SIX

1.7K 94 2
                                    

Chenle buru-buru keluar kelas saat pelajaran sudah selesai, ia pun berlari kecil sampai gerbang sekolah, lalu dia berjalan cepat menuju halte, orang-orang yang melihat itu pun berfikir 'chenle seperti sedang dikejar setan'

"Kaya maling takut ketangkep aja" Chenle kaget dan langsung menoleh ke arah suara yang ada dibelakangnya, orang yang ia sedang hindari kini lagi bersandar di tembok.

Jisung yang sadar akan raut muka chenle yang masih panik, ia pun mendekati pemuda manis itu.

"Kenapa? kaget kalo gue beneran nunggu lo ya?" Chenle hanya diam, tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaan Jisung

"Gue anter pulang ya?" Lanjut Jisung, Chenle pun langsung menoleh ke arah Jisung dan langsung menggeleng pelan

"Ngga usah makasih, gue bisa pulang sendiri kok" Jawab Chenle jutek

"Lo mau kejadian kemaren ke ulang lagi hah?" Chenle yang mendengar ucapan Jisung pun menghembuskan nafasnya frustasi dan langsung menatap pemuda tinggi yang ada disebelahnya.

"Sung, sorry nih ya kalo omongan gue ga enak, tapi nyokap bokap gue aja ga pernah pusing mikirin gue pulang naik apa"

"Justru itu Chenle, kenapa gue pengin mastiin lo aman"

"Ya tapi gue ga suka ada orang lain yang nentuin pilihan gue sendiri!"

Saat ada bus yang berhenti di halte, Chenle pun langsung berlari ke arah halte tersebut dan meninggalkan Jisung yang kini sedang menatap punggungnya sampai ia memasuki bus tersebut.

Jisung pun mendesah frustasi, lalu ia segera menaiki motornya dan pulang ke rumah.

19.00 WIB

Jisung is calling . . . .

Chenle yang barusan selesai mandi itu pun langsung mengambil handphonenya, dan ia langsung menaruhnya kembali saat tau siapa yang menelepon.

Jaemin is calling . . .

Chenle mendengus kesal saat handphonenya berdering lagi, ia pun langsung melihat siapa yang menelepon dia lagi, dan disaat yang pas ia langsung mengangkat telepon itu.

"Terus terang ya Jaem, gue ga suka cara lo--"

"Jangan gitu ke Jaemin, dia baik kok mau bantuin gue" Chenle yang kaget pun langsung mengecek kembali ponselnya, dan itu benar kontak Jaemin, tapi kenapa yang mengangkat telepon Jisung?

"Ji-jisung? ah Sung e sorry ya, tadi ha-hapenya gu-gue silent" Chenle pun gugup, ia sendiri tidak tau kenapa gugup seperti ini

"Oh, sibuk apa emang?"

"Lagi....ha-hapalin jenis feses tikus, yah, soalnya besok eum besok ujian matematika" Chenle yang gugup itupun tanpa sadar reflek mengambil buku matematika-nya di meja belajar.

Jisung pun terkekeh mendengar ucapan ngawur Chenle yang sedang gugup itu, tapi entah kenapa menurut Jisung itu terdengar menggemaskan

"Sekarang matematika ada tikusnya ya?" Tanya Jisung sembari tertawa pelan.

Chenle pun merutuki kebodohannya sendiri, ia memukul kepalanya sendiri menggunakan buku  yang sedang ia pegang itu.

"Lo kalo lagi bohong lucu ya" Lanjut Jisung yang membuat Chenle makin malu dibuatnya

"Engga, bu-bukan bohong, gue--"

"Gue cuma mau bilang, syukurlah kalo udah sampe rumah, tidurnya jangan kemalaman ya le, good night"

Tanpa berniat membalas ucapan malam Jisung, Chenle langsung mematikan sambungan telepon sepihak, ia pun langsung menaruh handphonenya dan menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdebar mendengar suara Jisung barusan, oh jangan lupakan pipinya yang juga sekarang ikut memerah.

At Cafe

Jisung langsung mengembalikan handphone Jaemin kepada pemiliknya.

"Thanks ya Jaem" Ucap Jisung yang hanya dibalas senyum oleh Jaemin

"Udah selesai? gangguin aja orang lagi nge-date juga" Protes Jeno, kekasih Jaemin

Jisung tidak menghiraukan ucapan Jeno, ia meminum jus jeruk milik Jeno, lalu menepuk pundak lelaki itu

"Bro, resletingnya jangan lupa dibenerin" ucap Jisung sambil menunjuk celana Jeno, setelah itu ia langsung melenggang pergi dari cafe itu

"Anjing" umpat Jeno sambil menutup area yang tadi ditunjuk Jisung, Jaemin pun hanya tertawa pelan sambil mengelus surai Jeno.

DEAR JISUNG (chensung ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang