lelaki Ibnu Malik

616 38 7
                                    

Assalamualaikum wr.wb guysss...
Sekarang Ning fahimah insyaallah akan hadir lagi
Setelah sekian lama author menghilang dalam gua sekarang menemukan jalan keluar lagi do'akan bisa rutin update dan menghibur kalian semua 🤗🤗
Oke sampai sini saja cuap aku chek it out ....
___________________________________________________________

ويرفع الفاعل فعل أضمرا # كمثل زيد في جواب من قرأ

# terkadang fa'il dapat marfu' oleh fi'il yang disimpan.
# seperti pengucapan "zaid", ketika menjawab pertanyaan "siapa yang membaca"?

Adakalanya orang jatuh cinta namun memilih untuk menyimpan sejenak perasaan itu, bukan tanpa alasan,namun lebih kerena dia menganggap bahwa cinta untuk saat ini hanyalah sebuah keinginan yang belum mencapai tingkat kebutuhan.
Namun bukan berarti dia melupakan cinta tersebut, dia tetap mencinta namun dengan cara yang samar. Karena mungkin dia berfikir jauh kedepan, mempersiapakan diri sebaik mungkin agar dia menjadi sosok yang pantas.
Lebih tepatnya dia mencinta dengan cara yang berbeda, namun indah.
Karena cinta bukan hanya sekedar tentang merasa nyaman, namun lebih kepada memberi rasa nyaman.
Karena cinta bukan hanya menerima, tapi memberi dan memberi.
*********************************************************************************

Angin berhembus bembuat jilbabnya berkibar melewati lorong halaman pesantren yang luas, jam sudah menunjukkan pukul 23:40, bukan lagi waktu untuk sekedar menulis puisi yang dikumpulkan fahima dalam buku bersampul warna Wardah favoritnya, baginya sudah mulai ingin bercengkrama dengan sang maha cinta atas segala cinta, malam ini dia belum saja sempat melakukan kebiasaan demikian, masih banyak pekerjaan ndalem yang belum ia selesaikan walaupun banyak juga yang membantu ndalem selain dirinya, tetap saja ketua atas semua urusan pemasakan ndalem adalah fahima.

"Mbak tolong ya semua piring langsung dimasukkan kedalam box dan dibawa ke gudang saja, ini sudah malem mbak mbak udah mau istirahat to?". Perintah fahima kepada beberapa santri yang membantu di balik layar suksesnya acara tasyakuran.

"Iya mbak Hima ... Sudah semua, bagian cuci piring juga sudah yang belom perut kita mbak, hehe dari sore belom makan mbak keroncongan ini lho". Ujar si gendut Dhila

"Oh iya astaghfirullah mbak Hima saja lupa Dil kalo belom menyuap nasi, mari makan bersama ada banyak sisa nasi dan lauk tadi, Bu nyai juga udah mengutus mba suruh makan bersama kalian". Jawaban fahima melegakan Dhila yang resah belom makan.

Setelah selesai bersih bersih dapur, mereka semua makan malam dengan selingan candaan si gendut Dhila yang siap menopang segala jenis makanan kedalam perutnya.

"MasyaAllah mba Hima lupa, mba Hima di utus bunyai memberikan makan juga untuk kang Faza sopir pribadi nya Abah yai, kasian dia juga belom makan". Fahima sambil menepuk jidatnya mengingat pesan bunyai tadi sore, tetapi bagaimana ini sudah hampir tengah malam, apakah sopan ia menuju kantor santri putra hanya sekedar memanggil kang Faza, ia mempertimbangkan kemungkinan fitnah yang akan terjadi jika ia nekat melakukannya, tetapi ia juga terus kepikiran amanat dari bunyai yang belum dia laksanakan.

Pondok banin(putra) yang terletak di depan ndalem memudahkan fahima yang ingin menghampiri Faza untuk sekedar memberikan makanan sisa tasyakuran,

Akhirnya fahima membulatkan tekad membuka pintu ndalem samping yang langsung bisa menembus depan kantor putra,
Setelah ia buka pintu dengan selembut mungkin agar tidak meninggalkan bunyi sedikitpun, takutnya mengganggu Istirahat para keluarga ndalem.

Setelah ia buka ada sesosok laki laki duduk di teras depan kantor putra yang masih melafadzkan Kalam Kalam cinta mulia Al Qur'an dengan suara lirih yang hanya didengar orang yang disampingnya, namun memang Faza tidak melihat ada yang sedang memperhatikannya dari samping saking fokusnya dia melalar hafalan. Fahima seketika termenung menyaksikan momen langka itu,

di Atas RindumuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang