BUDIDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA🗣
🌻SELAMAT MEMBACA🌻
"Tenanglah kawan akan kuceritakan semua padamu, tapi sebelum itu bagaimana kalo kita sedikit membaca buku itu?tidak ada salahnya kan? " ucap Faldo yang berusaha merebut buku itu yang sedari tadi digenggam Sam.
Namun dengan sigap tangan sam berhasil menghindarinya.
"Hey, ini bukan milik kita tidak seharusnya kita membaca buku milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, apalagi sepertinya ini buku harian ?" ucap Sam membolak balikan buku kecil itu sambil mengenalinya.
"Ayolah Sam, kita baca sedikit saja,bukankah kamu ingin begitu tahu siapa pemiliknya? akan kuberi tahu semuanya, tapi mari kita baca sedikit saja" ucap Faldo yang sambil merengek pada Sam.Namun sam tetap pada pendiriannya ,untuk tetap tidak membuka buku pribadi milik orang yang tidak dikenalnya.
Lama sekali si teman membujuk sam untuk membuka buku tersebut, akhirnya si teman agaknya sedikit marah dan meninggalkan Sam yang masih duduk dikursi panjang dengan seputung rokok yang masih berasap.
Sam duduk merenung menikmati dinginnya angin yang berhembus malam itu. Angin sepertinya membisikan sesuatu kepadanya, dan membuatnya larut dalam sebuah balutan selembar malam yang beku.
Sam melangkahkan kakinya menuju kamar yang sudah disediakan oleh bos barunya itu untuk ditempati. Seusai menyandarkan payung dan buku itu dimeja sudut kamarnya.
Sam menyibakan tirai dan membuka tirai dan jendela dengan lebar,memaksa angin terserap dalam tubuhnya. Kedua matanya terpejam ,merasakan aroma alam, dan keramaian kota dibawah kamarnya yang berada dilantai tiga.
Hembusan angin yang semakin lama semakin kuat, memaksa buku kecil yang terbaring dimeja membuka lembaran demi lembaran kecilnya. Sam menoleh ,seperti ada magnet yang menarik dirinya mendekati buku kecil diatas mejanya.
Diam diam air mata jatuh tanpa disadari
Aku coba membersihkannya, menyeka nya berkali kali sepanjang waktu
Meskipun aku hapus ,meskipun aku lupa
Apapun bagaimanapun aku berfikir, tanpamu aku menangis
Aku tidak dapat berkata apapun, kau telah pergi
Itu tidak menyenangkan
Kembalilah tak mengapa...
Kembalilah....
Entah mengapa angin membawa Sam pada lembar itu. Sam membacanya dengan hati hati dan mencoba aksara demi aksara yang dituliskan pemilik buku tersebut.
Dalam hatinya tak bergerak ingin membacanya lebih lanjut karena ia tak ingin bertindak tidak sopan dan lancang ,ia hanya ingin mengetahui siapa nama pemilik buku itu yang masih melekat diatas mejanya itu.
Anehnya sudah lama ia menelusuri lembaran lembaran buku kecil itu
namun ia tak menemukan satupun nama orang yang tercantum dibuku itu.Ia mengurungkan niat untuk lebih menelusurinya dan memilih menyimpan dilaci mejanya yang masih kosong.
Sam berbaring diatas kasur lantainya sembari menatap langit langit kamarnya yang sudah terlihat tua. Banyak bercaj bercak hitam dan sarang laba laba menggantung dilangit kamarnya. Sepulang kerja besok ia berniat untuk membersihkan dan mengusir mereka ,tapi tidak untuk sekarang, badannya terlalu lelah akibat perjalanan jauh yang ia tempuh. Ransel yang dibawanya pun belum sempat tersentuh olehnya.
Sam hanya ingin memejamkan matanya dan tenggelam dalam tidur, namun sayang nya usaha itu digagalkan oleh pikiran Sam sendiri.
Ia teringat dengan perempuan yang tiba tiba memeluknya, tak peduli dengan baju yang sudah basah kuyup siang tadi. Ia mulai memutar otaknya dan memikirkan perempuan yang tak sengaja menjadi perempuan pertama yang memeluk Sam dengan segenap hati dan perasaannya. Sam dapat merasakannya. Tak dapat dipungkuri bahwa jantungnya berdegup kencang ketika perempuan itu melingkarkan kedua tangan dibahunya.
Aliran darah seperti dapat dirasakan dengan saking cepatnya, tubuhnya berdesir. Bukan perasaan terkejut namun ntah apa itu ia sendiri tak berhasil menebak nya.
"Mengapa ia memelukku seperti itu?apa aku ini mirip sekali dengan orang yang ditunggunya?memelukku dengan cara seperti itu tadi ,aku sendir bisa merasakan begitu rindunya perempuan itu terhadap orang yang ditunggunya. Tapi siapa perempuan itu? dan siapa yang ditunggunya? " batin Sam berusaha menebak nebak. Keningnya berkerut,masih terus memikirkan perempuan yang ditemuinya tadi siang. Ia juga sendiri bingung mengaoa ia berminat memikirkan orang yang tidak dikenalnya.
Belum selesai dengan masalah siapa pemilik buku dan payung yang ditemukan nya ,kini pikiran itu saling bertengjar dibenak Sam.
Kepalanya begitu berat ditambah seluruh badannya dikuasai oleh rasa lelah. Ia menutup kedua matanya. Air mata pertanda ia mulai terserang kantuk diusapnya, kini tak ada pilihan lain selain menggelamkan diri dalam selembar malam berhias angin kota yang dingin. Serangkaian mimpi sudah siap menantinya mengantarkan Sam pada pagi, dimana ia harus bekerja.
TBC
***Jangan lupa baca, comment, dan vote satu vote dari kalian berharga bagi ceritaku🌻
Dan jangan lupa follow ig ku
@itsdeviiii_
@callmedeviii

KAMU SEDANG MEMBACA
Rainfall Station
RomanceAku jatuh tertidur setelah ketawa dan menangis,mangapa?sudah beberapa hari aku seperti ini. Aku seperti gila ingin berjumpa denganmu. Aku seperti tergila gila merindukanmu.Ingin berhenti dan lupakan. Aku sangat lelah.Karena aku begitu lelah.Air mat...