangat cocok dengan mu."

Aku merindukanmu.
Tapi, setelah semesta merancang dan mengiyakan. Perasaan malah tersiksa. Padahal aku sungguh mencintaimu. Dan, lebih dulu darinya.

Namun satu hal,
Jika perasaanku padamu ini sama dengan perasaanmu padanya. Berarti aku memang tak cukup PANTAS untukmu.

17.02.17

🌸🌸🌸

Btw.. karangan di atas adalah isi dari buku diary author waktu itu. Masih ingat sekali. Dan sampai sekarang, perasaan itu belum juga tersampaikan. Dan masih belum tergantikan.

Jangan lupa vote 🌟 dan comment 📢




JEJAK AWAL- Kumpulan [PUISI & PROSA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang