London,
Kota dengan langit termendung di dunia, selalu menangis setiap hari selama tiga musim berturut-turut.
Kadang, hari-hari di sini terasa terbalik.
Pagi hari akan terasa seperti sore, ditemani oleh awan kelabu yang mengantarkan rintik gerimis ke tanah kota tua ini.
Sementara itu, malam di sini akan jauh lebih dingin meski ditemani oleh matahari yang bersinar terik.
Aneh bukan?
Memang seaneh itu.
Tapi ada kalanya pagi akan datang dengan langit biru yang cerah dengan awan putih mengembang seperti bunga kol.
Tapi...
Itu juga tidak akan membuat seseorang bernyanyi sepanjang hari, biasanya tak lama setelah tengah hari, hujan akan kembali jatuh.
Seperti sekarang ini...
Gadis cantik yang tengah merebahkan dirinya di kasur, lelah sehabis membereskan kekacauan yang dibuat oleh Na Jaemin, sekarang dia benar-benar merasa seperti babunya di sini.Sisa-sisa bungkus makanan cepat saji dan banyak lagi kaleng soda yang berserakan, membuatnya tak bisa berdiam diri melihat pemandangan ini, dia merelakan waktu istirahatnya untuk membersihkan semuanya dan membuang dua kantung plastik besar sampah ke pembuangan sampah di belakang gedung.
Itu cukup melelahkan, mengingat apartemen ini berada di lantai sembilan.
Tak cukup sampai di situ, dia juga melakukan semua pekerjaan rumah.
Menyapu dan mengepel seluruh lantai, mencuci tumpukan piring dan gelas kotor yang setinggi gunung, beberapa terlihat sudah berjamur, seperti sudah berminggu-minggu dibiarkan begitu saja di sink oleh tuan rumahnya.
Bahkan dia harus usaha ekstra untuk menghilangkan noda berkerak di piringnya, sampai kuku jarinya yang cantik harus patah menjadi korban.
Dia tidak mau tahu! Na Jaemin harus membayar mahal untuk semua ini!
Dia telah membuat Nona muda melakukan pekerjaan rumah?! Yang benar saja!!
Dengan kesal dia memasukkan baju-baju kotor ke mesin cuci. Membiarkan mesin itu mencucinya sendiri.
Mengutuk Na Jaemin dengan segala sumpah serapah yang dia tahu.
Dia meminum segelas air dingin dengan rakus, itu sedikit melegakan ketika memasuki tenggorokannya.
Tak!
Dia meletakkan gelas dengan kasar hingga menimbulkan suara yang keras, dan mulai mengambil nafasnya dengan teratur.
Tapi...
Putri tunggal dari keluarga Lee ini juga sedikit merasa bangga dengan hasil karyanya, itu lumayan untuk seukurannya yang tidak pernah melakukan hal semacam ini.
Bahkan ketika dia berada di mansion ayahnya, dia tidak pernah sekalipun diijinkan untuk menyentuh sapu barang sedetik pun, tentu saja di sana akan ada lusinan maid yang akan siap sedia melayaninya.