🚫3.(AL)

6 3 0
                                    

🚫Shut up🚫

°°°

Kini Alea berjalan menyusuri lantai koridor. Entahlah kakinya melangkah ke arah mana, ia pun tak memiliki tujuan. Berbagai panggilan, bisikan, dan gangguan yang selalu mengiringi langkahnya tak pernah dipedulikan. Ia terus berjalan lurus melewati beberapa murid yang tengah berlalu lalang disepanjang koridor. Mengingat saat ini bel masuk belum berbunyi. Hingga sebuah suara seketika menghentikan langkahnya.

"Kembalilah ke kelasmu!" Suara berat itu seolah memerintahkannya untuk kembali kekelas. Namun Alea masih bergeming ditempatnya. Ia mematung tak bisa berkutik kala suara itu masih terdengar.

"Jangan pergi. Kembalilah!" Seolah terhipnotis Alea mengikuti perintah itu dan membalikan tubuhnya. Dan apa yang ia temukan diujung koridor itu. Ia melihat seorang cowok tengah berdiri tak jauh dari posisinya.

Perlahan Alea merasakan semua energi disekitarnya terasa menjauh dan ia pun merasakan sebuah tarikan seperti magnet menariknya. Dan benar saja apa yang akan Alea khawatirkan. Samar samar semua gangguan dan bisikan bisikan yang ada mulai memudar dari pendengaran dan penglihatannya. Ada apa ini? Apa ia sudah tak bisa melihat hal semacam itu lagi?

"Hai Alea! Kau mau bermain denganku?" Suara menggemaskan itu.

Alea menundukkan kepalanya, dan dibawah kakinya ia melihat anak kecil dengan wajah bulenya yang terlihat samar, bahkan seperti tembus pandang itu tengah mendongak menatapnya dengan senyuman merekah diwajahnya.

Alea mengerutkan keningnya kala bayangan anak kecil itu menghilang. Apa yang terjadi? Ada apa dengan matanya?

Ia sesekali mencoba memejamkan matanya dan membukanya lagi namun hasilnya nihil. Ia tak dapat menemukan Pieter. Ia pun mengangkat tangannya guna mengusek ngusek matanya yang siapa tahu sedikit bermasalah.

"Apa yang kau lakukan?" Alea menghentikan tangannya. Perlahan ia mendongakan wajahnya untuk melihat dengan jelas seorang cowok yang mungkin saja tadi mengajaknya berbicara. Lalu saat mata mereka bertemu. Tak bisa dipungkiri Alea merasa terikat sehingga ia tak bisa memutuskan kontak mata dengannya.

"Hentikan itu." Desisnya saat merasa semua energinya seperti dihisap lewat tatapan mereka. Alea menatap tajam kearah cowok itu kala cowok itu memutuskan kontak mata dengannya. "Siapa kau sebenarnya?" Tanyanya tajam seolah ingin menguliti cowok diseberangnya habis habisan.

Terdengar kekehan geli dari cowok itu, begitupun langkahnya yang tiba tiba mendekat kearah posisi Alea. Seolah terpaku oleh magnet, Alea tak bisa sedikitpun mengalihkan posisinya dari tempatnya saat ini berdiri.

Cowok itu semakin mendekat dengan wajahnya yang kembali dingin seperti semula. Alea pun menatapnya dengan tak kalah dingin. Entahlah ia sedikit tak nyaman berada didekat cowok itu. Apalagi mengingat keistimewaannya yang tiba tiba hilang bila berada didekat cowok itu.

Tap..

Satu langkah sudah dipijaki kaki jenjang milik cowok itu yang kini sudah berada didepannya tepat. Hanya jarak 1 langkah saja yang memisahkan mereka. Alea terdiam dengan tatapan tajamnya menatap cowok itu yang kian membekukan dirinya dengan tatapan dingin dari manik indah itu.

"Siapa aku? Kau bahkan tak mengenalku siapa, tapi kau sudah dekat dengan temanku kecilku. Bodoh!" Sarkasnya dengan sedikit tersenyum mengejek. Terdengar menyebalkan ditelinga Alea sehingga membuatnya mencebik.

(AL)shut upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang