5- Kimia X Brown Sugar

3 0 0
                                    

[Jangan Lupa Vote dan Komen ya! Vote dan komentar kalian sangat berharga bagiku!]
(≧▽≦)

Kelas dimulai lebih awal dari biasanya. Untung minggu-minggu ini aku sudah berubah, bila belum pasti aku akan diciduk Bu Endah dikantin bersama teman-teman yang lain. Seperti saat ini, hanya 5 anak yang tersisa dikelas yaitu aku, Ina, pastinya Argan, Fisha, dan Rolex (bukan merek jam). Sisanya didepan sedang menangisi nasib mereka dan mengemis kepada Bu Endah agar dibiarkan masuk.

Salah satu fakta terungkap. Gak selamanya anak IPA dianggap anak yang paling serius kok. Kita sama aja kayak anak-anak yang lain. Suka nongkrong, berbaur, juga ngakak bareng kayak anak-anak yang lain. Gak selalu seserius apa yang diluar katakan. Bahkan yang katanya anak IPA sama IPS gak pernah akur, itu adalah mitos kuno yang sangat kami tinggalkan. IPA-IPS sama aja. Gak ada bedanya kecuali dipelajaran. Kita saling beranggapan (IPA-IPS) ya cuma beda sebutan dan pelajaran aja, gak lebih. Kita berasa kayak beda kelas aja misalnya X IPA sama X IPS tuh kayak X A & X B aja. Tanpa embel-embel jurusan dibelakangnya.

Kembali ke topik. Kayaknya Bu Endah—guru kimia, udah marah banget. Dan dia bener-bener ngelanjutin pelajarannya dengan murid hanya 5 orang. Ya, kimia adalah pelajaran yang paling gak ku suka, namun aku sedang berusaha mencintainya. Aku memperhatikan dengan seksama, bila ada yang tak mengerti aku bertanya. Yang membuat Bu Endah kembali mood belajar, kami yang hanya 5 orang sangat semangat. Tapi kami tak bisa mengembalikan moodnya untuk mengizinkan 31 siswa lainnya ikut pelajaran.

3 jam pelajaran Kimia nonstop, apalagi pelajaran hari ini dimulai lebih awal. Biasanya catatan ku penuh dengan gambar-gambar gajelas yang hasilnya lebih bagus daripada ketika aku berada di kelas seni, kini penuh dengan catatan yang lebih bermanfaat. Yang biasanya aku langsung pergi ke kamar mandi untuk muntah, sekarang aku hanya mengalami pusing. Perubahan yang sangat bagus, Ina terus menyemangatiku membuat ku tambah semangat. Ditambah lagi, Argan mulai menanggapiku. Aku makin semangat belajar haha.

"Sekian dari saya. Saya gak mau tahu dengan teman-teman kalian. Minggu depan ada ulangan dan saya gak akan ngasih remed. Saya pergi dulu."

Aku tercengang mendengarnya. Hening, Bu Endah melenggang ditengah anak-anak yang sedang harap-harap cemas. Ketika Bu Endah hilang dari pandangan, mereka langsung menyerbu meja kami dan memohon-mohon agar kami mau mengajarkannya. Aku jadi bingung, padahal aku ga ngerti-ngerti banget. Akhirnya si Roro alias Rolex mengumumkan kedepan kelas.

"Oke-oke. Kita bakal ngajarin lo, Jumat ini pulang sekolah, kita bakal ngajarin lo semua."

"Yeayy!!!" Satu kelas bersorak-sorai, kecuali aku yang terlihat panik.

"Tenang, lo kan gak sendiri." Bisik Ina. Aku mengangguk.

Akhirnya pas istirahat lima orang tadi membuat grup di kantin di sela-sela istirahat.

"Tapi, ada materi yang belum gue kuasain banget Ro." Kataku.

"Materi yang mana?" Tanya Argan, aku terkejut namun coba ku sembunyikan.

"Hal 97-100." Jawabku singkat padat jelas. Dia mengangguk dan duduk dikursi Ina yang sedang membeli jus. Dia mengambil bukuku.

"Gue ngerti. Mau gue ajarin?"

Jantungku mencelos dan perutku penuh dengan kupu-kupu. Aku mengangguk patah-patah. Dia tersenyum dan mulai mengajariku. Ina datang dan memberi kode agar aku tetap tenang, akhirnya aku menghela nafas panjang dan memerhatikan dia yang mengajarkan aku. Aku mendengarkan sembari mencatat, dan bertanya apa yang belum ku pahami. Hingga akhirnya aku mengerti dan berterima kasih kepadanya. Dia mengangguk dan tersenyum, tuhan... Mengapa dia sangat tampan???

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tryna be cool like you, JUNG JAEHYUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang