[6.] Pacar Jiyana?

80 20 12
                                    

Jeka melangkahinya kedua kaki panjangnya mencari sosok Jiyana yang sedari tadi tidak ditemui sejak bel pulang sekolah berbunyi. Bahkan saat murid-murid berhamburan keluar untuk pulang, dirinya tidak melihat Jiyana namun tas gadis itu masih ada di kelasnya. Sampai akhirnya dia melihat Ayunda yang sedang berdiri menunggu jemputannya.

"Ayunda!" Panggilnya.

Ayunda menoleh terkejut dengan mata yang terbuka, "J-Jeka?"

"Lo lihat Jiyana gak?" Tanyanya tanpa berbasa-basi.

"J-Jiyana?"

"Iya, Jiyana"

"J-Jiyana temen aku?"

Jeka berdecak seraya memutar bola matanya, "Iyalah emang siapa lagi yang namanya Jiyana di sekolah ini kalo bukan temen lo!" Kesalnya.

Ayunda tersenyum malu, "Hehe maaf, habisnya aku kaget kamu nanyain dia"

"Mana Jiyana? Gue gak lihat orangnya, tapi tasnya masih di dalam kelas"

"Emang kamu mau ngapain nyariin Jiya?"

"Bawel banget, nanya mulu lo! Ditanyanya apa, jawabnya apa!" Jeka lama-lama kesal mendengar jawaban Ayunda.

Yang diomeli malah tertawa cengengesan, "Biar kita ngobrol lama aja" ujarnya.

"Tck, Jiyana mana! Jawab yang benar, kalau enggak lo gue santet!"

"Santet jadi pacar kamu? Aku mau kok!"

Jeka mendesah pelan meredam amarahnya yang mulai naik.

"Nih orang ngeselin banget minta diceburin yah?" Batin Jeka.

Ayunda merapihkan rambutnya, sementara Jeka menatapnya dengan tatapan mata menusuk.

"Jiyana mana Ayunda Mahadewi?" Tanya Jeka mencoba dengan sangat sabar.

"Jiya? Lagi di toilet sih tadi dia bilangnya. Jeka, kamu mau--" ucapan Ayunda terhenti saat mendapatkan Jeka yang sudah tidak ada di hadapannya.

"Loh? Jeka kemana? Perasaan tadi ada di depan, tapi kok sudah menghilang?" Gumamnya kebingungan.

Jeka berjalan menuju toilet sekolah, tapi saat menuju kesana ternyata dirinya sudah bertemu Jiyana duluan yang kelihatannya sudah ingin pulang memakai tasnya.

"Jeka?"

"Kirain kamu hilang!" Kata Jeka.

"Kamu?" Batin Jiyana.

"Kamu manggil aku dengan sebutan kamu?" Tanya Jiyana.

Jeka tersenyum kecil dan menggaruk leher belakangnya malu, "Iya, mulai hari ini kalo ngobrol sama kamu, pakainya aku kamu aja"

Jiyana terkekeh kecil, "Baguslah, itu lebih sopan"

"Mau pulang?" Tanya Jeka.

"Ya iyalah, masa aku tetap tinggal disini"

Jeka berdehem, "Maksudnya mau pulang bareng?"

Jiyana terdiam sejenak, sebelum akhirnya menjawab, "Aku sudah dijemput" katanya.

Jeka mengangguk setengah kecewa, "Gapapa kok, lagian kamu pasti mau ke tempat les kamu kan"

"Iya"

"Ya udah, jalan bareng aja ke depannya"

Mereka berdua jalan bersama ke depan sekolah, beberapa siswa yang belum pulang melirik mereka. Dipikiran mereka adalah bagaimana keduanya bisa berjalan bersama? Benar-benar hal yang langka, seorang bad boy sekolah berjalan dengan good girl sekolah.

EIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang