02

3 1 0
                                    

Sekarang aku sudah berada di mobil kak Faro dan aku tidak tau dia mengajakku kemana karena aku tidak tau daerah sini. sudah 4 bulan aku berada di Amerika, tapi satu tempatku aku sangat tidak tau kecuali ya jalan menuju sekolahku.

Bahkan aku pun disekolah tidak mempunyai teman, mungkin belum. Karena ya memang disekolah aku sering mendengar tentang rumorku jika aku jutek, sombong bahkan lainnya.

Tapi aku tidak menanggapinya, aku ingin mencoba untuk tidak bermasalah.
Temanku hanya satu, ya hanya kak Faro.
Dan rumor yang selalu kudengar juga, bahwa aku pacaran dengan kak Faro.
What the hell? Yang benar saja? Pacaran dengan si pria perjaka tua? Astaga lebih baik aku mati saja daripada memiliki hubungan dengan si perjaka tua.

"Hei adik sialan!"

"Apa, kakakku perjaka tua?"

"bisakah kau berhenti meamnggilku perjaka tua?!"

"dan bisakah kau memanggilku adik sialan?!"

"Tidak"

"Ya akupun tidak bisa"

"Terserahlah, sekarang kau mau kemana?"

"Aku tidak tau"

"Kau tidak tau? Lantas mengapa mengajaku pergi adik sialan!"

"Hei kakak perjaka tua, aku tidak tau daerah di amerika. Dan akupun tidak ingin mengetahuinya"

"Terserah kau saja, karena kita tidak mempunyai tujuan maka aku akan membawamu ke apartemen temanku"

"Ya. Terserah kau"

Setelah lamanya diperjalanan akhirnya tiba juga di depan apartemen teman kakakku. Aku mengekorinya dibelakang, apartemennya berada dilantai 3. Aku masuk masih mengekori kakakku, aku melihat didalamnya seperti kamar VVIP. Ini bukan seperti apartemen tapi seperti istana, semua benda, semua yang berada didalam apart itu memang harus dikagumi.

"Hei kita kedatangan tamu cantik" ucap Zac, temannya.

"What? Siapa yang kau bawa faro?" ucap Vano

"Bro, itu pacarmu heh? Sejak kapan kau membawa pacarmu kesini?"

"Diam kalian, jangan berani menyentuh dia. Atau kalian akan ku hajar"

"Kak Faro aku ingin ke toilet"

"Hei bro, sejak kapan kau memiliki adik semanis dia?"

"Disana sweety toiletnya. Mau ku antar? Dengan senang hati aku akan mengantarmu" ujar Zac temannya.

"Diam kau! Jangan menggodanya"

"Jalanlah sendiri, tak perlu diantar kan?" Aku menggelengkan kepalaku yang artinya aku setuju.

Aku pergi sedikit berlari, tapi aku tak kunjung menemukannya. Sungguh apart ini sangat luas tapi penghuninya satu orang? Malang sekali.

Aku melihat pintu di dekat dapur. Mungkin itu toiletnya? Aku coba berlari dan membukanya.

"Ahh.. Fasterr..rafa..."

"Ini sungguh.. Nikmat.."

"cepat...le..bhih..ce..pat..."

"ahhh....."

"ahh...ah...ahh..."

What the fuck? Aku melihat orang yang sedang bermain sex? Astaga. Aku mengerjap atas penglihatanku tadi.

Aku tidak berteriak, tapi aku syok. Beberapa menit kemudian kesadaranku mulai terkumpul. Lalu aku pergi meninggal orang orang sialan itu.

Sangat sial. Ya hari ini benar benar sial. Mataku sudah ternodai 2x. Apakah aku harus mandi kembang tujuh rupa, supaya aku suci kembali.

Rinuncia a teTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang