Chapter 02 : Masalah Dibalik Masalah (End)

13 4 0
                                    

"Karena aku ingin memakannya satu untuk berdua, kamu dan aku."

HEY!! KAMU INI PERNAH MENJADI JUARA SATU DALAM PERLOMBAAN MENGGODA ORANG ATAU BAGAIMANA?! CUKUP SUDAH!

"Tanyakan teman-temanmu, apakah ada yang mau ditambahkan lagi?" ucah hans.

"Ehh...hmm... kalian mau ikut tambah apa? Sekalian nanti aku yang pesankan." Ucapku kepada teman-temanku.

"Hmmm.... ohh iyaa tolong pesankan french fries ukuran large untuk kita bersama." Ucap inzi.

"Boleh tuh, nanti minta sekalian sama sausnya ya." sambung Shecil.

Akupun pergi ke kasir untuk memesan pesanan kita semua, es cappucino untuk aku dan hans, french fries untuk bersama-sama dan onion ring untuk aku dan hans.

Aku kembali ke meja tempatku semula. Aku melihat teman-temanku terdiam menatap satu sama lain dan hans sedang memainkan handphonenya.

"Hany, kamu dan hans sungguh benar-benar berpacaran?" ucap hanna dengan wajar curiga.

Diantara teman-temanku yang lain, sepertinya hanya hanna yang nampak tidak percaya.

"Hmmm.... iyaa. Memangnya kenapa? Kan bukannya aku sudah bilang sebelumnya." Ucapku untuk meyakinkan hanna.

"Sejak kapan kamu dengan hans berpacaran?" hanna mengajukan pertanyaan lagi kepadaku.

Aku tidak bisa menjawabnya karena ini diluar dari skenario yang aku buat, namun tiba-tiba hans meletakkan handphonenya dan mengangkat suara.

"Untuk apa kamu menanyakan hal privasi itu kepada kita? Kapan kita mulai berpacaran itu tidaklah penting, yang terpenting adalah sekarang aku dan hany bersama dan kita saling mencintai." Ucap hans sambil memegang tanganku dan menatap wajahku.

Aku dan teman-temanku tersipu malu ketika mendengar jawaban hans, kecuali hanna. Dia justru terbakar api cemburu atau mungkin lebih tepatnya dia masih tidak terima dengan kenyataan palsu ini dan dia hanya melanjutkan minum dan sibuk dengan handphonenya dan tidak memperhatikan aku dan hans lagi.

Kita lanjut berbincang seperti biasa, hans pada saat itu sangat romantis sekali didepan teman-temanku, menyuapi cemilan, mengelus rambutku sampai akhirnya waktu menunjukkan tepat pukul 9 malam dan kita semua bersiap-siap untuk pulang

Teman-temanku pulang duluan pada saat itu, meninggalkan aku dan hans ditempat parkir. Aku melihat hans sedang kebingungan seperti mencari sesuatu.

"Kamu sedang mencari apa hans?"

"Kunci mobilku, aku lupa meletakkannya dimana."

"Ohhh... ini" kataku sambil memberikan kunci mobilnya.

"Bagaimana bisa sama kamu kuncinya?"

"Kamu tadi meletakkanya sembarangan dimeja, daripada hilang jadi aku yang simpan." Jelasku.

Hans mengambil kunci mobilnya dari tanganku dengan memperlihatkan tampang wajah yang kebingungan.

Di dalam mobil, aku memulai percakapan dengannya. Karena aku tidak ingin perjalanan pulang ini menjadi sangat sepi dan sunyi, karena ini sudah malam.

"Hans..."

"Hmmm.."

"Apa kamu sudah pernah memiliki pacar sungguhan sebelumnya?"

"Belum."

"Benarkah? Kamu belum pernah pacaran sama sekali?" Aku terjekut dan merasa kebingungan pada saat itu.

"Kenapa kamu sangat terkejut?"

"Tidak, aku hanya bingung. Kamu belum pernah pacaran sama sekali dan aku ini pacar pertama kamu?"

There Is No Reason At AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang