RS || CHAPTER 3

6 1 0
                                    

BUDIDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA🗣

              🌻SELAMAT MEMBACA🌻

"Tenanglah kawan akan kuceritakan semua padamu, tapi sebelum itu bagaimana kalo kita sedikit membaca buku itu?tidak ada salahnya kan? " ucap Faldo yang berusaha merebut buku itu yang sedari tadi digenggam Sam.


Namun dengan sigap tangan sam  berhasil menghindarinya.
"Hey,  ini bukan milik kita tidak seharusnya kita membaca buku milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, apalagi sepertinya ini buku harian ?" ucap Sam membolak balikan buku kecil itu sambil mengenalinya.


"Ayolah Sam, kita baca sedikit saja,bukankah kamu ingin begitu tahu siapa pemiliknya? akan kuberi tahu semuanya, tapi mari kita baca sedikit saja" ucap Faldo yang sambil merengek pada Sam.

Namun sam tetap pada pendiriannya ,untuk tetap tidak membuka  buku pribadi milik  orang yang tidak dikenalnya.

Lama sekali si teman membujuk sam untuk membuka buku tersebut, akhirnya si teman agaknya sedikit marah dan meninggalkan Sam yang  masih duduk dikursi panjang dengan seputung rokok yang masih berasap.

Sam duduk merenung  menikmati dinginnya angin yang berhembus malam itu. Angin sepertinya membisikan sesuatu kepadanya, dan membuatnya larut dalam sebuah balutan selembar malam yang beku.

Sam melangkahkan kakinya menuju kamar yang sudah disediakan oleh bos barunya itu untuk ditempati. Seusai menyandarkan payung dan buku itu dimeja sudut kamarnya.

Sam menyibakan tirai dan membuka tirai dan jendela dengan lebar,memaksa angin terserap dalam tubuhnya. Kedua matanya terpejam ,merasakan aroma alam, dan keramaian kota dibawah kamarnya  yang berada dilantai tiga.

Hembusan angin yang semakin lama semakin kuat, memaksa buku kecil yang terbaring dimeja membuka lembaran demi lembaran  kecilnya.  Sam menoleh ,seperti ada magnet yang menarik dirinya mendekati buku kecil  diatas mejanya.

Diam diam air mata jatuh tanpa disadari

Aku coba membersihkannya, menyeka nya berkali kali sepanjang waktu

Meskipun aku hapus ,meskipun aku lupa

Apapun bagaimanapun aku berfikir, tanpamu aku menangis

Aku tidak dapat berkata apapun, kau telah pergi

Itu tidak menyenangkan

Kembalilah tak mengapa...

Kembalilah....

Entah mengapa angin membawa Sam pada lembar itu. Sam membacanya  dengan hati hati dan mencoba aksara demi aksara yang dituliskan pemilik  buku tersebut.

Dalam hatinya tak bergerak ingin  membacanya lebih lanjut  karena ia tak ingin  bertindak tidak sopan dan lancang ,ia hanya ingin mengetahui siapa  nama pemilik buku itu yang masih melekat diatas mejanya itu.

Anehnya sudah lama ia menelusuri  lembaran lembaran buku kecil itu
namun ia tak menemukan satupun nama orang yang tercantum  dibuku itu.

Ia mengurungkan niat untuk lebih  menelusurinya dan memilih menyimpan dilaci mejanya  yang masih kosong.

Sam berbaring  diatas kasur lantainya sembari menatap langit langit kamarnya yang sudah terlihat tua.  Banyak bercaj bercak hitam dan sarang laba laba  menggantung dilangit kamarnya.  Sepulang kerja besok  ia berniat  untuk membersihkan dan mengusir mereka ,tapi tidak untuk sekarang, badannya terlalu lelah akibat perjalanan jauh yang ia tempuh. Ransel yang dibawanya pun belum sempat tersentuh olehnya.

Sam hanya ingin memejamkan matanya dan tenggelam dalam tidur, namun sayang nya  usaha itu digagalkan oleh pikiran Sam sendiri.

Ia teringat dengan perempuan  yang tiba tiba memeluknya, tak peduli dengan  baju yang sudah basah kuyup siang tadi. Ia mulai memutar otaknya dan memikirkan perempuan yang tak sengaja menjadi perempuan  pertama  yang memeluk Sam dengan segenap hati dan perasaannya. Sam dapat merasakannya. Tak dapat dipungkuri  bahwa jantungnya berdegup kencang  ketika perempuan itu  melingkarkan kedua tangan  dibahunya.

Aliran darah seperti dapat dirasakan dengan saking cepatnya, tubuhnya berdesir. Bukan perasaan terkejut  namun ntah apa itu ia sendiri tak berhasil menebak nya.

"Mengapa ia memelukku  seperti itu?apa aku ini mirip sekali dengan orang yang ditunggunya?memelukku dengan cara  seperti  itu tadi ,aku sendir bisa merasakan  begitu rindunya perempuan itu terhadap orang yang ditunggunya. Tapi siapa perempuan itu? dan siapa yang ditunggunya? "  batin Sam berusaha menebak  nebak.  Keningnya berkerut,masih terus memikirkan perempuan yang ditemuinya tadi siang.  Ia juga sendiri bingung  mengaoa ia berminat  memikirkan orang yang tidak dikenalnya.

Belum selesai dengan  masalah siapa pemilik buku dan payung  yang ditemukan nya ,kini pikiran itu  saling bertengjar dibenak Sam.

Kepalanya begitu  berat  ditambah seluruh  badannya dikuasai  oleh rasa lelah.  Ia menutup kedua matanya. Air mata pertanda ia mulai  terserang kantuk  diusapnya,  kini tak ada pilihan lain selain menggelamkan diri dalam selembar malam berhias angin kota yang dingin.  Serangkaian mimpi sudah  siap menantinya  mengantarkan Sam  pada pagi,  dimana ia harus  bekerja.

TBC
***

Jangan lupa baca, comment,  dan vote satu vote dari kalian berharga bagi  ceritaku🌻
Dan jangan lupa follow ig ku
@itsdeviiii_
@callmedeviii

Rainfall StationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang