2

434 59 141
                                    

Btw, masih inget nih cerita? Masih ada yang simpen?

Tapi sebelum lanjut baca, gue peringatin ya

Cerita kali ini tuh bedaaaa benget sama cerita no one knows yang dulu

Jadi sebaiknya lupakan ingatan kalian tentang cerita itu.

Soalnya gue sendiri lupa gimana mau lanjutin 😭🤣

Oke, semoga kalian suka yang ini. Konsepnya masih sama aja kok

Selamat membaca













































Krieett

Ruangan ini kembali sunyi setelah bunyi blam pintu tertutup, berikutnya hanya ada suara tap dari setiap langkah seseorang yang baru saja masuk.

Cahaya di sudut ruangan menciptakan bayangannya di dinding. Namun masih terlalu gelap untuk melihat wajahnya dengan jelas.

Dia berjalan ke sisi lain tempat tidur, mengambil ponselnya di nakas, mengecek sesuatu. Lalu meletakkannya kembali ke tempat semula.

Ini adalah...



























Hari ke 6,

Itu berarti sudah enam hari dia menunggu, menunggu seorang gadis yang tengah tertidur pulas di tempat tidurnya tanpa menunjukkan tanda-tanda akan bangun.

Membawa secangkir coklat panas untuk menemani paginya, dia duduk di bingkai jendela kamar, menyandarkan punggungnya di sana, menatap keluar jendela menembus kaca yang berembun, beberapa bulir air luruh, membiaskan lampu kota menjadi kerlap kerlip bintang yang indah.

Iya, untuk hari ini dia tidak meminum kopi pahitnya. Atau dia akan kena omel lagi oleh sahabat kecilnya itu.


Dia meneguk sekali lagi isi cangkirnya, kenapa justru lidahnya terasa getir ketika rasa manis menyapa indera perasanya.

Dia menyerah, meletakkan kembali cangkir itu di sampingnya. Padangannya kembali ke gadis itu. Diam-diam dia memasukkan tangannya ke saku, mengusir rasa dingin yang tiba-tiba masuk.

Kembali sunyi.

Tapi pikirannya penuh dengan berbagai pertanyaan.

Kapan gadis ini akan bangun, apa dia tidak merasa lapar sedikit pun? bagaimana bisa dia tertidur begitu lama, apa dia mengalami koma? Tapi kondisi kesehatannya baik-baik saja, atau... ini semacam Kleine-Levin syndrome? Tapi itu tidak mungkin, dia tidak mengalami gejala-gejala itu.

Dan pertanyaan yang paling penting adalah

Dari mana gadis ini berasal?

Dia berjalan mendekat dan duduk di tepi tempat tidur. Tepat di samping gadis itu.

Dia memperhatikan setiap detail wajah yang tengah terlelap dengan damainya, menyapu setiap inchi garis wajahnya, mulai mengukur seberapa tinggi hidungnya, dan melihat betapa lentiknya bulu mata itu dibawah kelopak matanya yang terpejam tenang, bibir tipis yang membuatnya tampak mungil, dan proporsi pipi yang pas di wajahnya yang oval, gadis ini sangat cantik.

Nᴏ Oɴᴇ Kɴᴏᴡs Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang