2

8 1 0
                                    

....


Triiiiiiiingggg

Bel tanda jam pelajaran telah usai berbunyi.

"Put, jadi ga nih? Anak-anak udah nungguin di basecamp." Alfa teman Putra datang menghampiri meja mereka.

"Eeeh hai Lun." sapa Alfa yang sadar akan keberadaan Luna.

"ha-hai fa." jawab Luna sekenanya.

"Wah ga disangka bisa kita sekelas yah." Alfa tersenyum mengatakannya.

"Iya nih." jawab Luna sambil tersenyum.

"Jadi udah sekelas trus duduk bersama, gimana nih rasanya Put?" ucap Alfa membuat Luna bingung.

Putra bangkit dari duduknya dan berjalan keluar kelas tak memperdulikan pertanyaan Alfa tadi.

"Laaah Put, tungguin kali! Wooiii! Lun gue cabut yah." Alfa bergegas menyusul Putra.

"I-iiyah." balas Luna kikuk.

"SUMPAH YAH TUH ORANG NGESELIN BANGET!" seru Widya yang sudah berada di Samping Luna .

"Nyapa kek, apa kek, lah ini?" Luna memutar bola matanya mendengar keluhan Widya.

"Udahlah Wid, diakan emang gitu orangnya. Mending ke kantin yuk laper gue." Luna menarik tangan Widya keluar kelas.

...


"Buru crita!" Baru saja Luna menyendok bakso dari mangkuknya ke mulutnya tertahan oleh ucapan Widya

"Cerita apaan si?" tanya Luna tak mengerti.

"Lu beneran suka kan ama si Preman?" tanya Widya to the point.

"huh" Luna menghembuskan napasnya.

"Dia bukan preman Wid. Kalo iya emang kenapa?" jawab Luna akhirnya.

"Kenapa lu bisa suka?" tanya Widya penasaran sebab Putra di matanya adalah siswa yang terkenal akan kenakalannya, bagaimana sahabatnya ini bisa jatuh hati pada orang yang kasar dan dingin seperti itu.

"Ga tau, suka aja." Luna mengangkat bahunya.

Widya memutar bola matanya malas mendengar jawaban Luna.

"Waktu itu kita masih SMP, dia sekeluarga pindah ke samping rumah gue." lanjut Luna.

"kalo masalah tetanggaan gue tau" potong Widya.

"Iye ah jangan dulu dipotong. Katanya mau critain."

"iya iya lanjut bos."

"Dia tu baik dulunya ga nakal kek sekarang. Tapi waktu bundanya meninggal dia jadi berubah." sorot mata Luna meredup.

Luna memasukan bakso kedalam mulutnya.

"Innalilahi, kapan meninggalnya?" Widya penasaran.

"Hari pertama kita masuk SMA." jawab Luna.

"Waktu itu hujan deres banget pas pulang sekolah, dia duduk sendirian di tengah hujan. Gue heran kan, kenapa ni anak. Eh taunya pas gue sampe rumah ada bendera kuning di rumah dia." Luna menceritakan kejadian beberapa tahun lalu.

Matahari dan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang