Seperti tumpukan es beku
Yang mustahil tuk terbang lalu mengalir.
Begitu pula melebur tuk membulir air.Hatiku sama,
Terperangkap semu kian membeku.
Tidak ada warna hanya kelabu.Sepi,
Hati dan perasaanku sepi.
Diam,
Diam menjadi andalan tiada henti.Masa yang ku tempuh,
Tiada abstrak, hanya geometri pasti.
Jika sekarang hitam, maka esok kan putih.
Bukan lagi pelangi,
Melainkan hanya monokrom klise yang jejali hati.Cukup melarik kata baik dan damai.
Pada hari bahagia selamanya.
Terkadang, hari juga membutuhkan sakit.
Agar musim dapat seterusnya mengalir.
Agar hati mampu selamanya berbisik.
Untuk manusia dan semesta yang licik.🌷
🌷
🌷
Siapa yang menginginkan sakit? Tentu tidak ada. Namun, apa jadinya jika rasa sakit sendiri dihapus/dihilangkan? Pernahkah kalian berfikir?
Selamat malam,
Tolong pahami puisi diatas ya..Jangan lupa vote 🌟 comment 📢 share 🗣️
Thx sahabat literasi
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK AWAL- Kumpulan [PUISI & PROSA]
PoetryPuisi-puisi hangat. Yang akan menemani dingin mu setiap saat. Menulis memang bukan perkara mudah. Kondisi, lingkungan, emosi harus kita kuasai lebih dulu. Iya kan? Perlu tahu bahwa menulis bukanlah suatu keahlian pasti. Tapi, kebiasaan rutin.