-Perpisahan itu ada, agar kita bisa lebih menghargai sebuah pertemuan-
-Aldella-
_____________________________
🍂
"Udah gaada yang ketinggalan kan Del?" ucap Satrio menggangkat koper Della kebagasi mobil. Hari ini, hari dimana Della pergi ke Bandung untuk mengunjungi kedua orang tua-nya.
Della akan meninggalkan Jogja selama satu bulan,dan akan bersenang senang dengan keluarganya di Bandung. Membayangkannya saja sudah bikin Della senyum senyum sendiri.
"Gaada bang"
"Yaudah langsung berangkat aja," Satrio masuk kedalam mobil bagian pengemudi. Della yang masih membenarkan sepatunya dengan gerakan yang lambat.
Entah kenapa, Della sedikit sedih karena meninggalkan rumah dan nenek nya. Ada sedikit rasa mengganjal yang tidak bisa diutarakan. Padahal ia hanya meninggalkan kota ini Jogja ini selama satu bulan saja.
Della menggambil handphone nya,lalu berjalan menuju mobil menyusul kakak sepupu dan Omanya.
"Nanti pas di Bandara kamu langsung masuk aja, biar ga ketinggalan pesawat." pesan sang Oma pada Della.
"Iya Oma,"
"Nanti yang di taro di bagasi pesawat koper aja, tas kecil kamu bawa aja"
"Iya oma,"
"Ntar kalo pesawatnya blom dateng kamu beli snack aja, Del"
"Iya bang,"
"Kamu uda pamitan sama Lisa?" Tanya sang Nenek. Della memikirkan Lisa, apa dia datang? Apa dia ikut ke Bandara?apa--- ah sudah lah.
"Katanya sih nanti nyusul di Bandara buat nganter, tapi gatau lagi," jelas Della. Ia sangat mengharapkan kedatangan sahabatnya.
Entah apa yang terjadi Della tidak tau, tetapi entah mengapa jantung Della berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Bahkan tangan nya gemetar sedari tadi. Sebenarnya ia ini kenapa?
Drttt!! Drttt!!
Handphone Della bergetar menandakan ada seseorang yang telpon. Aneh nya, nomor ini tidak ada namanya,siapa yang menelpon Della?
Della menaikkan kedua alisnya dengan tatapan heran."Siapa Dell?" tanya sang Oma."Della juga gatau Ma" ujar Della.
"Yaudah angkat aja barang kali penting" usul Satrio, Della segera menggangkat telpon dari nomor tak dikenal tersebut.
"Hallo, Dela"
Suara dari seberang sana sepertinya Della mengenali suara ini, nampak tak asing bagi Della.
"Woi kampret jawab kek!"
Teriak orang dari sebrang sana. Sepertinya suara Lisa? atau Della salah orang?
"Lisa?"Guam Della.
"Iya ini gue bego! Gue pake nomor baru, normer lama gue keblokir"
Lah malah curhat si bapak?
"Sante buk! Napa Lis?"
"Lis, Lis! dikira gue Lilis!?"
"To the point napa!"
"Eh iye, lo dimana nyet? gue 15 menit lagi nyampe, rada macet soalnya"
"Iye sante gue palingan sepuluh menit nyampe lah, ntar gue tunggu lo! awas kaga dateng, kaga gue kasi oleh-oleh lo!"
tut!
Panggilan terputus, diputus kan secara sepihak dari Della. Saat ini Della sampai di Bandara, dan meninggalkan Sahabat, dan keluarga nya.
Perasaan mengganjal itu datang lagi, ada apa dengan Della?
Della turun sambil membawa ransel kecilnya di punggung dan menarik kopernya menuju dalam Bandara.
Oma memeluk Della dengan sayang,"Hati-hati ya nak, jangan lupa do'a, jangan lama-lama disana nanti Oma kesepian"
"Iya oma, Della pamit dulu ya" ucap Della seraya membalas pelukan sang nenek.
"kaga peluk gue, lo?" Della berganti memeluk sang kakak sepupunya ini. "Jangan lupa oleh-oleh Dell buat abang lo yang ganteng ini"
"Iye, gue pamit bang"
2 menit
3 menit
Oma mengelus pelan rambut Della,"Kok belum masuk, Dell?Nunggu apa?" tanya sang Oma.
"Eum, Della nunggu Lisa, Oma. Katanya dia mau kesini," Della tetap menunggu Lisa, padahal 30 menit lagi pesawat akan terbang.
Pasti akan lama mengantre untuk masuk kedalam pesawat dan mengurus koper di bagasinya, apakah 30 menit cukup? Entahlah.
"Mending lo masuk deh Dell, setengah jam lagi udah landas" usul Satrio. Benar juga, biasanya lebih dari setengah jam untuk mengurus bagasi karena banyak yang mengantre.
Dengan berat hati, Della memutuskan untuk melakukan saran dari Satrio. Della menggambil tas dan menarik kopernya.
"Della pamit Oma, Bang"
"Hati-hati." ucap Oma dan Satrio serempak. Perlahan namun pasti Della berjalan menuju pintu masuk Bandara.
"DELLA!!" ucap seseorang yang pastinya perempuan, karena suaranya begitu melengking.
"DELLA! WOI LO BUDEK APA GIMANA HAH?!" suara itu lagi, dari kejauhan Della melihat sesosok wanita yang berlari menuju arahnya.
Wanita tersebut langsung memeluk Della. Della pun membalas pelukan dari wanita tersebut yang tak lain adalah sahabatnya.
Della meleaskan pelukannya,"Gue kira lo ga dateng Sa!" Lisa yang mendengarnya hanya menyengir, "Macet beb! lo udah mau masuk?" tanya Lisa.
"Iya gue berangkat ya, ntar klo uda nyampe pasti gue kabarin,"
"Ati-ati, jangan lupa do'a, bawa oleh oleh yang banyak, cogan nya jangan lupa bawa, pas pulang jangan lupa bawa pacar"
"Iye iye, kalo pacar mah urusan belakangan, dadah!" Della melepaskan gandengan tangan, dan berjalan menuju pintu masuk.
"DELLA DADAH!!"
🍂
13.00 WIB
Kini Della sudah sampai di Bandara daerah Bandung. Ia sangat senang karena sudah mengginjakkan kaki di sini. Apalagi ini daerah kelahirannya.
Della menarik kopernya menuju pintu keluar, yang disana akan ada kedua orang tuanya dan adiknya. Sesampainya di ambang pintu keluar Della mendengar suara teriakan yang tidak asing baginya.
"KADEL!!
-- b a t a s s u c i --
______________________________
vote comment gan, jangan lupa. gua bru on nih AHAHAHAHHA
ga usah ketawa mks.
-clee
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldella
Teen Fiction"Gue bakal tetep nunggu lo balik kesini, atau kalo perlu gue yang kesana buat jahilin lo" -Alde "Dari ada lo gangguin gue, mending lu cari pacar!" -Della Pertemuan yang abstrud ini mengubah hidup keduanya. Yang awalnya hanya teman main, teman berken...