BK - 03

8 2 0
                                    


Rinduku

Selamat jam 24 sayangku

Kamu kok belum tidur?

Baru selesai ngerjain sunac buat besok, Lal.

Udah larut, Rindu. Tidur gih supaya besok kamu enggak terlambat ketemu akunya hehe

Haha, oke oke. Gue duluan ya Lal.

See u tomorrow!

See you Rindu sayangnya Hilal

Usai menggoda Rindu sang Wakil Ketua BEM yang masih terjaga di tengah malam, Hilal terkekeh ringan.

“Duh, kenapa namanya mesti Rindu sih?!” Hilal menerawang menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya berkelana kepada seorang gadis mungil bernama lengkap Rindu Rinjani.

“Jadinya gue tersiksa karena harus rindu terus sama Rindu.”

Dia membalikkan tubuhnya ke samping, gantian menatap Rara yang tidur meringkuk lucu di sampingnya. Tanggannya bergerak mengelus lembut bulu kucing oren kesayangannya.

“Yaya...—” sebut Hilal pelan.

“Kalo Mami Rindu jadi istri Papi, kita kayaknya bakal jadi keluarga kecil yang paling bahagia di dunia deh.”

“Keluarga cemara mah, lewat!”

“Ada Papi Hilal, Mami Rindu dan Yaya sebagai anak berbulu kesayangan kita.”

“Ya Allah, gemes banget gue!”

Lagi, laki-laki yang akrab dengan sebutan buaya kampus itu terkekeh. Tak lama kantuk merenggut kesadarannya, Hilal tertidur dengan bibir tersenyum lebar.

♥—♥—♥—♥—♥—♥—♥—♥—♥—♥—♥—♥

“Semoga acara ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan pengharapan kita semua. Selaku Presiden Mahasiswa sekaligus Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa yang merangkap Ketua Pelaksana acara, saya mengucapkan banyak-banyak terima kasih atas partisipasi kalian semua yang sangat antusias dengan acara ini.”

“Tanpa berbasa-basi lagi, saya nyatakan acara resmi dibuka!” kalimat akhir Zeedan dihadiahi tepuk tangan riuh seluruh warga kampus yang hadir. Tidak hanya kalangan Mahasiswa, lengkap dengan semua HIMA (Himpunan Mahasiswa) semua Jurusan, Dosen dari masing-masing Fakultas, Ketua dan Wakil Program Studi serta jajaran Anggota.

Tidak lupa Direktur Kampus pun turut hadir dan menyampaikan sambutan tepat sebelum sang ketua BEM membuka acara tersebut.

Zeedan turun dari podium, berjalan kearah para panitia acara.

Dia memeluk singkat Rindu, lalu menatap lama rekan seperjuangannya.

“Thanks, berkat lo lagi acara berjalan sukses. Gue ragu sama diri gue sendiri, kayaknya disini yang ketua itu lo. Bukan gue.” kekeh Zeedan.

Rindu menepuk bahu Zeedan yang tentunya lebih tinggi dari dirinya.

“Santai kali, Zeed. Kalo gak ada intruksi dan segala pengetahuan lo, gue gak akan bisa juga.”

“So, berterima kasihlah kepada diri lo sendiri. Lo bisa, karena diri lo sendiri. Bukan karena gue, gue cuma membantu sedikit.” kata Rindu kelewat lembut, ini yang Zeedan sukai dari partnernya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Buaya KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang