BK - 01

10 2 0
                                    

“Hilal!” panggil seorang gadis berok pendek.

Yang di serukan namanya berhenti melangkah, tubuhnya berbalik ke belakang.

“Apaan?” Hilal menilai pakaian yang tengah di kenakan oleh cewek tersebut.

Si perempuan tersenyum cantik, matanya ikut mengarah kearah pakaian yang tengah dipakainya.

Hilal pasti suka!

“Gue cantik gak?” cewek yang diketahui bernama Laura bertanya to the point kepada cowok berkemeja navy.

Hilal cengo, “Huh, gimana?”

“Baju gue gimana, menurut lo?” Laura berdiri feminim di depan Hilal.

Keduanya tengah berada di aula kampus.

Hilal menilik sebentar lalu mengangguk, “Seperti biasa, lo cantik.” balas santai cowok itu.

Pujian singkat yang mampu membuat seorang Laura tersipu malu, “Lo mau jalan sore ini. Pulang ngampus, bareng gue?” Laura membeberkan langsung niatnya bertemu Hilal.

“Mau.”

Laura berjingkrak senang bukan main, pasalnya mengajak jalan Hilal ternyata semudah ini. Tanpa rayuan sana-sini.

“Ntar gue jemput! Lo tunggu di lobby, oke?” cewek itu menginterupsi lebih dulu.

Hilal menggeleng, “Gak. Gue aja yang jemput lo, masa cewek yang nyamperin cowok sih.”

Lagi, jawaban yang keluar dari si buaya kampus mampu menerbangkan si perempuan cantik berbaju kurang bahan.

“Oke!” jawabnya antusias.

“Tapi gue gak mungkin naek motor lo, rok gue pendek! Gimana kalo pake mobil gue aja, Lal? Lo yang nyetir?” tawar Laura kepada Hilal yang masih betah berdiri memandangi gadis cantik asal Bali itu.

Hilal mengangguk setuju, “Oke!”

“Gue ke kelas dulu, Ra!” pamit Hilal kepada Laura.

Selepas Hilal pergi, Laura melompat kegirangan. Bibirnya tak henti-hentinya menyunggingkan senyum bahagia.

“Akhirnya gue jalan sama si Hilal!”

“Gapapa kalo dia playboy, yang penting ganteng maksimal!”

“Yang gak tau diri itu, udah jelek tapi masih genit sana-sini. Semoga si Hilal ngelirik gue lebih jauh, dan berakhir dia nembak gue! Astaga gue mau gila ngebayangin buaya satu itu!”

Laura masih saja menampakan wajah bahagianya, membayangkan wajah tampan cowok itu. Hilal itu paket komplit, ganteng, humoris dan playboy kentara.

Hilal datang ke kelasnya yang sudah sangat ramai. Dosen pun sudah berdiri menjelaskan materi di depan kelas, dia menyelonong masuk sebelumnya sudah meminta izin terlebih dulu.

“Selamat sore, Pak!” sapa kepada Sang Dosen, “Sore juga teman-teman yang saya cintai!” tidak lupa Hilal menyapa semua teman satu kelasnya.

Suasana berubah gaduh jika si humoris datang.

“Anjay! Buaya, dari mana aja lo?” tanya Anggra menggoda.

“Pasti udah jalan sama cewek yang baru lagi, nich!” Galang ikut menimpali.

Hilal menggeleng menatap sahabatnya, “Gak boleh su'udzon! Gue abis isi pengajian di komplek sebelah.”

“Permisi Pak, hehe.” Hilal tersenyum malu, berniat duduk di bangkunya yang ada di barisan belakang.

Buaya KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang