RS || CHAPTER 4

14 0 0
                                    

Budidayakan vote terlebih dahulu sebelum membaca🗣

           🌻SELAMAT MEMBACA🌻


Pagi terlihat  telah muncul meski cahaya matahari kalah saing dengan mendung yang menutup langit. Didepan lemari berpintu cermin Sam berdiri lengkap dengan petugad khas stasiun. Rambut sudah disisirnya dengan rapi dan ia pun sudah siap untuk berangkat menuju tempat dimana  ia harus mengabdikan  dirinya demi mendapatkan uang untuk biaya kuliah adiknya diluar negeri.

Meskipun ia tak begitu yakin  dengan gajinya sebagai pegawai stasiun  dapat membantu banyak ,namun Sam bukan orang yang tepat menyandang gelar  "MUDAH PUTUS ASA". Ia  akan tetap  berusaha  dengan segenap hati demi adik  yang terlanjur ia cintai melebihi cintanya kepada diri sendiri.

Gerimis mulai turun perlahan  lahan namun  semakin deras.  Sudah ia ingin  melangkahkan kaki  dan menjulurkan tangannya  menarik gagang pintu, tiba tiba ia melihat  payung berwarna merah muda bersandar  disamping meja disudut
kamarnya. Ia juga teringat dengan buku kecil dalam lacinya. Hari ini sam berniat ingin mengembalikan kedua  benda temuannya itu  dan menemukan siapa pemiliknya.

"Mudah saja menemukan siapa pemilik buku dan payung itu. Pasti perempuan itu pemiliknya"  ucapan faldo yang ia kenal kemarin masih terngiang jelas diingatannya.  Hal ini membuat sam percaya diri dengan mudah menemukan siapa pemilik kedua benda yang sekarang sudah asa di genggamannya.

Jalan diasrama hingga tempat ia bekerja tak begitu jauh ,hanya saja gerimis  pagi yang  tanpa disadari telah berubah menjadi hujan deras  membuat Sam  harus berhati hati menelusuri  jalan yang licin dan banyak genangan air. Ia tak ingin seragam dinas yang baru saja dikenakan  harus basah dan kotor. Dibukanya payung merah muda ,dan ia mulai berjalan dibawah siraman hujan pagi itu.

Sesampainya ditempat kerja Sam segera bersiap mengeluarkan tenaga yang telah dipulihkan dengan tidur semalam  untuk mulai bekerja.  Tak lupa topi dinasnya pun  ia kenakan sehingga menambah rapi  penampilan laki laki dengan tubuh berotot itu.

"Bagaimana tidurmu semalam anak muda?" suara bos bertubuh gendut itu membuat sam terkejut.

"Emm saya merasa nyama pak. Terimakasih atas tempat  yang bapak berikan " ucap Sam  dengam senyum berkembang di bibir manisnya,sehingga lesung dipipinya terlihat.

"Baik kalo begitu. Selamat bertugas! Saya bangga sekali melihat semangat yang terpancar diwajah anak muda sepertimu. Kalo butuh bantuan apa apa panggil saya dilantai dua.Tolong jangan kecewakan kami yang telah menerimamu" tutur bosnya.

"Saya akan berusaha sebaik mungkin pak " ucap Sam dengan tegas  dan mantap.

"Untuk hari pertamamu kamu akan dibantu oleh Faldo "  mata pak bos berkeliaran menyapu sekitar pegawai kantor stasiun.  "Ahh itu dia orangnya,,, Faldo kemarilah " pinta pak bos. Orang yang dipanggil  itu pun berlari  kecil menghampirinya.

"Senang berjumpa dengan mu lagi teman" ucap Faldo  yang sambil menjulurkan  tangan menjabat Sam , teman yang sempat mengobrolnya kemarin.

" Hai,  senang berjumpa dengan mu lagi teman" ucap Sam yang sambil membalas dan menjabat tangan Faldo.

"Baiklah, saya akan kembali bekerja, kalian kerjakan tugas kalian  dan selamat bekerja" ucap bos yang sambil berjalan menaiki tangga dan meninggalkan Sam dan Faldo.

Hanya tersisa Sam dan Faldo didepan kantor pegawai. Mereka mulai berjalan jalan tanpa tujuan yang jelas.
Mereka hanya berkeliling  sambil bercerita banyak tentang stasiun tempat mereka bekerja dan bercerita tentang kehidupan masing masing.

Sam mulai teringat sesuatu yang menggangu  pikirannya semalam. Tentang pemilik buku harian dan payung merah muda. Ia berniat ingin menanyakan kepada Faldo.

Sam mengeluarkan sebatang rokok dan menyulutnya. Dan menghisap dalam dalam lalu berhembuslah asap  dari mulut dan hidungnya. Sam duduk sudut deretan kursi tunggu yang panjang, Faldo pun mengikut nya.

"Faldo, ada yang ingin kutanyakan padamu" ucap Sam.

"Tanyakan apa yang ingin kau ketahui kawan" ucap Faldo yang sambil menyesap secangkir teh yang dibelinya diwarung didekat kursi tunggu dimana mereka duduk.

"Tentang pemilik payung dan buku harian itu, aku ingin mengembalikan mereka, aku rasa kau sangat mengetahuinya" Sam bertanya ragu ragu.  Ia mengkhawatirkan temannya apabila temannya kembali memaksa membaca buku harian itu lagi,padahal ia sendiri baru membacanya sedikit.

"Kau benar" ucap Faldo yang sambil meletakan gelas teh disampingnya.

"Aku memang sering sekali  berjumpa dengan gadis itu,  Ia gadis misterius. Aku sendiri sampai sekarang masih penasaran dengan  siapa ia sebenarnya" lanjut Faldo.

"Jadi kau tak mengetahui namanya?" ucap Sam mendongkak  menatap teman duduk disampingnya. Rasa penasaran pun mulai mengalir dalam dirinya. Faldo menggeleng pelan sambil menyesap teh  hangatnya.

"Lalu katakan bagaimana aku bisa menemui gadis yang kau katakan" ucap Sam dengan semangat.

"Baiklah setelah kita selesai memeriksa tiket penumpang hari ini  aku akan mengantarkanmu pada gadis itu" ucap Faldo yang beranjak dari tempat duduknya, disusul dengan Sam yang sedang menyadari bara pada rokok disela jarinya telah mendekat.

TBC
***

Jangan lupa baca, comment dan vote satu vote dari kalian sangat berharga bagi ceritaku🌻
Dan jangan lupa follow ig ku
@itsdeviiii_
@callmedeviii

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainfall StationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang