Bertemu

3 2 0
                                    

Rasa ini masih samar, aku hanya perlu sedikit waktu lebih lama untuk benar-benar bisa melihat dengan jelas.
_

_____

"Arif! Ada Ara nih!" Pekik Mama Arif, Bu Sinta.

Arif atau yang biasa orang kenal Defri, baru saja keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat segar. Yup, dia baru saja mandi.

Segera berpakaian, lalu turun kebawah menuju ruang tengah. Disana dia bisa melihat ada Ibunya yang sedang mengobrol dengan Ara.

"Ada apa?" Tanya Arif saat Ara melihatnya.

"Aku dapat tiket nonton dari Kak Bayu. Kita nonton yuk!" Ajak Ara.

Defri diam, Ia melangkah dan duduk disamping Mamanya yang berhadapan dengan Ara.

"Males." Jawabnya singkat.

"Tapi Film Actionnya keren banget yang tayang malam ini. Bener kamu gak mau nonton?" Bujuk Ara lagi.

Defri menghela nafas, lalu menatap Mamanya yang mengangguk menyuruhnya untuk pergi.

"Yaudah, tunggu bentar. Aku siap-siap dulu." Putusnya yang langsung kembali ke kamarnya.

"Makasih ya Bu, udah izinin Defri jalan sama Ara." Ucap Ara dengan senyuman.

"Hmm, Arif kadang emang nyebelin. Buat nonton aja suka Ibu ngangguk dulu baru mau pergi.

"Iya, Ara kadang juga sempet mohon-mohon dulu baru Defrinya mau. Mm, maaf Bu. Akhir-akhir ini, Defri kenapa ya? Kalau di kampus kadang gak nanggepin Ara, padahal Ara udah susah payah buat narik perhatian Defri." Ucap Ara mulai curhat.

"Kamu... Suka sama Arif? Jadi ceritanya kamu terjebak Friendzone?" Tanya Mama Defri.

Dengan malu-malu Ara mengangguk. Dia harus melakukan ini, dekati ibunya otomatis anaknya juga akan kita dapatkan. Itu prinsip Ara.

"Duh, gimana ya, Ra. Soal jodoh Arif, Ibu gak terlalu faktorin. Ibu ikut apa kata hatinya Arif aja. Biar dia yang nentuin cewek mana yang bakalan jadi pendamping dia. Karena banyak jaman sekarang, perjodohan dari orang tua malah membuat anak kita pada menderita. Memang ada yang berhasil, tapi dampaknya lebih besar dari untungnya." Jelas Mama Defri.

"Iya juga Bu." Ara mengangguk mengiyakan.

Tak lama, Defri datang dengan tampilan lebih casual. Kemeja lengan pendek dan celana bahan yang pas dikakinya. Ditambah lagi dengan jaket Denim yang melapisi kemejanya. Tak lupa sepatu Adidasnya yang terlihat keren dikakinya. Tampan. Hanya kata itu yang cocok menggambarkan visualisasi Defri.

"Ara, Arif ngomong sama kamu, loh." Tegur Mama Defri pada Ara yang cengo melihat Defri sangat tampan malam ini.

"Eh, iya Def, kenapa?" Tanyanya gelagapan.

"Jadi pergi?" Tanyanya dingin.

"Iya, yuk!" Ara langsung berdiri.

Setelah berpamitan dengan Mama Defri, akhirnya Defri dan Ara keluar dengan mobil Pajero Sport warna Coklat metalik miliknya. Berada disamping Defri duduk berdua di mobil adalah impian yang sering Ia impikan. Biasanya, Defri akan memesankannya taksi online, sekarang malah satu mobil. Kebahagiaan yang hakiki.

"Kamu, beda banget malam ini, Def." Ucap Ara ditengah perjalanan mereka.

"Apanya?" Tanya Defri singkat.

"Kelihatan lebih ganteng. Untung aja aku juga tadi dandan. Kalau nggak, mungkin aku bakalan buat kamu malu nantinya." Jawab Ara dengan senyum mengembang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kating (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang