Di pagi hari Rio menyiapkan makanan untuk adik-adiknya. Saat itu Rio memindahkan nasi dari sebuah panci dandang ke cepon (wadah yang terbuat dari anyaman bambu) kemudian ia menaruhnya di atas tikar tempat mereka makan.
Tak lupa Rio juga menyiapkan piring, sendok, gelas, dan se teko berisi air putih. Lauk pagi hari itu hanyalah telur yang dimasak dadar, Rio pun sudah memotong telur dadar itu menjadi 3.
Setelah siap semua Rio memanggil adik-adiknya untuk segera makan bersama. Disaat Rio, Oga, dan Tono sudah duduk melingkar siRio tersadar ada yang dilupakannya.
Rio: "Tono, minta tolong ambilin krupuk di lemari dapur, mas lupa belum tak bawa ke sini. "
(Tono pun bergegas mencarinya)
Tono: "Mana mas? Kok gak ketemu?"
(Mendengar itu siRio menghampiri Tono)
Rio: "Lah ini sii di atas lemari dapur, makanya cari yang bener"
Tono: "Bilang dong kalok di atas lemari, petunjuknya gak jelas gitu"Di saat Tono melangkah mundur kaki Tono menginjak sesuatu.
Tono: "Aduh, apa ini... Walah kok ada nasi jatuh sih mas? "
Rio: "Oh ya maap, tadi waktu mas mindahin dari panci ada yang jatuh"Disaat Tono mau membuang nasinya Rio menghentikan siTono.
Rio: "Bentar Tono, sini dulu. Bawa sini nasi yang di tanganmu"
Tono: "Buat apa mas?"
Rio: "Udah nurut aja sini! Yang penting nanti kamu diam saja ya, awas kalok kamu ngomong"SiRio pun mengambil nasi di tangan Tono yang tadi telah terinjak Tono. Rio dan Tono pun kembali ke tikar tempat mereka makan.
Rio: "Oga, coba minta tolong ini nasi rasanya keras gak?"
Dengan tidak ada rasa curiga siOga membuka mulutnya dan menerima sesuap nasi dari Rio.
Oga: "Engga kok mas, enak kok."
Rio: "Oh enak yaa??"
Oga: "Ya sedikit ada asin-asinya gitu. Ini mas tambahin garam ya?"
Rio: "Oh endak, ini tangan mas tadi habis megang garam buat masak telur dadar"Dari percakapan itu siTono tertawa terbahak-bahak. Ketika Tono mau menjelaskan bahwa nasi yang disuapin Rio adalah nasi yang sudah terinjak nya, siRio langsung menyuruh siTono diam sambil menahan tawanya.
SiOga sedikit bingung kenapa kakak dan adiknya tertawa hingga terguling-guling. Tapi tetap Rio tidak mau menjelaskannya dan memilih untuk segera menyantap menu sarapan pagi itu.
Setelah selesai sarapan Rio menghampiri Tono dan memberi taunya.
Tono: "Apapun yang terjadi kamu gak boleh berkata yang sejujurnya kepada mas Oga! "
Tono: "Lah kenapa mas? "
Rio: "Udah jangan dibahas! Bahaya! Bisa memecah persaudaraan kita."Tono pun mengangguk sambil kembali tertawa karena tingkah jahil kakak tertuanya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CROT (Cerita Rio, Oga, dan Tono)
Humor3 Bersaudara yang hidup mandiri di tengah kesederhanaannya. Berisi kisah lucu, bijak, sedih, dan bahagia. Semoga bisa mengambil apa saja pembelajaran yang ada di dalamnya. Jangan tiru adegan Jahilnya!