Chapter 1 : Lintas Waktu di Ruang Tunggu

65 7 19
                                    


Hujan pagi ini tak menyusutkan semangat Alea, sepekan kedepan akan menjadi hari milik Alea dan teman-temanya. Ujian Akhir Sekolah telah usai, tersisa classmeeting yang amat mereka tunggu-tunggu, terlebih Alea yang dengan yakin tidak akan mendapatkan remidial disemua mapelnya.

"Good morning, Alea Dwi Iskandar" teriak Sèa dari arah barat papan tulis dekat pintu kelas. Anak laki-laki dari kelas Alea ini memang terkenal santai, baik dari kelangan siswa, guru hingga tukang kebun sekolah.
"Brisik Sèa...!!!! Sèa Sèa ee waka waka ee" sahut Alea dengan nada lagu wakawaka fifa world cup tahun 2010.

Suasana kelas makin siang semakin ramai, Alea yang tidak betah disatu suasana mondar-mandir keluar kelas melihat perlombaan yang menurutnya seru, memang benar tiga per empat penghuni kelas berada di lapangan utama, namun seperempat dari penghuni yang tersisa tidak membuat kelas hening tanpa kata, terlebih Zira sekertaris kelas yang sedang beralun lagu soft rock tak lupa melakukan baku hantam dengan meja-meja kelas, ada juga Hiro dengan tumpukan komik fantasi yang tersembunyi di laci, mereka berdua adalah penghuni sejati kelas namun mereka asik dengan dunia mereka masing-masing. Kini ruang kelas berubah menjadi ruang rehat, ruang istirahatnya pemain dan penonton, ruang fantasinya penyanyi dan pembaca, yaah begitulah kondisi kelas saat classmeeting.

Hari ini adalah penguman remidial bahasa indonesia, daftar siswa yang mengikuti remidial terpapar dipapan pengumuman kelas.
"Al, al tumben remidial hahaha...." ledek Sèa sambil tertawa di depan kelas, suaranya mendominasi ruangan yang ramai tadi.
Tampak dari raut wajah, Alea tidak menyukainya. Dia hanya melontarkan senyuman untuk membalas seruan Sèa, kemudian beranjak dari tempat duduknya untuk melihat daftar remidial dan pergi keluar kelas.

Melihat sahabatnya tidak baik-baik saja, Zira memutuskan untuk menyusul Alea.
"Le, betenya keliatan" bisik Zira menahan tawa.
"Kantin, yuk makan" tambahnya lagi kemudian.
"Iyaain ga nih" sahuut Alea mulai membaik.
Alea memang tipe orang yang diam ketika marah, perubahan mood baiknya akan terjadi kala Alea sudah makan.

"buuu, mau es teh" tetiba suara tak asing kembali mengisi ruangan kantin, yaa rasanya Sèa mengikuti mereka
"Mau es teh, neng?" ibu kantin menegaskan permintaan pelangganya
"Iyaa bu, dua ya" Zira menjawab pertanyaanya
"Sèa, suaramu itu ada dimana-dimana, bosen tau sana jauh-jauh" risih Zira pada Sèa
Setalah membeli es, Zira dan Alea langsung bergegas pergi tak menggubris Sèa.

Dilorong menuju kelasnya tetiba suara Sèa memanggil Alea dan mendekatinya,
"Alea, tak semuanya yang kita anggap buruk akan selalu buruk, terkadang dari hal buruk kita banyak mengambil pelajaran baik, Alea Dwi Iskandar, selamaaat remidial....!!!" Teriak Sèa  dengan gayanya yang selalu bercanda dan belari pergi meninggalkan Alea.
Bagi Alea kalimat yang di ucapkan Sèa baru aja ada benarnya, Alea hanya kecewa ujian kali ini ia mendapatkan remidial, terlebih Sèa yang telah mengumumkan dengan lantang namanya mengikuti remidial terdengar hingga dinding dinding pojokan kelas, kini ia sadar sikapnya terhadp Sèa sudah berlebihan,
"semuanya bukan salah Sèa, aku remidial bukan salahnya, bukan juga salah dari usahaku, tapi mungkin begitulah adanya, agar aku bisa belajar lagi kedepanya" batin Alea, kini ia merasa bersalah karena telah mendiamkan Sèa sedari tadi.

Cuaca siang itu cukup terik walaupun pagi tadi hujan mengundang, Alea memutuskan untuk duduk di lobi dan menunggu pengumuman remidialnya, sembari menikmati angin yang lalu lalang di wajahnya Aleapun memejamkan mata, tetiba dia terbangun mendengar kicauan burung. Suasana yang sebelumnya ramai kini hening,
"Kemana perginya orang-orang" batin Alea.
Seketika itu dirinya sadar, dia bukan lagi di lobi sekolahnya, dia bingung sebab hampir semua disekelilingnya berwarna jingga, dari dalam ataupun luar ruangan. Mungkin aneh baginya karena sebelumnya dia berada di teriknya cuaca siang hari, bukan di senja yang datang sore hari. Sedikit rasa takut kini menghampirinya, perlahan dia berdiri dan pergi untuk melihat apa yang terjadi di sekitarnya, dia mencari sumber suara yg membangunkannya. Namun siapa sangka, bukan burung yang ia dengar, tapi lebih ke makhluk aneh seperti perpaduan dari ikan dan ular namun bisa terbang makhluk aneh itu berkicau persis seperti burung. Tak hanya itu, bahkan bukan satu hewan yg ia temukan, di sisi pohon yang ia lihat dari ruanganya, dia melihat ada seekor harimau putih yang mampu melompat dari pohon hingga menara disebelah timur bagunan keberadaan dirinya saat ini, tampak harimau itu seperti memiliki bulu yang lembut dan badan yang ringan namun sangatlah besar. Hal hal tersebut membuat dirinya semakin takut, namun langkahnya malah menuju keluar bangunan, Alea memang begitu, rasa penasaranya mampu mengalahkan rasa takut dan gelisahnya.

"Tempat apa ini.....!!!" Alea terkejut melihat apa yang disekelilingnya.

HezeroidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang