No a Boyfriend

Tiga

Kebahagiaan dan kesedihan itu
Satu paketan.
Disaat kebahagiaan itu
Ada,pasti kesedihan
Itu juga ada.

  Hari ini misya merasa senang,
Karena hari ini dia bisa menghabiskan waktu lagi bersama kristal.

Tapi sayang,kebahagiaanya sirnak begitu saja setelah dia sampai dirumahnya.

Misya berjalan menuju pintu rumahnya.dia berdiri dihadapan pintu rumahnya,ia mendengar suara  orang yang kedengara seperti sedang bertengkar.

"Kau pilih mana,aku atau anakmu yang haram itu".

Tubuh misya menegang.Rasanya misya habis disambar petir,setelah mendengar ucapan papanya tadi.waktu ia kecil  sampai sekarang ia berumur 18 tahun.baru kali ini iya mendengar papanya berbicara seperti itu.

Bukan karena papanya menyuruh mamanya memilih ia atau ayahnya.bahkan papanya sering meminta cerai kepada mamanya sewaktu waktu mereka bertengkar.

"Anakmu yang haram itu"

Kata-kata itu tetus berputar di dalam kepala misya.hingga akhirnya ia memutuskan menghampiri kedua orang tuanya untuk meminta penjelasan kepada mereka.

"Maa..paa.."

Mayang dan ridwan seketika terdiam mendengar suara yang familiar itu.

"Maksud papa tadi?"tanya misya ke  pada kedua orang tuanya.untuk menjelaskan bahwa yang di katakan oleh ridwan papa misya itu tidak benar.

"Kau tanya saja pada mama mu itu"jawab ridwan dengan wajah datarnya lalu pergi meninggalkan misya dan mayang.

"Maa...itu gak benerkan?"mayang tidak menjawab.
"Maa...apa yang dibilang papa tadi gak benerkan?"namun naas mayang tetap diam.
"Maa..."
"Yaaah.yang dibilang papa mu tadi memang benar.kamu anak haram misya"jawab mayang dengan sedikit berteriak.meluapkan amarahnya.lalu pergi meninggalkan misya.

Seketika tubuh misya menegang.rasanya ada yang menusuk tubuh misya dengan pisau yang sangat tajam dari belakang tubuhnya.satu tetes air matanyapun jatuh.

Sekian lama aku bertempur dengan kemageran aku.akhirnya aku lanjutin lagi alur cerita ini.

Thanks buat yang udah mau baca cerita ini.I love you so muach!!!

Jangan lupa vote ya guys:)

Maaf kalau ada typo ya guys.