03

3 1 0
                                    

Esoknya.

Matahari mulai terbit. Menandakan malam akan berganti menjadi pagi. Sekarang tepat pukul 05:00 AM aku sudah beres melaksanakan ritual mandiku.

Wow sangat berkesan. Karena aku sudah bersiap siap sepagi ini. Harusnya aku diberi piala penghargaan karena ini pertama kalinya bagiku untuk bersiap sepagi ini.

Sebenarnya aku sengaja. Kalian tau? Karena belum aku kasih tau, maka akan ku kasih tau sekarang juga. Kalian tau kejadian kemarin? Ya kalian pasti tau lah, karena kalian para readers ku yang setia. Pasti kalian membaca part kemarin kan?

Kembali ke topik. Ya kemarin ketika aku dicium oleh kak Faro. Aku muak dengannya sekarang. Aku tidak rela first kiss ku diambil olehnya. Sialan memang.

Aku berangkat sepagi ini karena aku tidak ingin berangkat bersama kak Faro. Aku masih kecewa dengan perlakuannya kemarin. Bahkan aku tidak bisa menyangkanya jika dia melakukan itu padaku.

Ah sialan. Aku masih saja mengingat kejadian kemarin. Sudah ku coba untuk melupakannya namun itu sia sia. Kejadian kemarin masih terngiang-ngiang di kepalaku. Andai saja kubisa ganti otak seperti patrick, maka aku akan mencobanya untuk menjadi bodoh.
Eh bukan bodoh. Maksudku berubah menjadi pintar. Ah sudahlah, perumahan aku berhayal. Tidak bisa menghilangkan kejadian yang ku alami.

Sekarang aku sedang berjalan kaki menuju sekolahku. Karena sepagi ini mana ada bis yang lewat? Bis hantu sih mungkin ada. Hush makin ngelantur aja nih si author bikin ceritanya.

Ditengah perjalanan aku melihat ada seseorang yang sedang duduk sambil memainkan handphone nya. Kupikir dia hantu, karena masih adakah disini yang berkeliaran sepagi ini dengan memakai seragam sekolah? Mustahil sekali. Ya kecuali dia jin yang bisa merubah wujudnya.

Kupikir aku seperti mengenalinya. Aku mencoba mendekatinya. Aku ingin menyapanya namun mulutku susah untuk mengatakan apapun. Mungkin karena aku memiliki kekurangan. Ya, kekurangan bersosialisasi.

"Hi" ucapku memberanikan diri

"Hi" balasnya.

"hey, what are you doing this early?"

"ha? N-no, I'm not doing anyting"

"Hey, aren't you good at English?"

"hm, yes"

"Where do you come from?"

"Indonesia"

"What? Indonesia. Itu adalah negara kelahiranku"

"Kau pun tinggal di indonesia?"

"Ya, benar"

"Siapa nama mu? Biar aku enak ketika memanggilmu"

"Namaku Farris Valdes, dan kau?"

"Aku Zoya Halcyone. Call me Zoya okay?"

"Ya, dan kau jangan berbicara bahasa Inggris lagi kepadaku. Sungguh aku tak mengerti. Dari dulu aku tak pernah berniat untuk belajar bahasa ini"

"Mengapa? Dan lantas kau sekolah di negara yang memakai bahasa internasional ini?"

"Ya, ini ulah ayahku. Dia memaksaku belajar disini. Supaya aku mendapatkan gelar yang tinggi. Sungguh aneh bukan? Padahal di indonesia juga bisa seperti itu" ucapnya panjang lebar.

"hmm, tapi aku belum pernah melihatmu disekolah. Padahal aku satu sekolah denganmu"

"Ya, karena ini hari pertamaku. Dan pastinya aku akan di ejek disana karena tidak bisa berbicara dengan lancar."

"Jangan pesimis seperti itu, buktinya aku tidak mengejekmu kan?"

"Ya mungkin hanya kau, entah yang lain?"

"Tenang saja, ada aku yang akan membantumu. Kau mau?"

"Membantuku? Sungguh? Apa yang kau inginkan dariku? Uang? Berlian? Rumah? Pesawat sekalipun?"

"Tidak, aku tidak mau apapun."

"Lantas?"

"Aku ingin memilikimu"

"What!? Apa yang.."

"Aku ingin memilikimu sebagai temanku bodoh!" potongku

"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?"

"Dan aku sudah mengatakannya barusan"

"Okelah terserah kau saja. Yang penting kau harus mengajariku berbahasa asing ini"

"Oke deal"

"Deal"

"Btw, kenapa kau ingin berteman denganku?"

"Karena aku ingin"

"Alasan?"

"karena aku tidak memiliki teman"

"What? Apa katamu? Kau tidak memiliki teman? Bodoh! Kau cantik, sexy, bahkan mungkin pintar. Tapi kau tidak memiliki teman? Menyedihkan"

"Diam kau! Ya sudah aku tidak jadi ingin berteman denganmu. Kau menyebalkan!"

"Hei, maafkan aku. Aku butuh bantuanmu. Dan juga ingin kau menjadi temanku"

"Hm"

"Kau marah Zoya?"

"Hm"

"Jangan marah Zoya, nanti aku akan mentraktirmu di kantin sebagai tanda permintaan maafku. Sekaligus merayakan pertemanan kita"

"Benarkah?"

"Ya"

"Kau berjanji?"

"Ya"

"Maka jangan kau menyesalinya"

"Okay, itu mudah bagiku"

Tidak terasa sekarang sudah pukul 06.07 dan aku hampir sampai berada di sekolahku. Ini mengesankan. Akhirnya aku memiliki teman! Yeay aku senang sekali.

Sesampainya disekolah aku berpisah dengan Farris. Karena dia akan berjalan menuju ruangan kepala sekolah, dan aku akan berjalan menuju kelasku.

Dihalaman masih sepi, di taman, dilapang, bahkan dikelas pun masih sepi. Tidak ada tanda tanda kehidupan didalamnya. Mungkin hanya aku yang ada di sekolah ini dengan pagi buta begini. Ya tentunya berdua dengan Farris. Jadi teringat dia, dia memang tampan, keren tapi dibalik kekurangannya dia tidak bisa berbicara bahasa internasional. Miris sekali.

________________

Rinuncia a teTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang