Part 2. Gadis di seberang sana

94 14 2
                                    

Betapa terkejutnya Hoon seseorang yang ada di foto itu adalah Kang Seulgi, gadis yang tinggal di apartemen mewah disebelah gedung kost tempat Hoon tinggal.

Tapi bukan hanya itu masalahnya, Seulgi adalah gadis yang telah mencuri hati Hoon, meskipun mereka tak saling mengenal tapi Hoon sangat mengagumi gadis berambut panjang itu.

Dengan jarak yang tak terlalu jauh dari tempat tinggal Hoon membuatnya leluasa memperhatikan sosok yang ia kagumi itu lewat teropong kecil miliknya.

Kamar nomor 314 di lantai 5 seolah menjadi pemandangan Hoon setiap hari.

Saat ia terbangun dari tidurnya dengan otomatis bola matanya memutar mengarah ke kamar Seulgi yang berada di seberang sana.

Saat Hoon menyeruput kopi hangat, saat menyantap makanannya, saat istirahat , hingga saat Hoon akan tidur, ia selalu menatap kearah yang sama, bagai sebuah rutinitas sehari-hari untuknya selama beberapa bulan ini.

Tanpa sadar Hoon akan membentuk sebuah lengkungan kecil dibibirnya saat tanpa sengaja melihat tingkah lucu Seulgi yang ia dapat dari balik dinding kaca apartemennya.

Tak ayal Hoon pun mencuri-curi moment manis Seulgi dengan kameranya hingga menghasilkan ratusan foto yang ia simpan di komputernya.

Hoon sudah cukup senang hanya mengagumi Seulgi dari kejauhan karna selain tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan perasaannya, Hoon juga takut kalau Seulgi akan mengetahui orang sebusuk apa ia sebenarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hoon sudah cukup senang hanya mengagumi Seulgi dari kejauhan karna selain tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkan perasaannya, Hoon juga takut kalau Seulgi akan mengetahui orang sebusuk apa ia sebenarnya.

Rasa cintanya hanya bisa ia tanam dalam-dalam dihatinya.
Tapi apa sekarang ?
Hoon harus membunuhnya?
Bagaimana mungkin Hoon bisa membunuh Seulgi dengan tangannya sendiri ?

Hatinya bagai tersambar petir di bawah badai dan hujan yang lebat, pikirannya tak henti membayangkan hal-hal buruk yang tak ia inginkan.

Matanya tak kuasa membendung cairan bening yang sudah membuat pandangannya buram, dilihatnya sekali lagi foto dan data diri target yang dikirim Jaebum di emailnya untuk memastikan bahwa mungkin Hoon salah melihat, tapi sekali lagi hati Hoon hancur ia tak sanggup menerima kenyataan bahwa Seulgi adalah target yang harus ia bunuh selanjutnya.

Dengan cepat Hoon mengambil ponselnya di kasur dan menelpon Jaebum

"hey sialan, aku nggak mau bunuh siapa siapa lagi, aku mau berhenti dari permainan kalian" Hoon berteriak dengan suara yang bergetar.

"ternyata kamu beneran dah tobat ya ? dasar gak tahu diri. Oke kalo kamu nggak mau biar aku yang bunuh. Dasar nggak guna, tunggu aja akibatnya" Jaebum menutup teleponnya.

Hoon berteriak sekuat tenaga dan melayangkan tinjunya ke arah dinding, ia kembali tak bisa mengontrol emosinya.

Ia menyandarkan tubuhnya ke dinding kakinya terasa melumpuh tak mampu menyanggah tubuhnya yang goyah, hingga akhirnya ia duduk bersandar dengan air mata yang tak hentinya mengalir melewati pipinya yang terasa panas.

Ujian apalagi yang kini menimpanya, tidakkah semua ini sudah cukup untuknya, tidak bisakah ia menjalani sisa hidupnya dengan tenang setelah apa yang ia lalui selama ini.

Tunggu !! Hoon memutar kembali ingatannya tentang apa yang Jaebum katakan tadi

"Oke kalo kamu nggak mau biar aku yang bunuh"

Itu artinya cepat atau lambat Jaebum akan bertindak dan Hoon harus menghindarkan Seulgi dari Jaebum.

Hoon segera mengambil jaket dan ponselnya, tujuannya saat ini hanya ingin menyelamatkan Seulgi.


Saat Hoon tiba didepan kamar Seulgi, Hoon menekan tombol bel berkali-kali, namun ia tidak mendapat respon apapun.

Hoon mengusap kasar rambutnya kearah belakang, ia benar-benar frustasi karna ia tidak mengetahui apapun selain tempat tinggalnya, entah itu tempat kerjanya atau tempat yang biasa ia kunjungi.

Ia keluar menuju jalan utama di sekitar apartemen dan berlari ke sembarang arah berharap ia bisa menemukan sosok Seulgi, seorang yang amat sangat ingin ia lindungi saat ini.

Dengan pikiran yang sedang kacau Hoon berlari dengan menahan butiran air mata yang memaksa keluar dari matanya yang memerah, sesekali ia mengusap genangan air mata yang berhasil tumpah dengan punggung tangannya.

Setelah jauh berlari mengelilingi jalan sekitar komplek apartemen Seulgi, tiba-tiba langkah Hoon terhenti setelah ia melihat sosok yang ia harapkan keberadaannya sedari tadi.

Sekali lagi Hoon mengusap matanya untuk memastikan ia tidak sedang berhalusinasi, Hoon lega setelah berhasil menemukan Seulgi yang sedang berdiri di seberang jalan.

Hoon mencoba menstabilkan kondisinya dan mulai menghampiri Seulgi tapi langkah Hoon terhenti seketika saat mendengar suara tembakan dan teriakan orang-orang disekitarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hoon mencoba menstabilkan kondisinya dan mulai menghampiri Seulgi tapi langkah Hoon terhenti seketika saat mendengar suara tembakan dan teriakan orang-orang disekitarnya.

To be continued.

YOU ARE MY TARGETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang