[2.] Perjanjian

91 25 3
                                    

Siapa yang tidak kenal Jeka Mahendra?

Setiap penjuru sekolah ini pasti tau saat mendengar nama Jeka. Laki-laki berperawakan tinggi, mempunya wajah tampan yang disegani banyak orang, tapi tidak sedikit juga yang menyukainya. Dia adalah seorang bad boy, ketua geng motor Alaska, yang biasanya sering balapan liar dan tawuran.

Walaupun kesan dari Jeka tidak ada yang bagus, ada satu hal yang membuat orang-orang kagum, yaitu dia punya kepintaran otak. Kepintaran Jeka sudah tidak diragukan lagi, walaupun sering bolos dan tidur di kelas, dia selalu meraih nilai tinggi di kelasnya. Banyak yang berpikir kalau dia itu menyontek tapi laki-laki itu sudah membuktikan kalau dirinya tidak menyontek.

"Woy Jeka! Katanya lo jadi wakil ketua kelas" ujar Vano.

"Tuh gara-gara Arka!"

"Tapi lo juga terima-terima aja kan, pas gue tawarin" balas Arka.

"Terserah lo!"

Jeka sama sahabat-sahabat nya sedang membolos pelajaran. Saat ini mereka semua sedang membolos di atap sekolah.

"Tapi setidaknya lo bisa ngobrol banyak sama Jiyana" kata Vano.

"Kayanya laki-laki disini pada kepicut yah sama Jiyana" balas Jeka.

"Bukan kepicut lagi, tapi emang dia sempurna banget"

Jeka menaikan satu alisnya, "Emang ada manusia yang sempurna?" Tanyanya.

"Jiyana mah bukan manusia lagi, tapi bidadari yang turun dari surga"

"Kau bidadari jatuh dari surga, dihadapan ku eaaa~" Arka malah bernyanyi.

Jeka mengeluarkan rokoknya dan menyalakan putungnya, "Kalau emang Jiyana sesempurna itu, kenapa gak lo deketin aja dia? Lo kan playboy"

Vano menggaruk rambutnya, "Bukan masalah gue playboy, tapi perempuan kaya Jiyana gak bakal mau sama laki-laki kaya kita. Mana mau dia sama yang berandalan kaya kita"

"Udah gitu katanya, Jiyana udah punya pacar" tambahnya.

"Tau darimana lo? Kok gue gak tau" timpal Arka.

"Dulu kan gue pernah deket sama Ayunda, dia pernah bilang kalau Jiyana udah milik orang lain"

Jeka dan Arka mengangguk sambil mulutnya berkata 'oh'.

"Tapi belum ada buktinya kan?" Ucap Jeka.

"Ya emang belum ada sih. Tapi kenapa lo nanyain?" Bingung Vano.

Jeka tersenyum miring, "Selama jalur kuning belum melaju, berarti gue bisa deketin dia kan?"

"Lo suka sama dia?" Tanya Arka.

"Enggak"

"Terus?"

"Cuma penasaran aja"

Vano langsung tersenyum menggoda, "Awalnya sih cuma penasaran tapi lama-lama juga nyaman" ledeknya.

"Gue doain deh Jek" timpal Arka.

Jeka menjadi sangat penasaran untuk mengenal Jiyana lebih dekat. Seberapa sempurnanya kah seorang Jiyana itu? Apa benar dia benar-benar sempurna?

Brakk

Suara pinta yang dibuka dengan keras mengalihkan perhatian mereka bertiga.

"Jiyana?" Gumam Arka dan Vano.

Gadis pemilik nama Jiyana itu menghampiri mereka dengan wajah tak biasa.

"Kamu apa-apaan Jeka! Kamu itu kan wakil ketua kelas, terus ngapain kamu malah bolos disini?" Omel Jiyana.

EIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang