2- Tepuk Tangan

2 0 0
                                    

[Jangan Lupa Vote dan Komen ya! Vote dan komentar kalian sangat berharga bagiku!]
(≧▽≦)

Akhirnya aku ikut menonton drakor yang sedang digandrungi itu, sampai Ina mengirim pesan.

Ina: la

Lala: hm

Ina: lo mau gw kenalin sama argan ga?

Lala: ga

Ina: kenapa?

Lala: udh kenal. Kan sekelas.

Ina: maksud gw lo kenal lebih dekat sama dia

Lala: ngapain?

Ina: ya biar lo ada motivasi buat sekolah
Ina: lagi gue tau lo suka kan sama dia?

Lala: sotoyyyyyy

Ina: hahaha pura-pura lo! Gue tau lo CCP sama dia khaaannnn

Lala: HAHAHAHAAHAHA aapaan tuhh ccp?

Ina: CURI CURI PANDANGAN WKWKWKW

Lala: alay lo najis kwkwkwwk

Ina: hahaha mau ga?

Lala: coba deh

Ina: wkwkwk lo kata makanan, di coba

Lala: hahaha

Dan benar besoknya kami (aku) mendekati Argan. Dia duduk di bangku paling depan, dengan temannya, Jothan. Ketika istirahat tiba, seperti biasa dia tetap dibangkunya sambil membaca buku yang akan membuat ku mual. Buku tentang entahlah, pengetahuan yang memiliki bahasa-bahasa yang susah untuk ku ucapkan.

Aku menghampirinya, seperti cowok-cowok di buku yang sering ku pakai, dia memang terlihat tampan. Memakai headphone, membaca buku, bermuka dingin. Cocok sekali!

"Hai..." Ucapku sambil duduk. Dia hanya melirik sekilas, hatiku melonjak-lonjak. Ini persis cerita yang sering ku baca!

"Gue mau ngasih ini ke lo." Kataku sambil menyodorkan kotak makan berisi spaghetti, makanan kesukaannya. Kini dia menoleh lebih lama, walau akhirnya dia kembali berpaling.

"Makasih." Ucapnya singkat.

"Lo makan ya?"

"Gue masih kenyang."

"Gue taruh kesini ya?"

"Gausah. Gue ga mau."

Aku tercekat mendengarnya, juga Ina yang terbelalak matanya.

"O-oke" aku pun bangkit dan kembali ke belakang, duduk bersama Ina dengan wajah lesu.

Ina mengusap bahuku, "sabar... Ini baru permulaan." Aku mengangguk.

Besoknya, saat olahraga aku tak jauh-jauh dari Argan. Dia tampak mengacuhkanku, aku tak perduli. Ketika dia berkeringat, gantengnya makiin bertambah.

Saat break time tiba, Ina memberikan kode agar aku memberikan sebotol air mineral kepadanya. Aku mengangguk paham dan mendekati dia yang sedang duduk sambil melonjor. Aku berjongkok sambil memberinya sebotol air mineral segar. Dia melihatku, sambil menunjukkan botol minumnya yang masih penuh. Aku tersenyum kaku dan meninggalkannya.

Besoknya aku masih tak mau menyerah, namun situasi tidak bisa diajak kompromi. Aku tak bisa berdekatan dengannya karena praktek IPA di Lab. Dia sangat tekun dengan proyeknya, aku melihatnya dengan saksama sambil tersenyum. Hingga tak sadar,

tryna be cool like you, JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang